Si Wanita Paranormal Cantik

1 2 0
                                    

(Versi Lain Pendidikku adalah Indigo)
.
.
.
.
.
Sudah setahun Azri menjabat sebagai kepala sekolah disebuah SMA.

Hidupnya dijalani biasa-biasa saja. Tidak ada yang hal yang khusus apalagi yang berhubungan dengan masa lalu mengerikan sewaktu ia masih kuliah.

Lagipula ia yakin masa lalu itu tidak akan terulang kembali.

Jika ditanya apakah Azri sudah menikah atau belum.

Jawabannya tidak.

Ia masih belum ingin menikah tidak hanya belum menemukan cinta sejatinya tapi juga masih trauma akan masa lalu mengerikan itu. Ia takut jika ia menjalin hubungan dengan seorang wanita bisa saja gadis itu ternyata adalah kakak tirinya meskipun itu mustahil karena dia sudah dimakamkan.

Itu kenapa ia cuma bisa mencintai dalam diam kepada seorang guru magang yang baru sebulan ini bekerja disekolah.
.
.
.

Cerpen

.
.
.
Sudah sebulan Sinta magang sebagai guru disekolah ini.

Bukan karena karirnya tapi ada sesuatu yang harus Sinta selesai.

Iya, ia sebenarnya adalah seorang paranormal.

Ia selalu mengawasi seseorang untuk menyelesaikan kasus yang ia hadapi sekarang ini.

Jika ia lakukan karena pekerjaannya. Itu salah besar.

Ia memiliki sepupu tiri. Sinta tidak ingin mengulangi kesalahannya untuk kedua kalinya.
.
.
.

Cerpen

.
.
.
Ternyata mencintai dalam diam tidak semudah yang Azri lakukan.

Hatinya ingin mengatakan isi hatinya kepada Sinta.

Sebenarnya tidak masalah dengan statusnya sebagai atasannya tapi entah kenapa setiap kali ingin ia selalu teringat akan kakak tirinya itu.

Karena Azri tidak bisa menahan lagi perasaannya akhirnya ia memutuskan untuk mengatakan isi hatinya. Ia akan terima dengan lapang dada jika Sinta tidak bisa membalas perasaannya. Ia cuma ingin dia tahu kalau ada pria yang mencintainya didunia ini.

"Ada apa Bapak memanggil saya?" Tanya Sinta setelah dipanggil ke ruangannya.

Azri menarik nafas perlahan.

"Begini saya ... ."

Entah bagaimana tiba-tiba sebuah bingkai yang terdapat foto dirinya dengan almarhum ayahnya, ibunya dan adik perempuannya.

Sinta langsung memungutnya.

Sejenak ia sempat melihat foto keluarganya atasannya itu.

"Bapak beruntung sekali memiliki keluarga yang harmonis ini." Kata Sinta iri setelah meletakkan kembali foto tersebut.

"Maaf saya tidak maksud menyinggung anda. Tapi anda mengatakan itu seolah-olah anda tidak seberuntung saya." Balas Azri.

Sinta malah mengangguk kepala.

"Iya. Saya juga memiliki Ibu tapi sayangnya Ibu saya lebih memilih membesarkan sepupu saya dengan berpura-pura kalau sepupu saya adalah anak kandungnya dan membalas dendam atas kematian Tante saya daripada membesarkan saya yang notabene adalah anaknya sendiri. Mungkin itu kenapa orang tua saya bercerai dan saya tinggal bersama Ayah saya, Ibu saya tidak memperdulikan saya sejak lahir." Tutur Sinta dengan tatapan sendu.

CerpenTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang