Versi lain Reincarnation In Love
.
.
.
.
.
.
Sepanjang lorong dipanti Asuhan anak kecil yang bernama Alex terus menangis tanpa berhenti."Kenapa?" Isak Alex. "Kenapa kamu sekarang diadopsi tanpa bilang-bilang kepadaku?"
Cuma Snow satu-satunya teman yang ia miliki di panti asuhan ini. Apa mulai sekarang dirinya akan sendirian ditempat ini sampai dirinya diadopsi oleh orang lain atau malah sampai dirinya sudah besar untuk bisa keluar dari sini?
Disaat masih menangis sambil berjalan tidak tentu arah dilorongan ini tidak sengaja ia menemukan sebuah boneka yang selalu dibawa oleh ibu panti dan dilihat pintu dari kamar ibu panti sepertinya dia tidak ada Alex memutuskan untuk mengembalikan saja kekamarnya.
Baru saja ia masuk kekamar Ibu panti tersebut alangkah kaget dengan tubuhnya mengeluarkan keringat dingin disertai oleh wajah sangat takut akan Alex melihat banyak mading yang terdapat kertas-kertas yang menunjukkan semua rencana eksperimen ilegal yang harus menggunakan tubuh anak-anak.
"Jadi teman-teman bukan diadopsi tapi dijadikan eksperimen ilegal?" Kata Alex menggeleng sama sekali tidak menyangka.
Kemudian Alex menemukan eksperimen terakhir yang anak mana yang akan dijadikan bahan terakhir antara dirinya dengan ...
... Snow?
Kedua mata Alex membola besar.
Apa karena itu kenapa saat ia lagi bersembunyi diruang lain mendadak tiba-tiba tertutup? Apa itu ulah Snow? Apa tangisan samar-samar yang ia dengar dibalik pintu itu ternyata dari Snow?
Alex ingat sorotan ketakutan dari Snow saat dibawa oleh pria yang ia kira adalah orang tua angkatnya ternyata adalah salah satu dari staf peneliti itu. Jadi itu jawabannya?
Secepatnya ia mengeledah kamar ibu panti itu dan akhirnya ia bisa menemukan lokasi laboratorium ilegal itu berada.
Setelahnya langsung Alex berlari untuk ketempat tujuannya.
'Snow, bertahanlah. Aku akan menyelamatkanmu!' Dalam hati Alex terus berlari tanpa berhenti.
.
.
.Cerpen
.
.
.
Ini benar-benar pertama kalinya bagi Snow.Ditempat yang banyak alat-alat canggih yang ia tidak tahu apa itu. Terus ia juga pertama kalinya tubuhnya diikat dibenda besi yang membuatnya bahkan tidak bisa mengerak sedikitpun.
Tatapan Snow hanya kosong menunggu kematiannya datang. Ia berharap semoga tidak sesakit ini.
Tapi beda dengan hatinya yang terus mengatakan kalau pangerannya akan datang menyelamatkannya sama seperti mimpi dalam tidur yang waktu itu ia ceritakan kepada Alex, sahabat satu-satunya yang ia punya disaat semua teman-temannya sudah diadopsi oleh orang tuanya. Ah ralat lebih tepatnya dijadikan bahan eksperimen mereka dan Snow juga akan merasakannya.
Mengingat Alex, Snow lega bisa menggantikannya. Untung saja hanya dirinya yang menyadarinya, jika ternyata Alex yang duluan menyadarinya meskipun dirinya tidak disini tapi Snow sudah terlambat untuk menggantikannya. Ia bahagia bisa menyelamatkannya, berharap Alex bisa keluar dari panti asuhan mengerikan itu dan bahagia selamanya.
Jarum bius sebentar lagi akan menyentuh bahkan menusuk kulitnya.
'Pangeran, selamatkan aku!' Dalam hati Snow dengan tetesan air mata jatuh.
Tiba-tiba suara pintu terbuka keras dan terdapat Alex yang badannya penuh luka.
Snow menoleh.