26. Fight With It Self

362 91 17
                                    

Lagi mode rajin yuk rame yuk

"Harusnya gue nggak di sini, Harusnya gue sedang mandi, dan, Wanda.. Wanda buatin gue sarapan. Jadi kenapa sekarang gue ada di sini?"

Charis masih terkejut saat mendapati dirinya sedang telanjang di dalam ruang praktik milik Viona. Karena memang seharusnya Dika tidak menguasai tubuhnya sekarang. Terutama ketika dirinya baru saja meresmikan hubungannya dengan Wanda.

Viona juga tidak kalah terkejut, dia segera membenahi dirinya, mengenakan pakaian meskipun tidak sampai benar-benar rapi. Dia berusaha tenang dan siap memberikan penjelasan kepada Charis mengenai apa yang terjadi.

Charis juga melakukan hal yang sama. Dia sering bangun di samping perempuan yang tidak dia kenal. Jika dika mengambil alih tubuhnya. Tapi sekarang, dia benar-benar tidak habis pikir kenapa dia bisa ada di dalam ruangan praktik Viona.

Meskipun takut kalau Charis akan melakukan hal yang tidak diinginkan, Viona tetap berusaha tenang. Dia meneguk mineral yang tersedia di atas meja. Menghubungi resepsionis untuk pulang terlebih dahulu. Dan membiarkan Charis untuk tenang terlebih dahulu.

Viona memantapkan langkah dan duduk di sofa seberang sofa Charis. "Gue tahu cepat atau lambat lo tahu apa yang gue lakukan terhadap alter lo," katanya, tanpa ragu sedikitpun.

"Lo memanfaatkan tubuh gue Vi, lo sadar itu?"

Viona mengembuskan napasnya lagi. Kemudian untuk benar-benar menghapuskan kegugupannya melalui tegukkan lain. "Gue suka lo, sejak lo datang ke sini ke bokap gue."

"Lo sembunyiin fakta kalau lo sebenarnya tahu soal Dika."

"Gue nggak punya pilihan Charis. Gue harus melakukan itu," katanya membenarkan.

Charis tidak habis pikir kenapa hal ini menimpanya. Orang yang dia percaya ternyata menjadi awal dari semua kerusakan yang terjadi pada dirinya. Seandianya saja sejak awal Viona memberitahunya. Maka mungkin dia sudah sembuh saat ini. Tidak menghadapi banyak masalah, jika Dika tiba-tiba muncul.

"Lo merusak gue Vi, lo nggak nyembuhin gue. Padahal lo tahu sepercaya apa gue sama lo kan?"

Viona mengangguk pelan, "Gue tahu maaf aja nggak cukup. Tapi gue punya alasan, alasan gue melakukan ini semua."

"Apa? Alasan apapun kalau ujungnya merusak gue, harusnya lo nggak lakukan."

"Gue suka sama lo Charis. Gimana perasaan lo kalau lo suka sama orang tapi orang itu anggap lo sebagai teman biasa, tapi jiwa yang lainnya suka lo juga? Itu yang gue rasakan, gue suka sama lo dan memanfaatkan keadaan Dika."

Semuanya berantakan. Charis tahu dirinya sudah berantakan. Dan sepertinya apa yang akan dia lakukan pun akan dihancurkan oleh Dika. Seperti hari ini, ketika mendadak Dika menguasai tubuhnya, dan melakukana hal kotor semacam ini.

"Gue," Charis menelan ludahnya sendiri. Kemudian, dengan putus asa dia menatap Viona. "Gue rusah Vi, gue ngga bisa mengelak soal hal ini. Selamanya bakal gini kan? Bahkan lo sendiri, lo sendiri tahu seberantakan apa gue."

Viona menggeleng, dia tahu ini juga salahnya. Tapi, sungguh, melihat Charis seperti ini, yang dia inginkan adalah kesembuhan milik Charis. Jadi dia menggenggam jemari lelaki itu. Berusaha memberitahu bahwa dia masih peduli.

"Gue, saying sama Wanda. Tapi melihat keadaan gue yang seperti ini, gue tahu gue hanya akan jadi sesuatu yang rusak yang nggak pantas buat Wanda."

Viona menggeleng, meskipun dia tidak tahu bagaimana cara untuk menenangkan Charis. Bahkan beberapa jam setelah itu, Charis tetap terdiam. Mencari tahu apa yang salah pada dirinya dan apa yang dia lakukan di masa depan. Sementara dia tahu bahwa dia tidak pantas untuk Wanda.

Trauma (Completed) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang