Sequel Dari Cahaya ke Bumi [Cinta Dendam]
.
.
.
.
.
Alasca Xanax Edward Magic King (Alya Sakura Pratama), buah cinta Mira dengan Dino dari masa depan memutuskan untuk tinggal di zaman kakek dan neneknya saat ini demi bisa bertemu dengan Dafadewa Avaro Melviano, sepupunya yang disukainya itu. Ia sangat mencintainya semenjak pertama kali melihatnya saat berada didunia mimpi itu.Karena dirinya bukan keturunan pertama di pertama penyihir membuatnya diizinkan tinggal di zaman kakek dan neneknya itu.
Kedatangan Alasca disambut bahagia oleh Pak Aulin dan Bu Mufti selaku kakek dan nenek kandungnya.
Tidak hanya sekarang ia melanjutkan hidupnya dizaman ini tapi juga tujuan utamanya untuk bisa menepati janji Dafa kepadanya diwaktu mimpi itu.
Memang tidak mudah apalagi realita kalau Alasca adalah penyihir sedangkan Dafa itu manusia dengan perbedaan usia sangat jauh (Dafa 17 tahun sedangkan Alasca 217 tahun)
Memang sangat menyakitkan akan fakta kalau Dafa sudah memiliki pacar. Tapi Alasca tetap berusaha untuk memenangkan hati Dafa apalagi ia mengetahui kalau pacarnya itu sebenarnya hanya memanfaatkan hartanya saja.
Memang Alasca sudah berusaha sebisa mungkin bahkan sampai mencari berbagai bukti kalau Aca itu tidak sebaik yang dia kira tapi Dafa masih lebih percaya pacarnya sendiri daripada sepupunya sendiri.
Hingga akhirnya suatu hari Alasca didatangi Aca yang membawa pisau. Aca ingin membunuh Alasca.
Dari situlah ia tahu kalau Aca memiliki pacar diam-diam yang tidak lain adalah sahabatnya Dafa yang telah Alasca bunuh karena dia hendak membunuh Dafa dan bernyamar melalui operasi plastik sebagai Dafa untuk bisa menguasai harta keluarganya.
Berusaha Alasca menyelamatkan diri sehingga membuatnya tidak sengaja membunuh Aca dengan sihirnya.
Dafa yang kebetulan ada disana dan melihat Aca dibunuh oleh Alasca malah salah paham dan Dafa semakin percaya kalau sahabatnya itu mati dibunuh oleh Alasca tanpa tahu sebabnya. Setelah Dafa meluapkan semua emosi marahnya kepada Alasca kemudian Dafa pergi.
Alasca yang ikut berlari untuk berusaha menjelaskan malahan melihat Dafa ketabrak truk dengan kedua matanya sendiri.
Kondisi Dafa sangat buruk bahkan tidak bisa diselamatkan nantinya.
Alasca yang tidak punya pilihan lain lagi terpaksa mengutuk Dafa menjadi penyihir saat mulai meninggal meskipun entah kenapa tubuhnya mulai menghilang sama seperti Dafa.
Dafa semakin membenci Alasca setelah tahu ia menjadi penyihir karena dikutuk tapi tidak tahu kalau Alasca melakukan ini demi bisa menyelamatkan nyawa Dafa. Bahkan meskipun Alasca berusaha menjelaskannya malah membuat Dafa semakin salah paham.
Kebencian Dafa kepada Alasca yang semakin membesar hingga suatu malam diam-diam Dafa memasuki kamar Alasca yang waktu itu lagi tidur.
Alasca yang terbangun sangat kaget dengan Dafa yang sudah berada dikamarnya.
Dafa meluapkan semua kebenciannya kepada Alasca bahkan bukan membunuhnya tapi justru malah merengut sangat paksa kesucian Alasca.
Alasca yang sangat takut apalagi ia penyihir ia pikir dirinya akan mati bersama Dafa bahkan Dafa tidak percaya dengan kelemahan terbesar bangsa penyihir, ternyata mereka berdua tidak ada yang meninggal karena ledakan sihir.
Sama seperti orang tuanya Alasca yang memutuskan pergi kemasa depan karena kejahatan yang dilakukan orang tuanya Dafa begitu juga Alasca yang sangat hancur baik jiwa maupun raga memutuskan kembali kemasa depan tanpa siapapun yang tahu alasan yang sebenarnya.
Tapi tidak bagi kakek dan Neneknya Alasca dan Dafa yang akhirnya tahu yang sebenarnya terjadi berusaha mencari tahu kebenaran sebelum meluapkan rasa marah dan kecewa mereka berempat kepada Dafa.