with delein

13.5K 2K 466
                                    

FYI, MAAF BANGET. AYOK KOMEN YANG BANYAK BIAR BHER SEMANGAT. TAPI JANGAN KOMEN NEXT APALAGI SAMPAI SPAM. BHER GAK MARAH, CUMAN KESEL AJA WKWK.

THANKS AND ENJOY IT😘
_______________________________________
____________________

_bagian 2, with delein_

"Siapa kamu?"

"Ku rasa kita harus mulai dari awal lagi." Tangan pria muda itu terulur, menepuk pelan puncak kepala Rene. "Aku Delein, kakakmu."

Rene menatap lekat-lekat wajah 'lelaki yang mengaku sebagai saudaranya' dengan kaki berjinjit dan mata menyipit. Sambil menilai, dia menempelkan jari telunjuknya ke dagu. Benar kata Krista, laki-laki di depannya ini memiliki badan tinggi yang luar biasa indah. Selain itu, dia punya hidung mancung, kulit putih, gigi taring menonjol, dan bekas luka memanjang yang membelah alis kanannya.

Ditatap intens begitu, tentu saja Delein malu. Terbukti dari daun telinganya yang memerah. "A-apa?" gugupnya mundur.

Masa iya aku punya saudara setampan ini. Rene membandingkan hidung Delein dengan hidung mungilnya sendiri. "Kamu bohong, ya?"

"Ti-tidak. Aku tidak bohong!"

Rene melipat tangan di dada curiga. "Kata Ibu Pengasuh, penipu tidak mungkin mengaku kalau dia penipu. Aku tidak boleh bicara sama orang asing karena dia bisa jadi seorang penipu."

Delein menepuk-nepuk dirinya sendiri, bingung bagaimana cara menjelaskan hal yang sudah jelas. "Tapi aku bukan orang asing, apalagi penipu. Aku ini kakakmu."

" ..., "

Delein tercengang. Dia baru tahu orang yang hilang ingatan sikapnya bisa berubah 180 derajat pada orang yang dulunya sangat dekat. Padahal dulu Bell kecil mudah sekali aku dekati. Del menenteng tangan di pinggang sembari memperhatikan gerak-gerik waspada gadis di hadapannya. Strategi apa yang harus aku gunakan untuk mendekatimu sekarang?

Putra ketiga Kaizel itu lantas mengeluarkan lolipop strowberry dari saku cargo-nya secara cuma-cuma. "Mau ini?"

Alih-alih menolak, Rene justru merampasnya dari tangan Del secepat kilat. "Mau."

Delein tertegun lagi. Entah mengapa sikap adiknya jadi sedikit mirip ayahnya. Pemuda itu menyembunyikan tawanya dengan berdeham. "Aku punya istana permen. Kalau kamu percaya aku kakakmu, kamu boleh masuk ke situ kapan saja."

Sesungguhnya Rene cuma ingin menggoda Delein. Sambil mengemut lolipop yang membuat pipi kirinya menggembung, gadis itu mengangguk. "Aku percaya."

"Benarkah?!"

"Iya."

Dalam hati Del bersorak.

Permen, berhasil. Apalagi yang bisa membuat adiknya tertarik? "Bell, kamu punya waktu senggang, kan?"

Rene mengangguk.

"Berkuda denganku, mau?"

Mata Renebell membulat sempurna. "Kuda? Hewan besar yang kakinya 4 itu?"

Delein tersenyum gemas. "Benar. Ayo naik bersamaku."

Rene sedikit ragu. Pasalnya dia merasa tidak pernah menunggangi kuda. "Tapi-,"

Young Lady's Bodyguards (TAMAT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang