Four

19.7K 1.6K 403
                                    

Berminggu-minggu telah berlalu. Kehidupan Jaemin di panti tidak bisa dikatakan baik-baik saja. Setiap harinya ia bersama anak-anak lain harus ke pusat kota untuk bekerja. Ia tak lagi mendapat siksaan, namun ia harus beberapa kali menyaksikan teman-temannya di siksa juga beberapa kali memergoki Jun menyetubuhi seseorang secara paksa. Sejujurnya, Jaemin merasa heran, mengapa mereka semua tetap memilih bungkam sementara sikap Jun semakin parah.

"Makasih ya Nana." Ucap Felix.

Jaemin tersenyum, "sama-sama Felix," balasnya lalu membereskan peralatan ke dalam kotak P3K.

Hari ini Felix tidak sengaja menjatuhkan beberapa brosur yang harus ia bagikan. Akibatnya, Jun memukulnya hingga berujung dengan sudut bibir dan pipi yang membiru. Jaemin dengan sigap menolong Felix.

"Nana baik, ngomong-ngomong Nana kenapa bisa di sini?" tanya Felix.

"Maksudnya? di panti asuhan ini?" Felix mengangguk. Jaemin menghela, "papa titip Nana di sini."

"Di titip? sama kayak aku berarti."

Jaemin menatap terkejut pada Felix. "Yang bener?"

"Iya. Mama sama papa sering berantem, makanya aku di titipin di sini sementara." Jelas Felix. Ia kemudian tersenyum miris, "tapi, aku tidak tahu bakalan dijemput atau tidak."

"Nana juga." Ucap Jaemin dengan lesu.

"Yaudah lah Nana, kita main aja yuk!" ajak Felix.

"Ayo!"

Keduanya pun bermain di dalam kamar mereka. Hanya bermain seperti halnya anak kecil pada umumnya. Mereka tak berani keluar kamar mengingat wajah Felix yang tidak baik-baik saja.

***

Di kediaman Jung, Jaehyun beserta keempat puteranya makan malam dengan hikmat. Terbesit rasa sedih dalam diri para putra Jung akan kenyataan bahwa kursi di samping ayahnya, yang selama ini menjadi tempat duduk Taeyong tak lagi berpenghuni. Hal ini membuat rasa benci mereka terhadap Jaemin semakin bertambah.

"Cih, semoga dia mati," gumam Jisung pelan yang untungnya tak sampai ke telinga Jaehyun.

"Amin." Sahut Jeno yang rupanya mendengar gumaman Jisung.

Makan malam selesai, beberapa pelayan di mansion langsung membereskan peralatan makan bekas keluarga Jung.

"Sebentar lagi kalian akan menghadapi ulangan akhir semester, benar?" tanya Jaehyun pada keempat puteranya.

"Benar, pah." Jawab Mark.

"Bagaimana jika setelah itu, kita liburan?" tanya Jaehyun lagi.

Mata Jisung langsung berbinar. "Ji setuju! kita sudah lama tidak liburan."

Sungchan mengangguk, "iya, terakhir kali, kita liburan saat Jisung belum masuk sekolah."

"Iya, dan saat itu, mama masih ada." Ucapan Jeno membuat suasana menghening. Ekspresi Jisung yang tadinya ceria mendadak sendu.

Jaehyun menghela napas berat. Ia tidak akan pernah lupa bahwa kepergian istrinya itu karena dirinya. Jika boleh jujur, Jaehyun sangat menyesal. Ia sangat mencintai Taeyong.

Mengenai Winwin, ia menghamili pria manis itu secara tidak sengaja. Waktu itu dirinya sedang mabuk dan tanpa sadar memperkosa Winwin yang saat itu menjadi kekasih dari sahabatnya, Nakamoto Yuta. Ia mengetahui kehamilan Winwin setelah Yuta memutuskan Winwin karena kehamilannya.

Jaehyun pun berusaha bertanggungjawab. Ia memenuhi segala kebutuhan Winwin dan puteranya tanpa sepengetahuan Taeyong. Dan saat Winwin meninggal karena serangan jantung, Jaehyun terpaksa mengungkap kebenaran. Namun, itu tidak berakhir baik-baik saja. Jaehyun menghela napas berat.

My Step Brothers | Nomin ft. Jaemin Harem (✓) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang