Like you do

77 15 8
                                    

Baji masih memutar-mutar gelas yang diletakkan Chifuyu beberapa menit lalu. Ia bilang ada yang aneh dengan gelas itu sehingga tak mau memakainya untuk minum. Namun Baji tak menemukan satu keanehan pun pada benda keras penampung air itu.

"Dimananya sih Puy? Ini kan baru banget dibeli sama Ran'' Ucap Baji.

"Aneh kak....seriusan gak mau make itu buat minum'' ucap Chifuyu sambil menyeka hidungnya. Entah sejak kapan ia terserang flu. Baji dengan cepat mengambil tisu dan mengusap hidung Chifuyu perlahan.

"Kamu sejak kapan flu nya sih kecil, hm?'' Tanya Baji sambil mengusap helaian rambut Chifuyu dan menyisirnya kebelakang menggunakan jemari panjangnya.

"Mungkin beberapa jam lalu pas kakak telanjangin'' ucap Chifuyu mengingat-ingat kejadian panas beberapa jam lalu bersama Baji diatas ranjang rumah sakit itu. Baji menempeleng kepalanya pelan sambil menggertakkan deretan giginya. Chifuyu tertawa terbahak melihat ekspresi Baji yang panik mendengar ucapannya.

"Tapi kan celana kamu gak kakak copot'' elak Baji.

"Emang, tapi kontolku abis dikocokin...terus ac nya juga kenceng...ya kan kak Kei?'' Ucap Chifuyu. Baji jengah mendengar ucapan-ucapan erotis yang sengaja Chifuyu keluarkan dari mulutnya dengan satu gerakan tangan si surai hitam berhasil merengkuh Chifuyu dalam dekapannya dan menatap wajah si netra biru dengan tatapan paling dingin yang pernah Baji lakukan pada seseorang.

Namun sekali lagi, Chifuyu Matsuno justru tergila-gila akan ekspresi diktator macam itu.

"Mulutnya Cipuy kotor banget sekarang, mau kakak hukum kah?'' Ancam Baji sambil memijat belakang leher Chifuyu.

"Kan aku ngomongin yang sebenarnya kejadian tadi lho...salahku dimana coba?'' Protes Chifuyu, semburat kemerahan menghiasi wajahnya, membuat Baji untuk kesekian kalinya mati-matian menghalau hawa nafsunya.

"Iya tapi kan gak perlu di omongin terang-terangan juga Chifuyu sayang'' bisik Baji dengan suara dinginnya itu. Sukses menyihir indera pendengaran Chifuyu, mengaktifkan ribuan kupu-kupu di dalam tubuhnya.

"Emang mau hukum gimana?'' Tantang Chifuyu seakan tak ada hari untuk esok. Baji menyeringai memamerkan taringnya.

Chifuyu kacau hanya dengan memandangi ekspresi Baji barusan. Jantungnya kembali berdetak keras dengan tak tahu dirinya. Baji mendekatkan wajahnya pada wajah Chifuyu. Sedetik kemudian bibir tipis milik Baji kembali mendaratkan kecupan-kecupan singkat pada wajah si netra biru yang kini hanya mematung.

Disatu sisi, Chifuyu takut akan ekspresi mengintimidasi milik Baji barusan, disisi lain ia amat sangat menyukainya sampai-sampai otaknya melayang jauh melesat ke adegan-adegan tak senonoh yang tiba-tiba saja datang di kepalanya.

"Kok diem? Mana yang ribut banget mulutnya tadi bilang kontol-kontol terus? Beneran ku sumpal pake kontolku nanti ya? Sampe ga bisa nafas mau?'' Lanjut Baji sambil terus mengecupi wajah Chifuyu.

"K-kak...udah...'' Ucap Chifuyu. Badannya gemetar takut namun nafsu dalam dirinya membuncah kuat inginkan lebih.

"Apanya udah? Belum juga ku hukum...sabar, ini akibat kamu selalu bikin aku horny gak tahu tempat. Harus dihukum dulu kan ya Chifuyu nya Kei?'' Tanya Baji, suaranya melembut. Satu tangan Baji beralih memegang rahang Chifuyu, mengangkat wajah tampan Chifuyu yang tertempel beberapa plester luka tepat menghadap wajahnya. Baji memiringkan sedikit wajahnya dan menyesap bibir bawah Chifuyu dengan amat sangat lembut, dan tanpa aba menggigit bibir ranum kenyal itu dengan taringnya.

"Ngh!!! K-kak...ssshhh'' Chifuyu menahan sakit karena bibirnya mengeluarkan sedikit darah akibat perbuatan Baji. Lelaki bersurai hitam itu melepas kulumannya pada bibir Chifuyu, memandangi sekilas hasil 'karya'nya dan kembali menyeringai. Tanpa aba lagi Baji kembali menghisap bibir Chifuyu, menyesap darah segar yang keluar dari sana hingga berhenti. Baji kembali memerhatikan wajah lelaki yang masih belum menjadi kekasihnya itu.

Cry Baby Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang