Twenty Six

16.6K 1.3K 234
                                    

Jeno dan Jaemin melepas ciuman mereka. Keduanya saling menatap dalam diam. Jeno menggerakkan ibu jarinya mengusap bibir bawah Jaemin. Selanjutnya, ia menjauhkan tubuhnya.

"Gue mau balik ke kamar, lo balik juga sana." Ucap Jeno.

Jaemin sempat tidak tahu ingin berkata apa sebelum mengangguk pelan. "Oke, aku ke kamar dulu." Ia lantas bangkit meninggalkan Jeno.

Sembari berjalan, Jaemin disibukkan dengan pikirannya. Ciuman Jeno tadi benar-benar berbeda. Seakan-akan lelaki itu mencoba menyampaikan rasa yang entah apa kepada dirinya. Rasa yang menimbulkan debaran dan kehangatan dalam hatinya.

Apa itu rasa bersalah? atau penyesalan? jika benar, maka Jaemin akan merasa senang dan menunggu kata maaf dari Jeno.

Jaemin tidak pernah berdoa agar Jeno maupun saudaranya yang lain merasakan karma atas apa yang mereka perbuat. Karena sejatinya, Jaemin hanya butuh kata maaf.

Ingin sekali Jaemin berdamai dengan para saudaranya. Menghabiskan waktu bersama, merasa dilindungi dan memiliki tempat bersandar selagi tak ada papanya.

Saat-saat itu, akankah segera tiba?

Atau selamanya hanya menjadi angan-angan?

***

"Darimana Na?" Tanya Haechan begitu Jaemin memasuki kamar mereka.

"Cari angin." Jawab Jaemin singkat sebelum mencomot makanan milik Haechan yang tengah menonton layar ponselnya. "Kamu nonton apa?" Tanya Jaemin lalu mendudukkan diri di samping Haechan.

"Drakor, lagi buming lo ini. Lo pernah nonton nggak?"

Jaemin menggeleng, "aku jarang banget nonton drama. Lebih suka baca novel sih." Jawabnya. "Btw, itu judulnya apa?"

"Proposal Bisnis. Ini kalau lo nonton pasti tipe suami lo ke upgrade Na." Jawab Haechan dengan tatapan yang setia pada layar ponselnya.

"Calon suami apa calon istri?"

Haechan melirik Jaemin sinis. "Emang modelan lo bakalan nyari istri?"

Jaemin mengendikkan bahunya. "Kali aja. Siapa tahu kan aku pacaran sama cewek. Kayak Winter misalnya, imut banget dia."

"Kalau Karina denger gue yakin lo bakalan dilabrak sih Na."

"Emang Karina ada hubungannya sama Winter?"

"Mereka pacaran zubaedah!"

"Lah, kan aku gak tahu."

"Makanya gue kasih tahu."

Jaemin mendadak cemberut. "Kok Echan gitu sih?" ucap Jaemin dengan mata berkaca-kaca.

Haechan menatap Jaemin tak percaya. "Na, lo nangis?"

"Bodo! kita unfriend aja!" Ucap Jaemin sebelum menidurkan diri membelakangi Haechan.

"Lah? ni bocah kenapa dah?" Gumam Haechan bingung.

***

Rangkaian tour berakhir dengan berkunjung ke pantai. Pagi ini, seluruh siswa maupun siswi SHS 28 Seoul (ngasal) sedang menikmati waktu di pantai.

Kali ini, Jaemin duduk sendirian di tepi pantai. Bukan bermaksud menjauh, hanya saja moodnya mendadak berubah. Alhasil, ia hanya melihat teman-temannya yang bermain air.

"Permisi kak." Salah satu panitia perempuan yang Jaemin yakini sebagai adik kelasnya mendekatinya.

"Ya?"

My Step Brothers | Nomin ft. Jaemin Harem (✓) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang