23. The Amazing Night

615 97 46
                                    

Be kind. Mengandung bahasa explisit. I am sorry.

Wanda masih dengan kaki tersilang saat dia mengatakan itu. Mencoba lebih relax agar Viona tidak mencurigainya. Tapi, sepertinya itu cukup sulit untuk dilakukan. Karena sekarang Viona tersenyum, memperlihatkan bahwa dia tertarik dengan cerita yang akan disampaikan Wanda.

"Jadi sampai mana lo tahu soal Charis dan Dika?" Kata dia, jauh lebih tenang dari Wanda.

Viona adalah ahli kejiwaan. Dia tahu seperti apa mental pasien-pasiennya. Dan Wanda termasuk di dalamnya. Dia tahu kelemahan Wanda. Pun dengan kelebihan dirinya sendiri. Manipulatif.

"Lo mau gue cerita dari mana?"

Sekarang Viona mendiamkan Wanda untuk memikirkan sejenak, untuk merespon kalimat yang Wanda sampaikan kepadanya. Lalu, untuk mengulir waktu, Viona melipat tangannya di dada.

"Lo yang lebih tahu, karena lo dan Charis akhirnya sudah saling mengenal kan? Gue nggak pernah maksa lo cerita, jadi ya terserah," Ini adalah pancingan, Viona sangat ingin tahu. Tapi dia tidak boleh menyampaikannya, atau Wanda akan mengambil kendali dalam situasi serba salah ini. Viona harus hati-hati sampai Wanda membuka semuanya dan dia bisa mengambil tindakan.

Tapi, datang ke sini, Wanda juga punya persiapan yang dirancang. Dia ingat kata Charis, situasi ini persis yang dikatakannya. "Viona itu manipulatif. Dia bisa pura-pura tahu dan pura-pura tidak tahu tanpa dicurigai. Jadi, apa yang dia katakan bisa sebaliknya. Jangan pernah terhanyut, buat dia sepenasaran mungkin. Orang manipulatif akan mengeluarkan banyak pembenaran agar kamu bisa mengatakan apa yang terjadi."

Lalu Wanda menurutinya saat ini. Dia diam dan mencoba mencari cara agar dia lebih unggul dengan tidak mengatakan apa yang terjadi di antara dirinya dan Charis. Karena itu yang harus dicari tahu Viona. Tapi bukan dari dirinya.

"Charis bilang, dia mau ketemu gue. Buat nanya soal ini. Tapi kan lo tahu, gue baru ketemu dia sekali itu di sini. Gue yakin nama dia Dika, tapi berkali-kali dia bilang nggak pernah ketemu gue atau ngenalin dirinya dengan nama Dika. Jadi menurut lo gimana?"

Viona yakin bahwa hubungan Wanda dan Charis bukan hanya sekadar itu. Ada lebih, tapi Wanda mungkin tidak tertarik untuk menjelaskannya. Atau sengaja menyembunyikannya.

"Kalau memang gitu, Charis bukan urusan lo," Viona berujar.

"Dia punya nomor gue dan spamming terus Vi. Gue harus apa?"

"Ya bilang aja apa yang lo tahu. Kan emang lo nggak tahu apa-apa."

Itu dia. Wanda ingin tahu banyak hal yang dilakukan Dika dengan Viona yang tidak Charis ketahui. Karena Wanda yakin jika Viona punya andil yang besar terhadap keberadaan Dika.

"Iya juga sih, yaudahlah gue bilang gitu aja," Wanda bukan menyerah. Mungkin hari ini dia tidak berhasil, tapi lain kali, dia akan mencari tahu lagi.

"Mulai kelas aja yuk, gue ada janji abis dari sini."

"Eh kemajuan, lo punya orang lain yang bisa ditemui Nda?"

Wanda mendelik, "Gita, siapa lagi?"

Viona tertawa, "Oke, gue pikir ada orang lain."

.

"Aku ngga bisa cari informasi banyak dari dia," Wanda sedang duduk bersandar di sofa yang menghadap lurus ke arah TV.

Di sampingnya, Charis juga melakukan yang sama. Sambil mendengarkan apa yang Wanda curahkan terhadap rencana yang sedang dia lakukan. Meskipun hasilnya teryata tidak sesuai dengan apa yang mereka harapkan.

Trauma (Completed) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang