Twenty Seven

16K 1.3K 238
                                    

Okelah, ini terakhir sebelum puasa

.
.
.
.

Jaemin membulatkan matanya terkejut karena pertanyaan Sungchan. "Apa-apaan pertanyaan kamu Sungchan?!" serunya dengan marah. "Aku nggak serendah itu."

Sungchan terkekeh sinis. "Nggak serendah itu tapi kenyataannya lobang lo pernah dimasukin kak Mark kan? mana dibayar lagi." Ucapnya dengan nada mencela.

Jaemin kembali dibuat terkejut. "Ka-kamu tahu darimana?"

Sungchan tersenyum miring. "Apa gunanya kamera yang ada di kamar lo kalau gue gak tahu apa aja yang terjadi di sana?"

Jaemin menatap Sungchan tak percaya. "J-jadi, kamu juga?"

"Bahkan Jisung pun gue pikir gitu. Lo pikir lo bisa bebas seenaknya dari kita?" Ungkap Sungchan entah jujur atau sebaliknya.

Mata Jaemin berkaca-kaca. "Kenapa? kenapa kalian lakuin itu? harusnya kalau kalian benci aku. Abaikan keberadaan aku! bukan malah mantau keadaan aku tanpa izin! terlebih di ruang pribadi aku!"

"Pribadi? sadar weh. Lo gak punya hak apapun di sini. Jadi kamar lo nggak termasuk ruang pribadi buat lo." Kata Sungchan.

Tangan Sungchan bergerak membelai pipi Jaemin. Namun Jaemin dengan cepat menepisnya.

"Biarin aku balik ke kamar!"

Jaemin mendorong Sungchan agar pemuda itu menyingkir. Ia berniat menuju kamarnya. Tetapi, tarikan Sungchan pada lengannya membuat niatnya urung.

"Mau kemana? layanin gue dulu dong! di sini aja gak papa." Ucap Sungchan dengan seringaian di wajahnya.

Jaemin mulai panik, ia berusaha melepaskan genggaman tangan Sungchan. "Lepasin! kamu jangan gila Sungchan!"

Sungchan tentu tidak melepaskan genggamannya. Ia malah menarik Jaemin untuk direngkuhnya.

Tidak ingin berada dalam pelukan Sungchan, Jaemin membuka tutup botol minumnya, lantas menyiramnya pada wajah Sungchan.

"Anjing!"

Jaemin dengan cepat melepas genggaman tangan Sungchan, lantas berlari secepat mungkin menuju tangga.

Sungchan tidak ingin membiarkan Jaemin lepas begitu saja darinya. Pemuda tinggi ini berlari menyusul Jaemin dan dengan cepat menyamai langkahnya.

"Mau kemana lo? lo pikir bisa lepas dari gue?!" Sungchan menyeret tubuh Jaemin ke bawah tangga.

"Sungchan kamu mau apa?! aku mohon jangan macam-macam!"

Seolah tuli, Sungchan memaksa tubuh Jaemin terlentang di bawah tangga. Ia lantas mengukung tubuh Jaemin dengan kakinya berada di antara dua kaki Jaemin.

Jaemin tak dapat menahan air matanya karena panik dan takut. "Sungchan, aku mohon jangan lecehin aku! kamu anak baik. Aku yakin kamu anak baik, jadi jangan lakuin ini Sungchan!" Pintanya.

Melihat air mata yang menuruni pipi Jaemin, ada rasa ragu dalam diri Sungchan untuk menggagahi pemuda manis di bawahnya itu. Namun, untuk kali ini Sungchan tidak ingin tertinggal jauh dari kedua kakaknya.

"Oke, gue gak bakal nyentuh bibir lo." Ucapnya walau kenyataannya dirinya sangat ingin mencicipi bibir semerah ceri itu. "Tapi, gue pengen rasain lobang lo."

Jaemin semakin menangis dan memberontak saat Sungchan menarik turun celana piyamanya. "Sungchan plis!"

Usai melepas celana milik Jaemin, Sungchan lantas menurunkan celana miliknya dan mengeluarkan kebanggaannya.

"Sungchan jangan!" seru Jaemin takut bercampur panik. "Jangan! kamu gak boleh nyentuh tubuh aku atau Jeno bakal ngasih perhitungan sama kamu!" entah kenapa kata-kata ini keluar dari mulutnya.

My Step Brothers | Nomin ft. Jaemin Harem (✓) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang