Synchronicity

45 15 0
                                    

Lelaki bersurai pink itu tengah melamun, menatap lurus tepat ke arah lemonade di atas mejanya. Bongkahan es batu di dalam minuman itu melayang-layang kesana kemari bersama butiran soda di dalamnya. Entah apa yang tengah Sanzu pikirkan hingga kedatangan Chifuyu yang terengah-engah membuyarkan lamunannya.

"Maaf ya kak, Udah lama?" Tanya Chifuyu sambil menyeka keringat di dahinya.

"Baru 3 menitan kok, santai aja Puy...napas dulu coba hahaha" canda Sanzu namun terdengar aneh di rungu si surai pirang. Seperti ada hal besar yang tengah disembunyikannya.

Dan Chifuyu benci hal-hal menyulitkan seperti itu jika ia tahu dan tak dapat membantu, kebenciannya akan semakin berlipat ganda, maka disinilah ia sekarang. Memberanikan diri untuk mencoba menjadi penengan antara seorang pemuda yang baru saja dekat dengannya dan teman dekatnya di sekolah.

"Jadi...kenapa ya lo ngajak gua ketemuan disini?...apa ada hal penting yang mau kita omongin adikku?" Tanya Sanzu dengan nada bicara yang dibuat-buat seakan serius.

"Kemarin...kakak sama Nyinyo...di parkiran..." Chifuyu sengaja menggantungkan kalimatnya karena dihadapannya saat ini, wajah pucat Sanzu menyapanya.

"Kamu lihat? ada lagi selain kamu yang lihat?" Tanya Sanzu, ekspresi dan intonasi bicaranya berubah drastis.

"Cuma aku...maaf ya kak sebelumnya, mungkin akan lancang banget kalo aku yang bilang semua ini ke kakak tapi aku gak tahan lihat Nyinyo pura-pura terus di depan kakakku..." Ucap Chifuyu, lagi-lagi dengan kalimat menggantung.

"Maksud kamu?" Tanya Sanzu.

"Kakak tahu kan kak Izana itu cinta mati sama dia, tapi Nyinyo malah kesiksa sama itu karena dia cuma milih kakak seumur hidupnya. Kak Nana tahu itu tapi dia gak pernah sekalipun ngeluh atau minta Nyinyo buat gantiin sosok kakak di hati dia, dia nyoba jadi kanvas untuk Nyinyo yang setiap hari nyampein keluh kesahnya soal kakak. dan Kak Na pun gak diam aja, dia juga udah nyelidikin alasan kakak mutusin dia beberapa tahun lalu, tapi ini cuma jadi rahasia aku dan kak Na...kami bener-bener jaga ini biar ga sampe ke telinga kak Mikey...kakak gak sendirian...dan menurutku, mendingan kakak terus terang ke Nyinyo" Jelas Chifuyu panjang lebar. Sanzu terkejut saat tahu bahwa Izana sudah beribu langkah di depannya.

"Dan...Nyinyo akhirnya luluh milih kak Na buat dia...tapi kak Na lebih tahu Nyinyo dari dirinya sendiri, dan makin Nyinyo nutupin itu, makin jelas kak Na bisa lihat kalo dia sama sekali gak bisa pindah dari kakak...kak Na bilang kalau dia bakal nerusin kuliah di UK setelah lulus dan disitu juga dia akan nyerahin Nyinyo ke kakak, tapi ya sebelum itu semua, harus Nyinyo sendiri yang jujur ke dia...dan aku gak mau Nyinyo mendam semuanya lagi, karena semakin dia pendam, semakin sakit buat kak Na" tambah si surai pirang.

"Gua cuma mau ngelindungin dia Puy..." Jawab Sanzu, bingung hingga kepalanya sedikit pusing menerima begitu banyak hal mengejutkan.

"Kita juga cuma mau lindungin kakak sama Rindou" Chifuyu sedikit memaksa.

"Menurut lo gua ada pilihan apa sih Puy? hm?" Tanya Sanzu. Chifuyu terdiam dan mencoba mencari-cari sesuatu untuk meyakinkan Sanzu.

"Kita omongin ini ke kak Mikey? Kita cari jalan keluar yang ga akan ngerugiin siapapun?" Ucap Chifuyu.

"Dengan ngorbanin apa yang udah Izana perjuangin? Gak Chifuyu, gimanapun...dia sahabat baik gua" Elak lelaki itu lagi.

"Berarti ngorbanin perasaan Rindou itu hal biasa buat lo ya kak? Tega? Bahkan setelah kak Na bilang kalau dia siap?" Paksa Chifuyu. Sanzu terdiam. Ia kehabisan kata-kata melawan adik sepupu Sano Manjiro ini.

"......Tolong gua Puy...gua gak tahu lagi..." Sanzu mengusap wajahnya frustasi, ciptakan lengkungan ke atas di bibir Chifuyu. Ia segera megeluarkan ponsel yang sejak tadi dibiarkannya terletak di dalam kantong bajunya. Dan ponsel itu dalam keadaan aktif, menyala, dan menghubungi Mikey sejak awal ia duduk di hadapan Sanzu.

"Kak Mikey...kakak tahu harus apa..." Ucap Chifuyu dengan senyum sumringahnya. Sanzu terperangah dan menunjuk horor ke arahbelakang Chifuyu.

"Wah!!! WAAAAHH PUY!!! Jadi...dari tadi lo nelpon Mikey?" Tanya Sanzu, ekspresinya ketakutan.

"Aku nelpon grup yang isinya kak Mikey, Kak Kei, Kak Mitsuya, dan Kak Ran...mereka semua udah dengar ini...termasuk kak Izana" Ucap Chifuyu sambil menggoyang-goyangkan ponselnya. Sanzu makin takut setelah Chifuyu menyebutkan nama Ran dan Izana. Chifuyu bangkit dan mengusap pundak lelaki itu sambil menempelkan ponselnya di telinga Sanzu.

"Kita gak pernah ninggalin lo, dan jangan pernah mikir kalo lo sendirian Haru...lo punya kita" Ucap Ran.

Hari esok mungkin akan menjadi hari yang amat sangat melelahkan untuk Haruchiyo.


#%#%#%#%#%#%#%#%#%#%#%#%#%#


"Menurut kakak...mereka bakal gimana besok?"Tanya Chifuyu sambil memeluk erat dada bidang Baji yang tengah tenang bermain game di ponselnya. Malam ini ia sudah berjanji pada Baji akan menginap di apartemen kekasihnya itu.

"Hmm...canggung? Yang pasti kamu besok ga ikut ke tempat perjanjian!" omel Baji, disambut dengan bibir mengerucut milik Chifuyu.

"Lah...semuanya pergi tapi aku gak boleh? Apa-apaan?!" Protes si mungil.

Baji meletakkan ponselnya di nakas dan menghela napas panjang sebelum menaikkan tubuh Chifuyu agar sejajar dengannya. Dikecupnya singkat kedua pipi lelaki itu sebelum akhirnya dengan napsu menciumi bibir merah muda si surai pirang. Setelah kehabisan napas akhirnya Baji menyudahi ciuman panas itu dan menangkup kedua pipi kekasihnya itu.

"Kamu pacarku, tolong kali ini nurut sama aku ya? Disana bahaya, aku gak akan pernah izinin kamu kesana sama sekali. Tolong banget ngertiin aku sekali ini aja?" Mohon Baji sambil memegang kedua telapak tangannya dan menatap lurus ke dalam netra Chifuyu, dan lelaki itu kalah telak. Bagaimana bisa ia menolak permohonan sedemikian rupa dari orang yang paling tampan di hadapannya saat ini.

"O-okay...tapi Kei juga jaga-jaga, hati-hati ya? Ntar kamu kenapa-kenapa aku marah!" Ancam Chifuyu. Baji bersumpah ingin mencumbu lelaki di pelukannya kalau saja ia sedang tidak dalam keadaan lelah.

"Janji ganteng, janji" Ucap Baji sambil mengusap kedua pipi Chifuyu dengan ibu jarinya.

Chifuyu memeluk erat lelakinya itu, menyandarkan kepalanya tepat di dada telanjang Baji. Ia seharusnya merasa tenang dalam keadaan senyaman ini tapi entah kenapa perasaannya kalut memikirkan hari esok.

Seakan malapetaka besar tengah menunggunya di esok hari.


_T_B_C_

Cry Baby Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang