"we're in good kok, lo kenapa jadi nanya gitu?"
Gita saling bertukar tatap dengan Wanda yang memasang senyumannya. Tidak seperti yang dia pikirkan, Wanda terlihat sangat senang. Bahkan tangannya digenggam oleh Saga. Seolah hari-hari muram yang terjadi di antara mereka tidak pernah terjadi.
Gita memang belum mendengar apa yang terjadi. Tapi sejak Wanda kembali bekerja setelah cuti menikah. Raut wajahnya sulit ditebak. Sesekali Wanda terdiam seperti orang bingung. Karena itu dia memutuskan untuk datang mampir ke rumah mereka.
Dan apa yang dilihat Gita saat ini benar-benar di luar dugaannya. Wanda terlihat hangat. Sosok Wanda yang dia kenal sejak awal itu kembali dalam sekejap mata. Mereka seperti pasangan baru menikah pada umumnya. Dan keadaan itu sejujurnya membuat Gita bingung.
"Gue cuma merasa kalau ada yang disembunyiin," ujar Gita ragu, dan memilih meneguk minuman yang ada di hadapannya.
Kini giliran Wanda yang bertukar tatap dengan Saga. "Kenapa harus aneh sih? Ya ampun gue kelihatan beda yah? Mungkin lo lihat gue pas lagi bingung mau masak apa buat Saga kali Git.."
Bisa jadi, bisik Gita dalam hatinya. Dia juga tidak tahu apakah yang terjadi antara Saga adalah persoalan rumah tangga biasa atau yang lainnya. Yang jelas Wanda sempat menjadi orang lain ketika sedang tidak bersama dengan Saga. Menjadi Wanda yang benar-benar berbeda. Sehingga membuat Gita menduga bahwa mungkin ada sesuatu di dalam pernikahan mereka.
Dan hari ini mereka terlihat seperti biasa. Tidak ada yang benar-benar berbeda. Gita justru merasa bahwa mungkin sebelumnya dia sedang tertidur. Dan bermimpi mengenai perubahan yang terjadi dengan Wanda.
"Iya kali yah, yaudah deh. Gue numpang makan aja," kata Gita akhirnya menyembunyikan kekhawatiran yang dia miliki.
Wanda mengulum senyum, begitu juga Saga yang menarik perempuan itu ke dalam pelukannya. "Kebetulan gue mau pergi siang ini. lo bisa makan jatah gue Git."
"Lah kok pergi, gue ganggu makan siang kalian ya? Duh gue jadi nggak enak gini."
"Nggak kok," suara Wanda menyela, "Saga emang ada agenda dari kemarin. Kebetulan aja lo dateng pas dia mau pergi."
"Bener ya, bukan gara-gara gue lo harus pergi?"
Saga tertawa, "Ya nggak lah, udahlah makan, ya makan aja Git lo anggap aja kayak rumah sendiri. Selama lo nggak nyusahin, rumah ini siap nampung lo."
Gita memicingkan mata, memang sih dia suka sekali numpang makan atau tidur. Tapi itu dulu ketika Wanda dan dirinya masih sama-sama belum menikah. Kalau sekarang dia harus mempertimbangkan segalanya. Agar tidak mengganggu privasi dari sahabatnya.
Ini pertama kalinya bagi Gita bisa datang ke rumah yang ditinggali Wanda dan Saga. Rumah ini dibangung seminimalis mungkin. Ada tiga kamar. Dua di lantai atas dan satu lainnya ada di belakang dapur. Dibuat untuk orang yang mungkin akan bekerja di rumah ini nantinya.
Ruang tamunya luas dan digabung dengan ruang TV. Yang paling mencolok dan menarik perhatiannya adalah dapur yang cukup luas dan peralatannya lengkap. Seperti Surga untuk Wanda yang suka memasak dan bereksperimen.
"Anter gue keliling dong. Gue mau lihat-lihat rumah lo nih."
Wanda menolehkan kepalanya yang dipapak bantalan sofa setelah Saga pergi. Dia memutuskan merebahkan diri di atas sofa. "Keliling aja sendirian. Gue mau leha-leha."
Desisah halus keluar dari bibir Gita. Meskipun kesal, dia pada akhirnya memutuskan untuk berkeliling rumah itu sendiri. Melihat beberapa ruangan yang belum dimanfaatkan. Hingga ke kamar utama. Kamar yang mungkin di isi oleh Wanda dan Saga pada malam hari.
KAMU SEDANG MEMBACA
Trauma (Completed)
ФанфикCharis bertemu Wanda yang memanggilnya dengan nama Dika. Setelah bertahun-tahun akhirnya dia mengetahui siapa sosok lain yang bersemayam di tubuh yang sama itu. Kemudian, Wanda yang masih trauma dengan kepergian suaminya dihadapkan oleh dua orang b...