Thirteen

17.8K 1.5K 262
                                    

4 month later

Seorang pemuda manis duduk di kursi meja belajarnya di dalam kamar. Tatapannya fokus pada rentetan materi yang dipelajarinya sebelum pindah ke sekolah barunya.

Genap sudah empat bulan dirinya tidak keluar kamar. Benar-benar tidak keluar!

Jung Jaehyun tak main-main dengan kata-katanya. Bahkan ia memutus tangan kirinya, Lee Juyeon untuk berjaga di depan kamar Jaemin. Juyeon tak jauh berbeda dengan Minho. Keduanya sama-sama anak buah Jaehyun yang paling patuh dan paling setia. Karena itulah keduanya memperoleh kepercayaan yang besar dari sang Tuan Besar.

Tok tok tok

"Maaf mengganggu Tuan Muda, saya Nayeon izin mengantarkan makanan dan minuman untuk makan siang Tuan Muda Jaemin."

Jaemin menyahut, "MASUKLAH!" serunya tanpa menoleh.

Lantas, pintu kamarnya terbuka. Menampilkan Im Nayeon, kepala pelayan keluarga Jung. Wanita itu membawa nampan yang berisi makanan dan minuman untuk makan siang Jaemin.

"Taruh saja di atas nakas bi, nanti Nana makan." Pinta Jaemin yang langsung dijalankan oleh Nayeon.

"Sudah Tuan, saya izin keluar."

"Ya."

Jaemin menjawab tanpa menoleh. Sesungguhnya ia masih kecewa dengan Nayeon. Bukan hanya Nayeon, tetapi seluruh pelayan di mansion Jung.

Nayeon hendak keluar, namun ia menoleh dengan raut bersalah pada Jaemin. Sejak hari dimana ia mengucapkan fitnah atas Tuan Mudanya itu, Nayeon benar-benar merasa bersalah. Bukan keinginannya untuk berbohong, tetapi ancaman dari keempat putra Jung membuatnya mau tak mau melakukannya. Ia takut kehilangan pekerjaan sebab ada putrinya yang harus ia hidupi, belum lagi ibunya yang saat ini terbaring lemah di rumah sakit.

"Maaf Tuan..." ucapnya dengan lirih yang tak sampai pada Jaemin.

***

"Selamat malam Tuan Besar." Juyeon memberi hormat ketika Jaehyun mendatanginya di depan kamar Jaemin.

"Bagaimana Jaemin?" tanya Jaehyun.

"Tuan Muda benar-benar tidak meninggalkan kamarnya, Tuan. Sama seperti sebelum-sebelumnya." Jawab Juyeon dengan kepala tertunduk.

Jaehyun menghela napasnya. Diliriknya pintu kamar sang putra. Ada kerinduan dalam sorot mata Jaehyun. Berbulan-bulan, ia benar-benar tidak menampakkan wajahnya di hadapan Jaemin. Ia kecewa...

Entah pada Jaemin atau pada dirinya sendiri.

"Juyeon, mulai besok kau tidak perlu berjaga lagi. Aku lah yang akan menjaganya. Lagipula, besok ia sudah pindah sekolah ke sekolah yang sama dengan putra-putraku yang lain. Mereka juga lah yang akan menjaga Jaemin." Ucap Jaehyun dengan serius.

Juyeon mengangguk patuh, "baik Tuan."

Jaehyun menepuk pelan bahu Juyeon, "terimakasih sudah menjaga putra manisku, Juyeon. Aku tidak menyesal mempercayakan penjagaannya kepadamu."

Juyeon sekali lagi mengangguk. Kali ini ada senyuman di wajahnya. "Terimakasih pula karena sudah mempercayakan saya, Tuan."

Jaehyun tersenyum sebagai respon. "Yasudah, kalau begitu aku akan kembali ke ruanganku." Ucapnya sebelum berbalik meninggalkan Juyeon.

Juyeon menghela napas berat. Ditatapnya pintu kamar Jaemin dengan sendu. Ia tahu sekali bagaimana tersiksanya Jaemin yang harus terus diam di dalam penjaranya yang besar. Tidak boleh keluar sama sekali, terlebih tak ada satupun anggota keluarga yang datang untuk menemui atau sekedar menengoknya.

My Step Brothers | Nomin ft. Jaemin Harem (✓) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang