_bagian 21, a boy who wants to be hugged_
"Saat Raja El Jexas II berpulang ke tangan sang Pencipta, si Blo'on menempati urutan pertama suksesi takhta. Saat itu dia berusia 20 tahun, tapi kutukan dari luapan jiwa Pilar Bumi dalam dirinya membuat dia berhenti tumbuh diumur 13 tahun. Perkembangan mental anak itu pun ikut menetap di usia fisiknya.
"Bocah yang malang. Banyak orang memperlakukannya seperti sampah. Satu persatu orang yang dia percaya mati oleh kutukan. Hingga kemudian hiduplah dia di kastil sebatang kara. Tanpa tahu arah dan perkembangan jaman."
Rene merapatkan jubah milik Julio pada tubuhnya sendiri. Aroma cendana khas pria itu entah mengapa membuat hatinya tenang. Dia tidak memungkiri bahwa hawa kastil memang sedingin itu dan kain hitam yang sedari tadi membungkus tubuhnya ini cukup melindunginya tetap hangat. Sembari berjalan sendiri menyusuri halaman kastil, Rene terus memikirkan perkataan Vlad.
"Setelah puluhan tahun berlalu, aku berhasil menemukannya, Bayi. Dalam keadaan tanah El Jexas telah dilahap oleh samudra. Semenjak itu aku berpikir mungkin saja takdir telah berubah. Bisa jadi Pilar Bumi akan bangkit dari anak itu atau salah satu keturunanku kelak.
"Begitulah pada akhirnya kami hidup bersama. Aku sengaja membuat bocah tolol itu tertidur lama dan baru membangunkannya ketika aku merasa hawa kehadiranmu, yang seorang keturunan Devinter dengan bakat kekebalan, akhirnya dilahirkan ke dunia."
Langkah Rene terhenti, perhatiannya terpaku pada sosok pria tinggi yang beberapa menit lalu menjadi bahan perbincangannya dengan sang kakek. Julio, laki-laki pendiam itu masih setia menemani Remus bermain lempar ranting. Sosoknya tampak tenang dan tangguh, seolah tak menanggung beban apapun di pundaknya. Membuat dada Rene menyeruak oleh rasa sesak.
"Kamu tidak kedinginan?"
Julio menoleh. Gadis yang diculiknya itu entah sejak kapan sudah berada di balakangnya. Masih dalam keadaan kaki telanjang.
"...,"
Rene menghela nafas. Sepertinya sia-sia menunggu Julio berbicara. "Lebih baik pakai saja jubahmu ini sendiri. Aku tidak begitu kedinginan, kok." Meskipun badan Julio kekar dan jantan, manusia tetaplah manusia. Hawa dingin tidak mungkin takut padanya.
Julio segera menahan Rene melepas jubahnya dan tanpa bertanya menggandeng tangan gadis itu, menududukkannya ke sebuah batang pohon yang sudah ambruk.
"Apa?"
"...," Julio berlutut, memakaikan sepatu perempuan di kaki Rene.
Dia seakan-akan sudah menyiapkan sepatu itu sebelum Rene datang. "Ini sepatu siapa?" Jika pria itu mengambilnya dari dalam kastil, apa mungkin sepatu ini milik ..., "Ibumu?"
Julio mendongak. Senyum sabitnya menjadi sebuah pertanda dia menjawab, 'ya'.
Melihat senyum itu, Rene membuang muka tak suka. Itu beda dari senyum licik Demian. Senyum Julio benar-benar tulus dan tidak ada maksud tertentu. Namun justru itu yang membuat Rene merasa terbebani.
Dia sudah memperlakukan Julio semena-mena, menuduhnya, mengatainya, menghinanya. Meskipun tahu mereka pernah menjadi teman berkirim surat. Tapi laki-laki itu tetap diam saja. Seolah semua perbuatan kasar Rene merupakan hal wajar yang Julio terima.
Rene memperhatikan Julio selama pria itu memakaikannya sepatu. Julio El Jexas sudah hidup begitu lama. Dia pernah menjadi raja meskipun masih sangat muda. Dan saat itu pula dia mengalami penderitaan yang amat berat. Dipermalukan rakyat sendiri, ditinggal orang-orang tersayang, dan menjalani hidupnya selama ratusan tahun dalam rasa bersalah. Tapi betapa mahirnya Julio menyembunyikan luka dan menunjukkan senyum setulus itu padanya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Young Lady's Bodyguards (TAMAT)
Fantasy"Min pas kóntra sti moíra, ketika takdir melenceng dari yang seharusnya." Aku hanya seorang gadis yatim piatu. Namun suatu hari ketika aku terbangun, hidupku sudah dikelilingi oleh ayah protektif dan tiga kakak lelaki yang super gila! WARNING (16+) ...