Trigger

50 11 0
                                    

Baji tengah merapikan dojo tempat mereka biasa berlatih kyudo bersama Ran dan Koko. Ketiganya tidak sepenuhnya merapikan dengan bersungguh-sungguh. Terlalu banyak waktu terbuang hanya untuk menentukan siapa yang akan menyapu ruangan, merapikan matras, dan membereskan anak panah. Semua itu akan selesai dalam waktu kurang dari 10 menit andai saja tidak diperlambat dengan tetek bengek jankenpon. Adalah Ran Haitani, si penggagas ide jankenpon. Haitani sulung itu selalu mengeluh saat merapikan dojo itu menjadi alasan baginya untuk membuatnya menjadi menyenangkan. Koko, walaupun dia selalu mengeluh karena kegiatan ini akan memakan waktu panjang hanya untuk merapikan satu ruangan yang tak begitu besar itu, ia tetap menuruti kehendak si Haitani satu, begitupun dengan Baji. Seperti yang tengah terjadi saat ini, Baji tak kuasa menahan tawanya kala Ran terus menyepak tubuhnya yang tergulung matras. Maka berguling-gulinglah tubuh si surai legam itu di lantai dojo. Koko masih setia dengan ponselnya merekam setiap moment yang ada karena ini adalah tahun terakhir Baji dan Ran akan latihan bersamanya sebelum lulus.

"Hahahaha Ran anjing...stop! Sakit perut gua!!!" Pinta si surai legam. Kepalanya agak pusing karena terus berputar-putar.

"Lemah banget perut kotak-kotak lu, ditendangin ga pake full tenaga aja minta udahan mulu" Keluh Ran sambil bersusah payah menegakkan matras yang berisi Baji di dalamnya.

"Ran Ran Ran bentar, jangan didiriin dulu si bege...bentar gua ambilin sapu" Ucap Koko tergopoh-gopoh berlari ke sudut ruangan dan meraih setangkai sapu lalu melemparnya pada Ran, tangan lelaki bermata sipit itu kembali merekam momen itu di ponselnya.

"Ini buat apaan Ko?" Tanya Ran tersenyum tak paham pada maksud Koko memberinya sapu.

"Wah jangan macem-macem dah lu Ko!" Protes Baji.

"Potong Ran, potong...Baji udah persis Sushi sekarang tinggal potong doang" Ucap Koko sambil tertawa-tawa.

"HAHAHA!!! BAIKLAH KALAU BEGITU SAUDARA HAJIME!!! AKU! RAN HAITANI TERHORMAT AKAN MEMOTONG GUMPALAN DAGING BABI INI!!!"Sorak Ran, layaknya anak umur 5 tahun yang tengah bermain dengan teman-temannya.

Ran menoleh pada Baji dengan ekspresi menyeramkan yang dibuatnya, kemudian ia ikut tertawa terbahak-bahak bersama Koko, Baji sendiri tak bisa menahan tawanya.

"Ampuuuun! Ternyata ini ya kerjaan nya setiap beres-beres! Haduh pantesan lama...dan dari tadi belum selesai-selesai kak Baji jadi kepompong?" Suara merdu itu datang dari arah pintu geser dojo, seorang lelaki berparas cantik bernama Inui Seishu yang baru saja memasuki ruangan itu bersama Chifuyu dan Rindou yang mengekor di belakangnya membawa sekantung makanan dan minuman pesanan Koko.

"Kak, gua malu banget jadi adek lu sumpah" rutuk Rindou, si Haitani dua sambil melempar botol minum pesanan kakaknya itu ke arah lelaki yang tengah berpose seperti seorang samurai itu.

"Kayak Sushi kan sayang?" Tanya Koko saat Inui mendekatinya dan turut melihat dari balik kamera Koko. Keduanya tertawa.

Chifuyu berjongkok sambil mengarahkan sedotan tepat ke arah bibir Baji. Susu almond kesukaannya dan Baji langsung menyeruput minuman itu tanpa bertanya. Entah apa yang membuat rona merah di pipi Chifuyu menjalar, padahal sudah banyak ciuman panas mereka lewati, namun ciuman tak langsung seperti ini pun tetap terasa spesial bagi si manik biru terang itu.

"Punya kakak mana?" Tanya Baji bersusah payah menggerakkan tubuhnya. Jika seseorang melihat Baji sekarang mungkin akan tertawa terbahak-bahak karena lelaki itu menggeliat-geliatkan tubuhnya persis ulat bulu. Chifuyu hampir saja tersedak minumannya sendiri karena tak kuasa menahan tawa.

"Di kantong...uhuk! Kak...keluar dulu deh ya? Susah gak sih? Lagian kakak ngapain coba?" Tanya Chifuyu sambil menyeka keringat di dahi Baji.

"Tadi aku tuh ketiduran di matrasnya, terus sama Ran langsung aja di gulung, kan bangsat?" Keluh Baji pada pacar kecilnya itu. Chifuyu tertawa geli.

Cry Baby Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang