Restart

48 9 4
                                    

Chifuyu terdiam. Menunggu bisa menjadi hal yang paling memuakkan dimuka bumi, terlebih jika yang kau tunggu tak bisa kau temui secara langsung. Semua rasa tak enak serta kekhawatiran berlebih hanya akan menggerogoti pikiran. Namun sekarang kita berbicara tentang Chifuyu. Lelaki yang nampak luarnya sangat rapuh namun di dalam sangatlah kuat, cerdas-nyaris jenius, dan juga pembangkang. Sebagian sifat Mikey yang walaupun tidak sedarah mengalir di darahnya. Emma dan kak Shin nya masih setia menemaninya.

"Abang ga ke rumah sakit? Yakin gapapa nungguin disini?" tanya Emma. Shin melirik ragu pada Chifuyu yang tengah tertunduk lemas setelah mengamuk beberapa jam lalu.

"Susulin aja kak, biar aku tenang. Kabarin aku...soalnya semua anak-anak yang nyusulin dan pergi gak satupun yang balas chat ku di gc...aku khawatir, bisa-bisa stres aku" Ucap Chifuyu lemah.

"Kamu jangan kemana-mana dulu ya tapi? Janji?" Tanya Shin. Chifuyu mengangguk.

"Yaudah kakak susulin ke rumah sakit. Em, baik-baik ya berdua"Ucap Shin dan menghilang ke arah pintu keluar. Sunyi.

"Puy...yang kuat ya..." Ucap Emma sambil memberinya segelas cokelat hangat. Chifuyu menerimanya dan memegangnya dengan kedua tangan.

"Makasih ya Em, harusnya sih Baji yang disemangatin" Ucapnya lirih.

"Lu juga harus dong, kalo lu lemes, loyo, sedih...gimana Baji mau semangat? Baji bilang lu dunia dia, kalo dunia dia ikutan collapse, ga ada yang bisa selamatin Baji kalo jatuh, kan?" Ucap Emma sambil mengusap punggung sepupunya itu. Chifuyu tercengang. Tak terpikirkan olehnya bahwa Baji pasti akan mengatakan hal serupa jika saja ia menyaksikan keadaan Chifuyu saat ini.

"Emma... makasih banyak ya" Ucap Chifuyu setelah mendapat kekuatan lagi dari keluarganya.



____________



Sudah lima hari sejak Baji dirawat inap. Keadaannya mulai membaik namun sama sekali belum sadar. Chifuyu selalu datang dan rajin menceritakan apapun yang terjadi di sekolah, bunkasai yang sudah selesai, kehebohan anak-anak, dan penampilannya saat berada diatas panggung. Tidak sekalipun Chifuyu nampakkan sedihnya di hadapan semua orang, namun satu orang yang entah mengapa sulit sekali dibohonginya. Ryusei.

"Jelek lu diem-diem nangis di balkon rumah sakit...mau rokok gak? Gua beliin deh" Ucap pemuda yang sejak tadi menemani Chifuyu menangis.

"Kagak baik tau di rumah sakit lu malah ngerokok...buang gih ntar ketahuan suster" Omel Chifuyu. Ryusei lantas menghembuskannya dan tertawa kecil.

"Lu tahu gak, kenapa Baji gak pernah kelihatan barengan cewek?" Tanya Ryusei tiba-tiba. Chifuyu menoleh dan menggelengkan kepala.

"Karena gua selalu bilang ke setiap cewek yang deket dia kalo dia gila" Ucap Ryusei sambil terkekeh, sukses membuat Chifuyu ikut tertawa dan menyeka air matanya.

"Dia beneran gak sih pernah bakar mobil orang?" Tanya Chifuyu, mulai hilang sedikit demi sedikit sedihnya.

"Seriusan njir! Tanya Kajut dah kalo gak percaya gua lu...gila kan, dah gua bilang! Lu bisa jadian sama dia tuh aneh banget! Tapi gua bersyukur soalnya akhirnya dia dapetin yang emang bener-bener dia butuhin. Gua lega lu pacarnya Baji, Puy" Ucap Ryusei sambil mengusap helaian pirang Chifuyu sambil tertawa kecil.

"Kalo kak Baji bangun, dia pasti ngomel lu elusin rambut gua sekarang ini" Ucap Chifuyu.

"Iya kan hahaha! Dia pasti bakal bilang, 'jauh-jauh lu kontol!' gitu" Ejek Ryusei. Keduanya tertawa.

"Enak bener kayaknya ghibahin gua ya?" Tanya seseorang dengan suara lemahnya dari belakang Ryusei dan Chifuyu. Keduanya terkejut, terlebih Chifuyu.

Baji Keisukenya sudah siuman, bahkan sudah berjalan ke arahnya. Tanpa aba Chifuyu merengkuh kekasihnya itu erat-erat. Menangis sejadi-jadinya.

"Kakak! Kak...ayok tiduran lagi kakak belum boleh banyak gerak!" Omel Chifuyu. Ryusei menyeka air matanya dan tersenyum senang.

"Tai kelamaan lu tidur! bikin gaenak perasaan aja lu bangke!" Omel Ryusei dan membantu Baji berjalan ke arah ranjangnya. Lelaki itu duduk disana dan tak putus memandangi Chifuyu.

"Ah dah lah alamat jadi obat nyamuk gua, ijin keluar deh ya ngasih tau yang lain kalo lu udah sadar, Puy jagain gorilla kita ya" Ucap Ryusei sambil menepuk bahu Chifuyu dan beralih keluar ruang rawat.

"Sayang maafin kakak ya" Ucap Baji sambil mengusap punggung tangan Chifuyu.

"Besok-besok aku ga mau tahu, kakak kemana-mana gak boleh sendirian!" Ucap Chifuyu dan memeluknya lagi, memeluk Baji Keisuke kesayangannya lagi.

"Siapa yang ngide motongin rambut ku deh?" Tanya Baji tak senang. Chifuyu tertawa dan menunjuk dirinya sendiri.

"Hmm aku suka, gapapa" Ucap Baji, berubah seketika.

"Dih, padahal tadi kayak gak seneng banget gitu" Chifuyu tertawa geli.

"Gimana masalah yang nyerang aku kemarin?" Tanya Baji tiba-tiba teringat.

"Udah dimasukin papa kakak ke polisi dan seminggu lagi bakal diadain pengadilan soalnya papa kakak nuntut orang yang nyerang, mereka ternyata musuhnya papa kakak...gitu sih denger-denger ceritanya. Bukan orang yang berurusan sama kak Sanzu kemarin" Jelas Chifuyu, entah mengapa membuat Baji lega.

"Kamu baik-baik aja?" Tanya Baji sambil mengusap sayang kedua pipi Chifuyu. Lelakinya itu menggeleng lemah.

"Belum baik-baik aja, soalnya kakak belum sepenuhnya pulih...tapi aku bersyukur kakak udah siuman, Aku kangen banget" Ucap Chifuyu dan mengecup kedua pipi Baji hingga menimbulkan rona merah yang menjalar hingga ke telinga. Suara langkah kaki beberapa orang nyaring terdengar mengarah ke ruang rawat Baji. Chifuyu menatap Baji dan tersenyum lebar.

"Siap-siap ya...bakal banyak yang dateng" Ucap Chifuyu.

"Bajiiiii!!!!" Mikey menghambur kepelukannya. Yang lain masuk dan melakukan keributan. Ruangan yang semula damai dan tenang berubah kacau dalam hitungan detik.

"Bangsat bising banget anjiiiing, lu pada diem kenapa?" Protes Ryusei.

"Iyaa ntar gua diomelin susternya, lu kira ini rumah sakit gua sendiri hah?!" Omel Baji.

"Kan ruangan lu emang vvip Ji. lu pikir mana boleh orang sebanyak ini jenguk lu sekaligus?" Ucap Mitsuya. Baji terdiam, ia lupa bahwa ayahnya kaya raya.

"Gua dah hubungin papa lu, abis meeting dia kesini bro...gila lu lima hari tidur dah kayak beruang hibernasi aja" Ejek Ran sambil mengacak helaian rambut Baji.

"Gua kayaknya ngelewatin banyak hal ya...apakah abang Shin udah dapet pacar?" Tanya Baji yang disambut gelak tawa oleh yang lain.

"Maksud lu apa ya Ji ngejekin cowok gua?" Tanya Wakasa yang bersandar di dinding belakang bersama Chifuyu. Baji terperangah.

"LAH...KAK ASA?! LU KAPAN DATENG?!" Tanyanya heboh.

"Udah lama adek...lu tuh kelamaan tidur" Jawab Asa sambil tersenyum.

"Apa jangan-jangan udah balikan?" Tanya Baji. Serentak beberapa orang diruangan itu menepuk dahinya. Chifuyu menggeleng pelan.

"Doain aja ya Ji, soalnya Shin lemot" Ucap Wakasa dan mengangkat rokoknya, mengisyaratkan dirinya ingin merokok di balkon.

"Asa, Sa tungguin" Panggil Shin dan mengekor.

"Baji...lu emang paling jago banget ya bikin dua orang teguran lagi" Ucap Sanzu.

"Keahlian Baji selain bikin Cipuy salting" Ucap Izana sambil merangkul Sanzu.

"Jangan senggol-senggol aku deh kak! aku masih ngambek soal kakak ajak Peke J tidur dikamar kakak ya!" Omel Chifuyu.

"Kan Mikey yang ngide begitu, woi lu tanggung jawab nih adek marahnya sama gua anjing" Ucap Izana. Mikey menjulurkan lidahnya jahil.

Baji bersyukur masih bisa melihat semua teman-temannya, terlebih Chifuyu dalam keadaan baik-baik saja. Namun sesuatu seperti mengganjal dalam hatinya, ia susah sekali untuk mengingat dan memastikan apa yang mengganggunya. Namun untuk saat ini ia memilih untuk diam dan mengabaikannya. Ia sudah membuat banyak orang khawatir dalam satu minggu penuh, ia tak ingin membuat masalah lebih jauh lagi.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Nov 08, 2022 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Cry Baby Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang