Querencia

53 10 0
                                    

Warning alert! 🔞🔞🔞
Please be concern with your age before you start to read this chapter!

~~~~~~~~~~~~~~~~~

Keduanya merasakan hawa tak biasa, entah dari ruangan ini yang tiba-tiba memanas atau memang keduanya sudah termakan nafsu dan tidak lagi bisa mengindahkan garis waras dan mabuk. Mabuk akan sentuhan, mabuk akan cumbuan, mabuk akan suara desah tertahan satu sama lain. Pikiran keduanya sudah diselimuti kabut nafsu yang tebal. Maka disini lah Baji dengan botol lube yang sudah berada di tangannya. Ditatapnya punggung putih bersih milik kekasih mungilnya itu. Chifuyu duduk bersimpuh diatas ranjang Baji. Lelaki bersurai legam itu mendekatinya dari belakang dan mengusap sensual tengkuk Chifuyu membuat lelaki itu bergidik geli. Sentuhan nan lembut namun menggoda itu menjalar kebawah mengikuti garis lurus punggung Chifuyu dan berhenti di atas pinggulnya, Baji mendekatkan tubuhnya, Membuat miliknya yang setengah mengeras bersentuhan dengan bagian pinggul Chifuyu. Lelaki bersurai pirang itu menaikan posisi duduknya menjadi sedikit menungging, Baji membantunya dengan mendorong perlahan punggung Chifuyu dengan tangannya.

Baji tersenyum nakal dan mulai memainkan miliknya diantara bongkahan sintal Chifuyu sebelum benar-benar memasukinya. Membuat Chifuyu melenguh nikmat. Baji memegang bokong Chifuyu dari sisi samping dan mengangkatnya agak tinggi. Kini terlihat jelas lubang berwarna merah muda itu berkedut. Chifuyu benar-benar sudah membakar habis kewarasan Baji. Jemari panjang Baji mulai mengelus lubang itu dan mencoba memasukkan jari telunjuknya kedalam, diiringi pekikan Chifuyu. Baji terhenti.

"Aaaakhh...k-kak Kei...la-lanjutin aja ya, aku mohon...please... aku gapapa" Bujuk si surai pirang dengan tubuh yang sedikit gemetar.

"Posisinya mau diubah gak? Biar kamu bisa nyakar kakak kalo kelewat sakit? Atau gak usah aja?" Tanya Baji lembut, ia khawatir setengah mati.

"Kakak mau putus aja kah?" Chifuyu rupanya amat sangat tak sabaran, Baji terkekeh dan lanjut memasukkan jari satunya, menusuk-nusuk prostat Chifuyu, berusaha menemukan titik nikmat di dalam sana. Membuat gerakan serupa gunting sampai akhirnya.

"Ahh-fuck...kak...Kei...enak" Chifuyu mendesah penuh nikmat dan Baji tahu harus apa.

Baji keluarkan jari yang sejak tadi mengacak-acak lubang senggama Chifuyu itu, dengan lembut Baji melumasi krisan merah muda kekasihnya itu dengan lube sebelum benar-benar memasukinya. Kini ia sudah siap dan Baji menyentuhkan kepala penisnya tepat pada lubang kerut merah muda milik Chifuyu, hari yang ia pikir tak akan pernah datang justru terjadi saat ini. Dengan bantuan tangannya, Baji terus memasukkan miliknya, dan benar saja. Lubang Chifuyu amat sangat sempit dan miliknya yang begitu besar. Membuat Baji ragu ingin melanjutkan karena Chifuyu benar-benar memekik kesakitan. Si surai pirang itu terkejut lalu dengan cepat diambilnya bantal untuk meredam suaranya, serta tangisannya. Tubuh si mungil bergetar hebat.

"Sayang..." Panggil Baji, suara yang tersirat penuh akan kekhawatiran didalamnya.

"Ssshhh...sakit...aahhh ra-rasanya badanku penuh sama punya kak Baji..." Racau Chifuyu dengan suara serak yang melemah.

"Baru masuk setengah, sempit banget...ngejepit banget astaga...mau mati aku...boleh masukin semuanya gak?" Izin Baji. Ini adalah kali pertama Baji melakukan sesuatu yang nikmat namun menyakiti orang lain karenanya ia masih penuh ragu untuk tetap melanjutkan.

Namun semua sudah kepalang basah. Tentu saja Chifuyunya tak ingin ia berhenti begitu saja.

"Just....please kak...gerakin hnnhh..." Chifuyu menahan desahannya.

Baji mendapatkan apa yang ia mau dan tanpa basa-basi lagi, ia menekan habis miliknya ke dalam lubang Chifuyu dan menggerakkannya dengan tempo cukup cepat. Bunyi kecipak kulit mereka, suara desahan erotis Chifuyu dan napas berat Baji mengisi ruangan kamar itu. Semakin lama gerakan yang Baji lakukan semakin memanas dan cepat. Chifuyu merasakan dirinya seperti terbakar dan nikmat sekaligus. Ia tak pernah tahu bahwa akan senikmat ini walaupun di awal terasa amat sangat menyiksa. Penis baji yang sempurna menumbuk titik nikmatnya bertubi-tubi membuat Chifuyu melengkungkan punggungnya. Baji langsung memeluk tubuh itu dan tanpa aba menggigit tengkuk Chifuyu hingga berbekas kemerahan.

Cry Baby Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang