First Day

80 21 6
                                    

Chifuyu dan Baji saling menceritakan kehidupan pribadi masing-masing. Mulai dari tragedi menyedihkan, momen berharga dan indah hingga hal-hal yang konyol dan membuat malu. Tanpa sadar Chifuyu sudah merasa amat-sangat nyaman berada di sekitar Baji, begitu pula sebaliknya. Keduanya sudah berteman dengan baik, namun teman macam apa yang saling bersentuhan dan berbicara sambil memeluk? Tentu bukan teman biasa.

"Jadi kamu pernah bikin kepala anak orang bocor? Chifuyu? Beneran ini? Cipuynya aku?" Tanya Baji terkejut. Beberapa jam lalu Chifuyu masih mengomel soal namanya yang diubah menjadi Cipuyku, kini ia sama sekali tak mempermasalahkannya.

"I-iya dia soalnya ngeselin kak! Masa dia ngatain Kak Mikey kontet...aku gak suka kakak ku dikata-katain begitu" Protesnya. Baji masih memproses pembicaraan yang sedang terjadi. Jemarinya tak henti menyisir helaian demi helaian rambut Chifuyu yang dianggapnya lembut itu. Baji mulai berfikir untuk meniru style undercut milik Chifuyu.

"Lha...ini kapan? Pas kapan? Kok Mikey gak bikin tu orang sekarat?" Baji terheran-heran.

"Pas SMP dulu kak...kak Mikey gak ada. Waktu itu pas pulang sekolah aku gak sengaja jatohin vas bunga guru dan temen-temen dari kelas lain yang lihat langsung ngata-ngatain aku. Ya gak masalah sih, tapi habis itu ada satu orang yang langsung ngaitin ke kak Mikey! WOAH! Kesal lho aku!" Sorak Chifuyu berapi-api. Baji terkejut bukan main. Sungguh seperti dua orang yang berbeda yang tengah dilihatnya. Chifuyu yang ia lihat di stasiun tadi pagi dan Chifuyu di apartemennya sungguh seperti dua kepribadian yang berbeda. Lelaki yang sekarang dilihatnya begitu ekspresif saat bercerita.

"Terus kan...aku banting badannya, abis itu aku juga yang nangis karena dia kesakitan terus harus dibawa ke rumah sakit. Aku beneran gak sadar udah nginjak tangannya sampe memar. Dan pas di rumah sakit setelah cek ternyata kepalanya bocor. Waktu itu orang rumah panik, Kak Ichi ngira aku yang dibanting. Kak Mikey murka sampe marah-marah di rumah sakit, padahal aku yang bikin anak orang terkapar. Terus aku ditampar sama kakaknya temenku yang sekarat itu, timingnya jelek banget karena kepergok kak Mikey dan kakak tahu sendiri lah sisanya gimana" Ucap Chifuyu.

"Hmm? Gimana sisanya? Kakak kan gak ada disitu begoo! Cerita setengah-setengah nanti pas mimpi dikejar tukang jagal lho!" Goda Baji berbisik tepat di telinga Chifuyu membuat yang lebih muda itu bergidik ngeri. Ia menoleh kebelakang dan mendapati Baji dengan eskpresi usilnya sambil mengeluarkan ujung lidahnya, mengejek Chifuyu.

Jantung Chifuyu masih berdetak tak karuan sejak tadi. Sejak awal Baji menyuapinya yakisoba peyoung, hingga Baji mengangkat tubuhnya dan merengkuhnya dalam pelukan lelaki bersurai hitam itu.

"Ya-yaa sisanya Kak Mikey nyeret kakaknya si temenku ke luar rumah sakit dan nonjokin dia, jadi yang sekarat dua orang. Hahahaha!" Ucap Chifuyu. Baji bahkan tak heran dengan kelanjutannya.

"Kakak...pernah celakain orang juga?" Tanya Chifuyu. Baji hampir tertawa kencang namun ditahannya. Ia mengeratkan pelukannya pada Chifuyu. Meletakkan dagunya pada bahu lelaki itu. Chifuyu ingin sekali protes karena hembusan nafas Baji langsung mengenai telinganya dan itu yang menjadi penyebab jantungnya berdetak tak karuan.

"Pernah...tapi gak kakak hitung berapa" Jawab Baji. Lelaki bertubuh jangkung itu mati-matian menahan hasratnya untuk mengecup leher Chifuyu.

"Banyak ya? Sepuluh orang?" Tebak Chifuyu. Baji terkekeh pelan.

"Hampir seribu Cipuyku..." Ucapnya. Oke, Baji kalah. Kalah telak. Ia mulai menempelkan hidungnya ke kulit leher Chifuyu.

Chifuyu sendiri berusaha menenangkan dirinya, fokusnya tak lagi pada pembicaraan yang sedang terjadi. Ia bahkan tak mempermasalahkan jumlah orang yang pernah dicelakai Baji. Otaknya dipenuhi oleh 'kenapa kita harus duduk di posisi kayak gini, terlalu deket, aku gak tahu kak Baji ngapain aku gak bisa lihat dan aku deg-degan'.

Cry Baby Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang