Tahun 2121
Aku sekarang menarik kerah gaunku menunjukkan sebuah jam dengan desain jauh lebih modern yang tidak ada yang tahu.
Jam pemberian dari cicit dari cicit dari cicit dari cicit 400 tahun kemudian. Katanya wasiat dari Aku kepada keturunanku untuk mengirimkan aku jam tangan ini saat aku berusia 18 tahun. Itu berarti sudah 12 tahun keturunanku memberikanku jam ini.
Aku tersenyum tidak sabar karena ini tugas terakhir aku. Mumpung seseorang yang aku tunggu diruangan ini masih belum datang.
Satu tombol saja muncul hologram dan saat itulah aku mengatur waktu dan tempat yang akan aku datangi.
Iya. Jam tangan itu adalah mesin waktu. Dan Aku mengerti kenapa aku sampai berwasiat kepada keturunanku setelah Aku mati.
Sekarang sudah tiba Aku dilokasi dikejadian dan tempat 14 tahun yang lalu.
Disaat itu terjadi suasana sengit didalam markas rahasia sepupu aku.
Iya, dimasa lalu Aku sekolah disebuah sekolah khusus militer walaupun itu cuma selama lebih dari setahun. Kalau bukan karena konflik besar yang dilakukan oleh kedua sepupu aku yang mengakibatkan masalah besar seluruh negara mungkin aku bisa menyelesaikan masa SMA ku disekolah itu.
Diujung konflik Aku harus terpaksa bertarung dengan Dia calon sepupu tiriku untuk bisa menyelamatkan teman-temanku yang lain yang tersekap oleh kedua sepupu sedarah Aku dan terancam terjangkit virus berbahaya itu.
Untung saja para bantuan datang mengepung markas ini dan menyelamatkan kami semua. Tapi sayangnya serangan dari salah satu Sepupu aku sempat mengenai dia sehingga membuat dia meninggal dunia.
Lebih tepatnya mereka semua mengira kalau dia sudah meninggal dunia.
Karena ....
... saat mengevaluasi Aku meretas dan menukar Dia dengan mayat orang lain yang sudah aku operasi plastik pada seluruh tubuhnya sekaligus memanipulasi DNA mayat itu.
Selama setahun Dia koma dan demi untuk bisa merahasiakan kematian palsu sementara itu Aku membawanya kezaman 2 abad setelah zamanku meskipun biayanya lebih mahal daripada biaya dizamanku tapi tidak apa-apa lah, yang penting Dia sembuh.
Setelah kata Dokter yang memprediksi hari ini Dia bangun dari komanya dengan kondisinya semakin membaik Aku langsung memulai rencana B.
Dimulai membawanya kezamannya dan menuju ke tempat rahasia yang sebenarnya bagian dari rencana ini.
Aku bekerja sama dengan Aku 13 tahun yang lalu. Aku 13 tahun yang lalu berpura-pura diam-diam mengali kuburan Dia dan menyembunyikan mayatnya disebuah peti yang tersedia alat medis dan menyimpannya disebuah gubuk yang berada ditengah hutan yang sengaja dibangun untuk merawatnya.
Rencananya Aku akan membawa Dia ke masa itu dan menukarnya dengan Dia yang palsu yang akan Aku dan Aku 13 yang lalu kuburkan nanti.
Dan begitulah rencana kami berdua berhasil dengan teman-temanku dan keluarga Aku dan Dia datang ketempat persembunyian karena mengira ketahuan Aku 13 tahun yang lalu menyembunyikan jenazah dan berusaha menghidupkan kembali.
Pas sekali tidak lama mereka semua datang dan sedikit situasi Dia terbangun dari komanya dan seakan-akan Dia kembali hidup. Sesuai dengan setahun Dia koma disini juga drama yang Aku dari 13 tahun yang lalu dilalui.
Hah sekarang rencanaku untuk menyelamatkannya sudah selesai.
Sekarang Aku harus kembali dan menjalani pernikahan pertama dan terakhirku dengan cinta sejatiku. Lagian kalau saja Dia tidak kuhidupkan kembali pasti Aku tidak akan menikah dengan cinta sejatiku.
Aku kembali dari 13 tahun kemudian dengan sudah memakai pakaian pengantinku kembali.
Setelah setahun Aku pergi kemasa lalu jantungku masih berdebar-debar sangat kencang karena Aku sangat gugup yang mungkin akan menjalani malam pertamaku dengan Suamiku.
Saking berdebarnya Aku tidak hanya sedikit menyesal telah menghidupkan Dia kembali tapi juga Aku baru menyadari kalau Suamiku sudah memasuki kamarku dan sudah memelukku dari belakang.
"Terima ya sudah menyelamatkanku." Kata Suamiku berbisik ditelingaku.
Aku melepaskan pelukan dan berbalik badan berhadapan.
"Apaan sih? Sudah lama itu." Canda Aku memegang wajah Dia.
Iya, Suamiku yang kumaksud itu adalah Dia. Mungkin Aku dari 13 tahun yang lalu itu mengira kalau Aku menyelamatkannya karena Dia itu temanku. Padahal sebenarnya Aku sangat mencintainya dan tidak bisa hidup tanpanya. Sengaja sih tidak kasih tahu karena pasti Aku dari 13 tahun yang lalu itu mungkin tidak bisa diajak kerjasama saking malu dan tidak percaya akan kejadian dimasa depannya. Memang sih awalnya Aku bertekad menyelamatkannya karena Dia itu sepupu tiriku tapi pada akhirnya justru lebih dari itu.
Suamiku malah menggeleng. "Aku tahu kalau kamu pura-pura terobsesi menghidupkanku kembali karena sangat mencintaiku padahal sebenarnya kamu belum peka waktu itu sama halnya aku. Dan juga aku tebak, pasti sekarang ini kamu melaksanakan rencanamu."
Aku melotot kaget. Bagaimana Suamiku bisa tahu?! Padahal niatnya Aku akan beritahunya sekarang ini supaya mungkin malam pertama kami bisa ditunda. Aku bukannya trauma sih tapi Aku takut nanti rasanya sakit karena ini pertama kalinya dan ini untuk Suamiku sendiri!!!
"Bagaimana kamu bisa tahu?!" Gagap Aku masih kaget-kagetnya.
Kemudian Suamiku bercerita kalau Suamiku diam-diam memasuki kamar karena tahu Aku pasti akan merencanakan sesuatu supaya bisa menunda malam pertama (soalnya cuma Aku yang membuatnya bukan lagi laki-laki normal tapi pria mesum!!!) dan melihat Aku mulai memasuki portal waktu dan diam-diam Suamiku memasuki juga sebelum benar-benar hilang. Dari hasil Suamiku selalu mengikutiku secara diam-diam disitulah Suamiku bisa tahu apa yang sebenarnya terjadi.
"Jadi maumu apa?" Kata Aku setelah tahu.
Tiba-tiba Suamiku mendorongku hingga Suamiku sudah berada diatasku dengan posisi Suamiku menindihku! Wajahku semakin memerah melihat wajah Suamiku sangat dekat dengan wajahku.
"Aku akan beritahu semua orang apa yang sebenarnya terjadi."
Aku mendengus. "Terserah saja. Beritahu saja. Toh cepat atau lambat ketahuan juga." Kata Aku gugup.
"Lagian bukannya seharusnya kamu mengabulkan permintaanku karena sudah menolongmu." Tambahku berargumen.
"Justru itu kita harus lakukannya hari ini karena tanpa keturunan kita, kita tidak akan bisa bersatu diplanet ini. Memangnya kamu mau benaran kehilanganku?" Balas Suamiku telak.
Aku menggeleng.
Meskipun Aku harus merasakan awal sakit dan hal kaget lainnya dalam malam pertama pernikahan tapi apa yang dikatakan Suamiku benar juga. Meskipun ini semua karena wasiat Aku juga dan mungkin keturunanku sudah tahu apa yang terjadi jika tidak dilaksanakan wasiat itu karena 100% dilaksanakan dimasa lalu tapi Aku tetap sangat berterima kasih kepadanya karena tanpanya Aku tidak bisa bersatu dengannya bahkan mungkin tidak bisa saling peka kalau kami berdua sebenarnya saling mencintai dan kami berdua ditakdirkan untuk bersatu.
Jadi kami berdua pada akhirnya melaksanakan malam pertama itu dan berusaha supaya keturunan kami tetap ada. Mungkin cuma ini cara untuk menujukan rasa terima kasih kami.
Selesai