Namaku Nalid.
Sekarang ini Aku sedang menonton 3 film populer berseri bersama istriku yang bernama Nelim dan kedua anakku laki-laki yang sudah kuliah dan perempuan yang sudah SMA.
Siapa menyangka kalau film berseri ini diambil dari tiga novel best seller karya Aku dan Istriku.
Kami bukan penulis novel. Istriku hanya membuat dua novel dan aku hanya membuat satu novel saja.
Kisah yang diambil dari kisah kami berdua. Kami sengaja melakukannya untuk mengenang kisah kami. Sekaligus ada hal yang menjadi pelajaran dalam hidup.
Jika ada musibah ada hikmahnya maka begitu juga kisah kami yang tidak bisa bersama tapi diluar kisah kami bisa bersatu.
Iya, ketiga novel adalah kisah cinta kami yang indah tapi berbagai cobaan menguji kami. Tapi bukan itu penyebab akhir novelnya kami tidak bisa bersama. Kesalahanpahaman dan ego membuat ketiga novel itu berakhir tidak bisa bersama.
Bagaimana ceritanya kami bisa bersama padahal diakhir kisah kami tidak bisa bersama?
🎬 Flashback On 🎬
Keesokannya harinya gadis yang paling aku cintai akan menikah.
Bohong jika Aku mengikhlaskannya meskipun aku masih mencintainya. Kelihatannya Aku sudah merelakannya tapi tidak dengan hatiku yang tidak rela orang yang paling kucintai menikah dengan orang lain.
Rasanya sangat sakit tidak bisa ditahankan. Jauh lebih sakit jika menahan rindu dan menanggung rasa rindu Nelim daripada hanya merasakan bahwa belahan jiwaku dimiliki orang lain.
Kepalaku mengadah keatas dengan air mataku mengalir deras.
Tiba-tiba Aku merasakan ditusuk seperti jarum ketubuhku. Sedetik kemudian kedua kelopak mataku yang tertutup tidak bisa dibuka lagi. Hanya kegelapan yang kulihat.
Akhirnya Aku bisa membuka mataku.
Yang kulihat adalah ada banyak orang didalam ruangan ini. Dari situasinya sepertinya Aku berada diruang untuk ijab kabul. Apakah Aku dipaksa untuk tetap melihat pernikahan Nelim padahal Aku sendiri tidak mau menghadirinya!
Tapi Aku menyadari kalau aku tidak hanya memakai pakaian adat pernikahan tapi juga posisi Aku yang berada didepan penghulu!
Apa yang sebenarnya terjadi?!
"Apakah sudah bisa dimulai?" Kata Sang Penghulu.
"Iya." Jawab seseorang yang tidak lain adalah calon suaminya Nelim mengangguk ditempat tidak jauh dari tempat Aku duduk.
Aku yang tidak tahu apa yang sebenarnya terjadi membuat Dia menarik tanganku supaya bisa menjabat tangan penghulu itu.
Awalnya setelah ijab kabul yang diucapkan aku masih diam. Tapi setelah dibisik calon suaminya Nelim menyuruh aku membalasnya akhirnya Aku menurut juga.
Selesai proses ijab kabul Aku menyadari kalau Aku sudah resmi menjadi suaminya gadis yang Aku tangisi diam-diam. Aku menyadari kalau semua ini rencana teman-temanku dan temannya Nelim sekaligus Dia.
Tidak lama kemudian pengantin wanita yang tidak lain adalah Nelim keluar dari ruangan dengan wajah sendu? Apakah Dia sudah tahu dan tidak bahagia? Jika benar seharusnya Aku menolaknya? Kenapa malah Aku menerimanya?
Tapi anehnya setelah melihatku malah kaget seolah-olah Nelim baru tahu. Tapi tiba-tiba juga Nelim tersenyum bahagia.
Aku tidak menyangka tanganku akan dicium oleh Nelim dan Aku mencium keningnya sebagai suami istri.