Apdet sayang-sayangku. Jangan lupa diramein!!
Mengetahui bahwa yang ada di hadapannya ini bukanlah Charis, tentu saja mengejutkan. Masalahnya, dia tetap Charis. Tubuhnya Charis. Tapi tiba-tiba, Charis yang dia kenal ini mengatakan bahwa dia bukanlah Charis.
Benar, Bekti juga bingung kenapa dia bisa memikirkan hal ini. Charis yang dia kenal ternyata bukan Charis. Sudah seperti judul sinetron yang suka sekali dilihat oleh pembantunya di rumah.
"Gue nggak paham," kata Bekti menyerah.
Dika juga. Dia tidak paham kenapa Charis seperti tidak punya keinginan untuk muncul. Padahal Dika sudah berusaha menghilang –dia tahu sedikit cara untuk memancing Charis keluar. Salah satunya adalah melukai dirinya sendiri.
Charis sudah melakukannya, bahkan dilihat sendiri oleh Bekti yang masih kebingungan. Tentu saja dia bingung, karena dibandingkan melawannya yang datang dengan amarah. Charis – yang bukan Charis itu, menyakiti dirinya sendiri dengan mengiris ujung jarinya hingga berdarah.
Sekarang, lukanya sudah dibebat oleh plester warna kulit. Bekti mendengarkan apa yang diceritakan Charis- yang bukan Charis itu, mengenai alternya. Namanya Dika, dan sekarang Bekti akan memanggil Charis – yang bukan Charis itu, dengan nama panggilan Dika.
"Gila," seru Bekti kesal karena merasa bahwa mungkin saja Charis sedang menipunya. Demi menghindari amarah yang sudah disiapkan Bekti. Karena itu dia menyipitkan mata, "Bilang sama gue lo lagi akting?"
Dika mendesah, "Terserah lo percaya apa nggak, tapi yang jelas gue butuh Charis untuk mengalihkan tubuh ini. Gue nggak mau hidup gue berantakan kaya gini. Jadi dia harus ngeberesin apa yang harus dia beresin dulu."
"Lo ngomong seolah-olah lo bukan Charis. Ya Charis elo bego!" sudahlah, Bekti sudah tidak bisa menahan amarahnya.
Dika melipat tangan, sama sekali tidak peduli dengan kalimat yang disampaikan oleh Bekti kepadanya. Dia menyusuri apa yang terjadi di dalam rumah ini. Tidak ada jejak Wanda, yang artinya perempuan itu pergi. Kepergian yang membuat rumah ini berantakan.
"Kemana Wanda?" Tanya Dika kepada Bekti yang kini tambah bingung.
"Ya lo Tanya sendiri lah, kan kalian pacaran. Sejak lo nggak masuk Wanda juga nggak masuk. Makanya gue datang dan mau cari kalian berdua. Taunya cuma lo doang di rumah. Jadi sekarang gue yang tanya, kemana Wanda?"
Dika berjalan, menggunakan sandal untuk menyusuri ruang demi ruang. Mencari jejak keberadaan Wanda yang mungkin tertinggal. Sebuah petunjuk agar setidaknya dia tahu apa yang menyebabkan kekacauan ini terjadi.
Meskipun sayangnya, Dika harus menelan kekecewaan. Karena kamar Wanda merupakan ruangan paling bersih di rumah ini. Seolah Charis sengaja membiarkannya agar tetap seperti itu.
Pakaian Wanda tidak ada satupun yang ditinggal. Sebelum pergi sepertinya Wanda juga mengganti sepreinya. Karena wangi perempuan itu yang biasanya semerbak hanya tercium samar.
"Kemana lo pergi?" kata Dika pelan, sambal meremas kepalanya sendiri.
Jangan. Bisikkan itu terdengar jelas di kepala Dika. Sehingga dia mematut bayangannya pada kaca di kamar tersebut. Charis sedang berusaha berbicara padanya.
"Jangan apa sih Ris! Gue nggak mau ya tinggal di dalam tubuh yang punya banyak masalah. Sini lo selesaikan dulu masalah lo sini!" katanya keras pada bayangannya sendiri.
Jangan cari Wanda. Jangan pernah. Biarin dia pergi.
Sayangnya, Dika jadi menyadari bahwa masalah ini disebabkan kepergian Wanda. Yang ternyata bisa mempengaruhi psikis Charis. Jadi, untuk bisa meraih tubuh yang sehat dan tanpa masalah, Dika harus mencari Wanda. Dimanapun gadis itu berada, dia harus menemukannya.

KAMU SEDANG MEMBACA
Trauma (Completed)
FanficCharis bertemu Wanda yang memanggilnya dengan nama Dika. Setelah bertahun-tahun akhirnya dia mengetahui siapa sosok lain yang bersemayam di tubuh yang sama itu. Kemudian, Wanda yang masih trauma dengan kepergian suaminya dihadapkan oleh dua orang b...