Retrouvailles

36 12 0
                                    

Haruchiyo melajukan mobilnya ke kediaman Haitani. di telinganya sudah tertempel telpon kepada Senju. Namun tak kunjung tersambung. Maka Sanzu beralih menghubungi Mikey. Tanpa berlama-lama menunggu, teleponnya diangkat setelah dering pertama.

"Baji anjing lo! Gua takol ya rambut lo! Hah?!...Iyaaa! Nggak, Gak usah gua udah pesen sama Cipuy tadi, dia yang bawa...OH! Halo Haru? Kenapa?" Tanya Mikey yang nampaknya masih berkumpul di lapangan tadi.

"Key...Nju disitu gak sama lo?" Tanya Sanzu dengan suara tenangnya.

"Sekarang nggak sih, dia lagi ke ruang guru sama Emma...hapenya mati soalnya habis baterai, ada pesen kah?" Tanya Mikey sambil memutar-mutar kunci motornya diantara sela jari.

"Nju balik sama lo aja ya, Key? Gua ada urusan sebentar...tolong kasih tau anaknya ya" Ucap Sanzu. Sambil membelokkan stir mobilnya ke arah perumahan milik keluarga Haitani.

"Yah, padahal kita udah pesenin ramen buat nanti, Kirain lu jadi nongkrong ama kita...yaudah nanti gua kasih tau...lo lagi nyetir ini? Hati-hati, Ru" Ucap Mikey yang memasang senyum sumringah saat dilihatnya Chifuyu sudah kembali dari kedai Dorayaki tak jauh dari sekolah.

"Iya Key...thanks dude" Sanzu mematikan teleponnya. Rindou sudah terbangun sejak awal Sanzu menelpon Mikey. Ia hanya terdiam memandang kosong ke arah depan. Sikapnya seakan tak ingin berada di satu tempat bersama Sanzu, namun hatinya tak bisa berbohong. Rindou senang bukan main saat tahu ia akan bertemu dengan Nyanyu nya hari ini.

"Maafin aku, Nyo" Ucap Sanzu seraya menepikan mobilnya tepat di depan rumah Haitani.

"Buat apa maafnya kalau gak ada gunanya juga...Makasih udah anterin aku pulang ya..." Rindou menatap seseorang yang baru saja keluar dari rumahnya. Izana.

"Makasih juga..." Ucap Sanzu dengan kalimat yang menggantung. Diikutinya arah mata Rindou memandang, didapatinya Izana tengah menunggu tepat di depan mobilnya.

"Gua perlu keluar nganter lu gak? Biar gak salah paham" Tanya Sanzu merasa tak enak pada Rindou.

"Nggak...gak perlu..." Rindou membuka pintu mobil dan menutupnya perlahan. Sanzu hanya bisa melihatnya berjalan menjauh ke arah Izana dan memeluk lelaki itu. Izana balas memeluknya dan menatap wajah kekasihnya itu penuh tanya. Sanzu yang menyaksikan semua itu hanya bisa menahan sakit dihatinya. Rindou menoleh sekali lagi ke arah Sanzu, dengan air mata yang terjatuh ia tersenyum manis pada Sanzu sebelum akhirnya menghilang dari balik pagar rumahnya.

"Gak mampir lu, Ru?" Sorak Izana. Sanzu menurunkan kaca mobilnya dan mendongakkan kepalanya keluar.

"Nggak bro, mau jemput kak Omi...duluan ya gua" Dusta Sanzu. Izana mengangguk sambil mengacungkan ibu jarinya. Dengan cepat di tutupnya kembali kaca mobil itu dan segera pergi dari sana, semakin lama ia disana akan semakin sesak rasanya. Baik untuk dirinya sendiri maupun untuk Rindou.





#%#%#%#%#%#%#%#%#%#%#%#%#%#%#%#%



"Kak Chi...Luna mau yang rasa kacang merah kayak punya kak Jiro" Bisik gadis kecil berambut lilac yang tengah duduk manis di pangkuan Baji. Seperti yang pernah dijanjikan oleh Mitsuya, hari ini ia membawa kedua adiknya ke kediaman Sano. Ini bukan yang pertama kalinya untuk Luna, namun ia masih sedikit merasa canggung karena sikap dingin Mikey yang anehnya justru membuat gadis kecil itu makin ingin mendekatinya.

"Maaf ya Luna, tapi itu punya kak Mikey...agak susah mintanya" Ucap Chifuyu dengan muka lesu. Ia ingin sekali memberikannya pada Luna, tetapi ia amat sangat malas berdebat dengan kakak lelakinya itu. Luna hanya bisa tersenyum pahit dan menatap Mikey dari kejauhan. Mitsuya, Kazutora, Emma, dan Senju tengah bermain dengan Mitsuya ketiga yang paling muda, Mana. Tingkahnya yang lucu membuat orang-orang diruangan itu dengan mudah jatuh hati padanya.

Cry Baby Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang