Dramaturgy

77 16 22
                                    

Hal pertama yang Chifuyu rasakan saat kesadarannya kembali adalah rasa sakit luar biasa di bagian kepala dan nyeri di sekujur tubuh. Dengan ringisan dan gerakan penuh gemetar ia coba memperbaiki posisi tidurnya. Selang infus dan oksigen terulur membelenggu gerak bebas badan mungilnya.

"Chi...jangan banyak gerak dulu ya dek... kamu masih parah ini cideranya'' Ucap Izana sambil mengelus rambut adiknya itu. Di sampingnya berdiri Rindou dan Emma.

Netra Chifuyu menyapu seisi ruang rawat dan tak menemukan lelaki bersurai hitam panjang yang ia rindukan.

"Kak Kei mana kak Iza?'' tanya suara paraunya.

"Dia masih di kantor polisi, kasusnya lagi diurusin sama nyokapnya barengan sama bang Shin...'' Ucap Izana.

"kak Mikey? Sama yang lain?'' Tanya nya.

"Mikey ditahan dek, soalnya tempatnya porak-poranda dan Hanma sekarat karena dia. Tapi Ran barengan Bang Omi lagi di sana kok jagain dia'' Jawab Izana dengan sorot mata sendunya. Chifuyu masih bisa merasakan dengan jelas bagaimana Hanma memperlakukannya di pusat perbelanjaan kala itu. Luka di sekujur tubuhnya berdenyut bukan main. Chifuyu terus-menerus memegangi kepalanya. Izana mengepalkan kepala menahan amarahnya, Emma di sampingnya hanya bisa mengusap perlahan pundak kakak lelakinya itu.

"Nyo, Ran udah ngabarin belum?" Tanya Izana. Rindou menggelengkan kepala. Semua orang dalam ruang rawat Chifuyu diliput ke khawatiran akan keadaan Mikey.

"Chi...aku keluar dulu ya beli minuman...Bang Iza sama Rindou mau nitip sekalian?" Tanya gadis bersurai pirang itu sembari memeriksa isi tas kecilnya. Kedua lelaki itu serentak menggelengkan kepala mereka. Emma pun menghilang dari balik pintu.

"Kak Kei baik-baik aja kan Kak Iza? Kak Mikey...aku bikin kak Mikey balik kayak dulu lagi...semuanya salahku kak Iza..." Chifuyu mulai meracau sambil menahan tangisannya, mengepal keras tangannya. Ia kesal, marah, benci, dan menyesal.

"Bukan salah kamu dek...memang dari awal harusnya kakak sendiri yang beresin ini semua. seharusnya kakak gak telpon Bang Shin dan bikin Mikey khawatir..." Ucap Izana. Rindou spontan menggelengkan kepalanya dan mengelus kepalan tangan Izana.

"Gak. Itulah gunanya keluarga. Kak Iza itu bagian dari Sano...udah seharusnya kakak ngadu ke mereka, yang bejat disini tetap Tetta...Aku mau dia di tangkap" Ucap Chifuyu. Rindou tampak tengah memikirkan sesuatu.

"Kamu bilang Tetta...ini...Kisaki Tetta? Kenapa sama dia?" Tanya Rindou bingung. Izana tersadar bahwa ia belum sepenuhnya menceritakan kisah beberapa jam lalu yang nyari membuat Izana menikahi seseorang yang ia tidak kenali sama sekali.

"Rindou belum dikasih tahu kak Iza?" Tanya Chifuyu sambil menatap penuh tanya wajah Izana.

"Dia yang hamilin...aku udah cerita kan sebelumnya kalau aku gak akan nikahin siapapun selain kamu" Ucap Izana. Rindou terbatuk kecil mendengar ucapan Izana, dan lebih terkejut lagi Chifuyu yang baru saja mendengar ucapan kakaknya itu.

"Kalian pacaran?!" Tanya Chifuyu dengan wajah sumringahnya.

"Iya...kenalin ini Rindou Haitani, nanti jadi Rindou Sano kalo udah ku nikahin" Ucap Izana dan langsung dapat pukulan gemas di kepala oleh Rindou.

"Lo anak kelas sebelah kan, Matsuno? Gua Rindou Haitani" Ucap RIndou sambil menyodorkan tangannya, dijawab jabatan hangat oleh Chifuyu.

"Panggil Chifuyu aja, Rindou" Ucap lelaki bersurai pirang itu. Setelahnya Izana bercerita bagaimana awal mula mereka bisa berpacaran hingga membuat Chifuyu lupa akan semua rasa sakitnya.


*#*#*#*#*#*#*#*#*#*#*#*#*#*#*


Sore hari di lapangan parkir kantor polisi, beberapa lelaki tengah bersiap memasuki mobil yang akan pergi menuju rumah sakit tempat Chifuyu dirawat. Shin dan Omi berada di depan. Di bagian tengah ada Baji dan Mikey. Kemudian Ran dan Draken berada di bagian belakang.

Cry Baby Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang