Shinichiro Sano

61 16 12
                                    

Baji sedikit kesal karena sudah berkali-kali kalah bermain game balap mobil kesukaannya dengan Mikey. Jika dihitung bersih, mungkin Baji hanya menang 3 kali sejak awal memainkannya sampai saat ini. Ia lelah dan meletakkan stick game console nya di atas meja, mengenai rokok Draken yang baru saja dibakarnya. Pemiliknya? Menghilang entah kemana dipanggil oleh Emma. Dan puntung rokok itu menggelinding terhenti di dekat jari Chifuyu mengenai jari manis lelaki itu yang langsung mengaduh kesakitan. Baji yang terkejut langsung mematikan rokok dan dengan cepat mengusap jari Chifuyu.

"Sakit Kak! Kakak kalau ngerokok jangan sembarangan gitu letakin puntungnya lah'' omel Chifuyu. Lelaki mungil satu ini jika sudah mengomel bisa mengalahkan Mikey garangnya.

"Bukan rokok aku lho Chi...sumpah!'' Ucap Baji. Ia menatap Chifuyu yang masih kesakitan.

"Buka mulutnya...'' bisik Chifuyu pada lelaki didekatnya itu. Baji tak paham namun langsung menuruti permintaan Chifuyu. Tanpa peringatan apapun Chifuyu memasukkan jari manisnya yang memerah akibat luka bakar itu ke dalam mulut Baji. Lelaki bersurai hitam itu sontak terkejut.

"Emut jariku...'' perintah Chifuyu dan langsung dituruti olehnya. Baji mengemut perlahan jari kecil dalam mulutnya. Chifuyu merasakan sensasi geli dan ingatannya terbang mundur pada kejadian erotis yang pernah ia lakukan dengan Baji dikamar lelaki itu.

"Ini namanya tanggung jawab kak'' Ucap Chifuyu. Berusaha mengalihkan pikirannya.

Baji hanya bisa tertegun. Seumur hidup tak ada seorangpun yang berani berkata sedemikian itu padanya, justru dia yang semena-mena pada orang lain, seakan dihadapkan pada karmanya sendiri, Baji menyunggingkan senyuman tipis di wajahnya, tak habis pikir oleh pola tingkah lelaki yang disayanginya itu.

"Lha...kenapa jarinya Puy?'' Tanya Mitsuya. Kazutora mendekat dan memerhatikan Chifuyu, ia khawatir.

"Ada yang bakar rokok tapi ga dihisap terus main tinggal aja, untung cuma jariku, bukan meja ama isinya yang dibakar hehe'' ucap Chifuyu. Baji masih memproses kejadian beberapa menit lalu. Mikey yang mendengar hal itu langsung mendatangi ruang makan menemui Draken yang entah sedang sibuk karena apa di dapur bersama dengan Emma dan Senju.

"Halaaah palingan si naga...'' ucap Kazutora sambil meraih stick console game yang tadi di letakkan baji di atas meja. Ia dan Mitsuya yang kini ambil alih game balap mobil tersebut. Kini fokus Chifuyu kembali kepada lelaki bersurai hitam panjang yang sejak tadi masih mengulum jarinya. Chifuyu berinisiatif mengusap bibir lelaki itu dengan ibu jarinya. Lembut, jika tak ada siapapun di ruangan itu, Chifuyu lebih ingin meminta Baji untuk mengulum bibirnya dari pada jarinya.

"Mahih hakit?'' Tanya Baji yang kesulitan berbicara karena mulutnya penuh kepada Chifuyu.

"Sebenernya gak sakit sih...aku cuma pengen di emut kak Kei'' bisiknya lengkap dengan senyuman nakal di wajah polos Chifuyu. Membuat Baji terkekeh kesal. Merasa dipermainkan oleh yang paling muda, Baji memegang pergelangan tangan Chifuyu dengan kedua tangannya dan menghisap jari manis di dalam mulutnya kuat-kuat. Membuat Chifuyu terkejut bukan main.

"Heh!!! Kakak ngapain?! Udah eh...'' pinta Chifuyu, tapi diabaikan Baji. Jantung Chifuyu berdetak secepat shinkansen.

"Kak Kei.... u-udah...kubilang udah'' ucap Chifuyu. Baji langsung berhenti dan mengisyaratkan Chifuyu untuk mendekatkan wajahnya. Yang muda menuruti tanpa bertanya. Satu tangannya menahan kepala Chifuyu, menekan belakang lehernya agar lebih mendekat lagi. Tanpa aba, Baji langsung mengeluarkan jari mungil itu. Ia memiringkan kepalanya dan menggigit bibir bawah Chifuyu dengan cepat, menghisapnya sekuat tenaga dan melepasnya dalam sepersekian detik, membuat bibir lelaki bersurai pirang itu membengkak merah. Chifuyu kesal karena kalah dan mengejar Baji yang sudah berlari ke arah dapur. Mitsuya yang sejak tadi menyaksikan itu dari sudut matanya ikut terkekeh pelan.

Cry Baby Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang