08. The Duality

403 87 37
                                    

Karena kepentingan pertokohan, Airin yang dua part lalu disebut aku ganti Viona ya. Pokoknya leader aku nggak boleh kena hate sama kalian. Makanya aku ganti xixi.

Di balik selimut yang sama, Dika merangkul tubuh Viona. Kepalanya diletakkan di ceruk leher perempuan cantik itu. "Selalu amazing, tiap kali sama kamu. Nggak pernah ada yang bisa nandingin," ujar Dika.

Viona mengeratkan selimutnya. Separuh hatinya merasa bersalah karena terjebak lagi dan lagi dalam hubungan ini. tapi, Dika adalah separuh dari masa lalunya. Yang dia sukai. Dan dia tetapkan ada. Yang dia tidak inginkan kepergiannya.

"Kalau Hans tahu, kita berdua tamat," tambah Dika lagi.

Hans adalah tunangannya yang kini meniti karir di Singapura. Charis mengenal Hans dengan baik. Dika mengenal Hans dari catatan yang Charis tinggalkan. Dari catatan itu, dirinya tahu bahwa Hans memiliki perasaan yang sangat dalam untuk Viona.

Jika dirinya dak Charis tahu sebesar apa perasaan itu kepada Viona. Maka tidak ada satupun yang tahu sebesar apa perasaannya kepada perempuan ini. Perempuan pertama yang membuatnya bergairah. Perempuan pertama yang menerima kisah percintaannya di ranjang.

Kisah itu dimulai saat Viona duduk di tingkat akhir universitas. Malam-malam, saat Charis sedang mengunjungi klinik kejiwaan milik orang tuanya. Viona juga ada di sana. Menjaga meja resepsionis. Menunggu tamu. Yang salah satunya Charis.

Tiba-tiba, Dika datang. Menghilangkan Charis yang putus asa.

Viona ada di sana ketika Dika menyadari apa yang membuatnya muncul. Keinginannya sebagai laki-laki normal. Bertemu dengan Viona yang cantik dan polos. Dia menyadari kenapa dirinya eksis. Dan hadir di raga Charis.

"Kamu inget nggak, pertama kali kita ketemu? Enam tahun lalu?"

Viona memutar tubuhnya, "Gimana aku bisa lupa, kalau itu pertama kalinya juga buat aku?"

Dika tertawa kecil, membuat getaran pada tubuhnya pun dengan tubuh Viona yang ada disampingnya, "Itu juga yang bikin aku nyandu dengan perempuan terlebih kamu."

Jemari Dika menjelajar ke kulit telanjang milik Viona. Sementara Viona membalasnya dengan rangkulan yang lebih erat. "Tapi kamu harus tahu. Kita nggak bisa kayak gini selamanya."

"Selagi Charis masih mau ketemu sama kamu. Aku akan kembali. Karena kamu alasan aku masih ada. Vi, kamu tahu itu kan?"

Viona tahu. Sangat tahu. Bahwa salah satu upaya yang bisa membuat Dika muncul adalah dirinya. Obsesi Dika kepada dirinya cukup besar. Bahkan dalam setahunan belakangan ini, Viona lebih sering bertemu Dika dibandingkan dengan Charis.

Dia menyadari bahwa apa yang dilakukannya saat ini adalah kesalahan besar. Namun, seperti dosa yang dia nikmati. Viona juga tidak ingin mengakhiri ini. Semakin dia sering bertemu dan bertatap dengan Dika. Semakin besar kekuatannya untuk membiarkan jiwa lain menguasai raga Charis.

"Yang jelas Hans nggak boleh tahu. Selama ini dia juga nggak tahu. Jadi jangan berandai-andai kalau dia tahu Dika," Viona memungut pakaiannya yang tergeletak ke sana dan ke sini di sekitar sofa kerjanya. Membiarkan Dika terlentang dengan kemeja yang hampir lepas dan dan celana yang menggantung di pangkal pahanya.

"Kalau tahu, apa dia masih bakal terima kamu? Yang sudah berkali-kali tidur dengan pasiennya?"

Viona berdecak. Dia duduk membelakangi Dika, memberikan gesture agar lelaki itu mau membantunya mengaitkan kancing di bagian punggungnya. "Aku akan kasih alasan, kalau aku nggak bisa menolak kamu. Kalau alasannya nggak bisa diterima, Hans bisa pergi."

"Ah, see. Memangnya alasan kamu nggak menolak aku apa?" Sekali lagi, Dika mengulurkan tangannya ke pinggang kecil milik Viona.

"Kamu nggak perlu tahu, itu privasiku," katanya lalu melepaskan rangkulan yang diberikan oleh Dika.

Trauma (Completed) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang