Peka setelah Membaca Suratmu (Versi lain Kesalahpahaman [I'm Sorry])

1 2 0
                                    

Bertahun-tahun telah berlalu. Fiyah menjadi paranormal yang sangat terkenal. Sudah banyak kasus mistis sulit yang berhasil ia selesaikan yang membuat pengalamannya semakin banyak.

Tapi entah kenapa hatinya terasa kosong. Ia entah kenapa selalu merindukan mendiang sahabatnya itu seakan-akan karena kerinduannya itu yang membuatnya tidak memiliki semangat hidup. Tapi Fiyah menggeleng keras dan ia yakin dirinya seperti itu mungkin karena sosok yang hadir secara tidak sangka-sangka karena tragedi waktu itu.

Tapi selalu terbayangkan Bagas mendiang sahabatnya dalam pikirannya yang sangat menganggu pikirannya dan hatinya selalu sesak mengingat setiap kali momen kebersamaan mereka meskipun itu kebanyakan berhubungan dengan hal mistis.

Di TPU.

Fiyah menaburkan kembang bunga dikuburan Bagas.

"As, aku gak mengerti. Kenapa aku selalu memikirkanmu? Aku memang merindukanmu tapi kenapa gara-gara itu aku jadi gak punya semangat hidup? Andai aja kamu masih hidup mungkin kamu punya jawabannya."

"Kamu tahu? Sekarang Asfiy sudah masuk sekolah dasar. Kata Asfiy baru beberapa hari sekolah disitu langsung populer. Tidak heran sih kan dia sangat cantik, baik, dan cerdas seperti kamu. Jika aja kamu masih hidup pasti kamu sangat bangga kepadanya. Meskipun Asfiy ada karena teror arwah jahat itu tapi aku tetap sayang sekali kepadanya. Mungkin itu kenapa aku selalu memikirkanmu, mungkin karena adanya Asfiy."

Kemudian tiba-tiba hembusan angin lembut mengenai wajahnya. Yang terpikirkan pertama kali setelah merasakan hembusan angin itu adalah surat terakhir dari Bagas yang belum ia baca sampai sekarang.

Fiyah menatap nisan dan memegangnya.

"Maaf ya aku belum baca surat itu. Entah kenapa aku gak berani membacanya." Kata Fiyah merasa bersalah. "Jangan-jangan kamu nulis yang gak-gak karna itu kenapa aku gak berani membacanya, ya?" Tambahnya bercanda.

Untuk sekian kalinya Fiyah mengecup puncak batu nisan Bagas lagi.

Malam harinya.

Fiyah membuka isi surat dari Bagas yang belum ia baca selama ini. Berdebu karena sudah bertahun-tahun Fiyah tidak menyentuhnya sama sekali dan hanya menyimpannya saja dengan baik-baik.
.
.
.
______

Untuk Fiyah, teman baru gue.

Hai, Fiyah. Gue tahu kita gak terlalu lama berteman. Itupun karna sejak kejadian mengerikan itu dan kita sama-sama indigo. Bertemu dengan lo adalah hal yang sangat terindah dalam hidup gue dan jika gue pergi untuk selama-lamanya gue berharap lo gak akan lupain gue.

Iya. Gue nulis surat ini saat waktu itu sangat genting banget dan jaga-jaga jika gue mati gue sempat kasih tahu lo sesuatu.

Gue minta maaf ya yang waktu itu. Gue tahu lo gak akan marah karna ko ngira gue lagi kerasukan arwah jahat. Tapi jujur meskipun arwah yang merasuki tubuh gue itu memaksa tapi gue berhasil terbebas dari arwah jahat itu tapi maaf gue tetap melakukannya dan bersikap kalau gue masih kerasukan.

______
.
.
.
'Apa ... .' Dalam hati Fiyah terpaku tapi tubuhnya bergetar hebat. Air matanya menetes deras.

Ia berusaha untuk melupakan itu semua dan itu cuma bentuk teror menakutkan saja. Tapi Bagas ...

Fiyah berisak. Apa Bagas tidak tahu kalau meskipun kemungkinan besar Asfiy adalah anak iblis tapi ia tetap menyayanginya. Apa Bagas berpikir ia tidak menyayanginya lagi setelah tahu?

Ia begitu mempercayainya tapi Bagas malah menjatuhkannya begitu mendalam.

"Kenapa Bagas? Kenapa?" Isak Fiyah perih dengan traumatik menghantuinya lagi.

CerpenTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang