Kali Ini Bukan untuk Menghianatinya tapi Menyelamatkannya

2 2 0
                                    

Kisah yang tidak diceritakan SMA Swasta Ungu Gaib (sebulan sebelum Naila sekolah di SMA Ungu Gaib dan 3 minggu sebelum Rafa koma).
.
.
.
.
.
Perlahan mataku terbuka.

Gue pikir gue udah mati dimakan oleh Iblis jahat itu. Tapi ternyata Gue masih hidup.

Dengan tubuhku yang penuh luka dan kesakitan bola mata Gue menatap kearah langit yang ternyata sore bukan malam.

"Ternyata gue ditipu." Kata Aku dengan nada miris.

Jika diingat dari awal betapa brengseknya Gue malah memilih nyawa Gue sendiri daripada Via, cewek yang sampai sekarang masih Gue cintai. Padahal baik Gue maupun teman-teman (pasti mereka semua terutama Zara sudah mati dimakan oleh Iblis itu) yang lainnya yang sangat egois itu tertipu oleh iblis jahat itu. Gue tetap merasa sangat brengsek  meskipun saat mereka semua ingin Via saja yang ditumbalkan oleh Iblis itu cuma Gue yang menolak keras tawaran itu.

Gue menangis tanpa suara.

Kenapa Gue gak bisa tetap mempertahankan itu? Kenapa disaat Via udah berhasil keluar dari villa itu malah Gue yang melemparnya kembali ke villa itu hanya karena takut? Kenapa????!!!

Dengan tangan Gue yang terluka parah masih mengeluarkan banyak darah gue memukul sekuat mungkin ketanah melampiaskan rasa sesalku yang tidak bisa dimaafkan meskipun Gue dimaafkan sekalipun.

Tuhan. Jika saja waktu bisa diulang kembali Gue gak ingin menghianatinya meskipun nyawa gue taruhannya. Gue ingin sekali menyelamatkannya meskipun Gue yang harus menjadi tumbalnya, jika itu terjadi Gue akan melawan Iblis jahat tersebut hingga Gue mati dimakan olehnya.

Gue menutup mata Gue dengan air mata masih menetes keluar. Gue tahu kalau tuhan gak akan ngabulin permintaan cowok sebrengsek Gue. Tapi Gue cuma berharap tuhan ngabulin doa Gue ataupun setidaknya biarkan Gue mati dan berharap Via gak benaran mati dimakan Iblis jahat tersebut karena dendamnya sudah terbalaskan.

Tapi setelah dipikir-pikir sepertinya lebih baiknya Gue tetap hidup. Gue akan berusaha hidup supaya Via tetap hidup walaupun menghabiskan seluruh hidupnya untuk selesaikan balas dendamnya. Gue gak pa-pa terus menerus kesakitan asalkan Iblis jahat itu gak memakannya.

Baru saja Gue membuka mata lagi entah bagaimana Gue sekarang sudah berada didalam villa angker itu bersama teman-teman sekelas yang mengikuti kegiatan sekolah (Kecuali Via yang tidak bisa ikut karena lagi sakit).

Gue yang kaget berusaha untuk gak memperlihatkannya dan mengikuti alur kejadian itu.

Gue tetap seperti yang terjadi 6 bulan yang lalu berusaha menentang teman-temanku untuk gak menumbalkan Via yang notabene cewek indigo. Tapi mereka tetap menghubunginya untuk pura-pura meminta pertolongan. Gue semakin membenci mereka semua yang sangat egois itu.

Gue semakin khawatir dengan Via malah percaya dan mendatangi villa tersebut tidak perduli kondisinya masih sakit.

Via sudah datang.

Berusaha sebisa mungkin Gue menjelaskan tapi teman-teman yang egois itu menghalanginya.

Bahkan saat Via dijebak oleh teman-teman Gue berusaha sebisa mungkin menyelamatkannya. Kagak perduli Gue masih berada divilla ini. Gue sangat mencintainya dan Gue gak mengulangi kebegoan Gue kali ini.

Disaat berusaha keluar dari vila tersebut Gue berusaha menenangkan Via yang antara syok setelah tahu apa yang terjadi dengan berusaha juga keluar dari vila ini. Gue bahkan sampai menggendong dibelakang karena kondisinya tidak sanggup lagi untuk menyelamatkan diri.

Hingga kami berdua bisa keluar dari vila itu melalui tembok persis saat Via berusaha keluar dari vila itu sendirian.

"Apa yang lo lakuin, Fano! Apa lo mau kita semua pada mati?!"

CerpenTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang