Six

19.7K 1.6K 196
                                    

Jaemin sungguh terkejut mendapati keberadaan sang papa di hadapannya. Papa yang tidak pernah lagi ia temui sejak 6 tahun lalu. Pertama kalinya ia berada di panti asuhan adalah terakhir kalinya ia bertemu dengan Jaehyun.

Jaehyun hanya akan menghubunginya lewat telepon 3 bulan sekali, kadang 6 bulan sekali bahkan Jaehyun pernah tidak menelponnya selama hampir satu tahun. Untung Jaemin masih mengingat wajah papanya itu.

"Nana?" Jaehyun menatap tak percaya. Menanyakan pada hatinya, benarkah yang di hadapannya itu puteranya? putera manisnya yang sebenarnya sangat dirindukannya. Dan kini ia bertemu... saat puteranya hampir diperkosa.

Jaemin menjatuhkan air matanya. Langsung saja ia menghambur ke pelukan Jaehyun. "Papa..."

Jaehyun lantas membalas pelukan sang putera dengan erat. Keduanya melepas kerinduan yang selama ini dirasakan.

"Papa, kangen.. hiks.."

Jaehyun mengelus rambut belakang Jaemin. "Papa juga kangen Nana." Dipeluknya sang putera dengan lebih erat. "Maaf, maaf karena papa gagal jagain kamu."

Jaemin melepas pelukannya. Ia menggeleng, "nggak, jangan ngomong gitu. Buktinya papa berhasil nolongin Nana."

Jaehyun menatap Jaemin dengan sendu. Kebetulan dirinya melewati wilayah ini, ia juga berniat menengok Jaemin di panti asuhan setelah sekian lama. Tetapi, ia meminta supirnya berhenti begitu mendengar suara orang yang meminta pertolongan. Syukurlah karena ia berhasil menemukan asal suara. Namun, tak pernah disangkanya bahwa orang tersebut adalah darah dagingnya.

Sementara itu, Jun mulai bangkit perlahan. Ia hendak kabur, tetapi Jaehyun mengetahui gerak geriknya. Jaehyun lantas menariknya, dan kembali menghajarnya. Kali ini dengan kemarahan yang berkali lipat.

Ayah mana yang akan diam saja saat anaknya dilecehkan?

Ayah mana yang tidak marah jika seseorang mencoba merenggut kehormatan anaknya?

Jaehyun bukan ayah yang seperti itu.

Jaemin menarik Jaehyun, "cukup pah, dia bisa mati." Ia perlu menghentikan Jaehyun jika tidak ingin sang ayah menghabisi nyawa orang lain.

Ya walau ia merasa puas akan keadaan Jun yang sekarang.

Jaemin bukan orang yang terlalu baik. Nyatanya ia hanya manusia biasa yang bisa marah dan memiliki rasa tega walau sedikit.

Lagipula setega-teganya Jaemin pada Jun, Jun lebih tega lagi dengan memperlakukan anak di bawah umur dengan buruk, bahkan melecehkannya.

Jadi, Jaemin puas. Setidaknya rasa sakit yang ia dan anak-anak panti rasakan bisa terbalas walau sedikit.

Jaehyun menghentikan perbuatannya. Ia menghela napas berat lalu berkata pada Jun, "aku pastikan kau akan membusuk di penjara!"

***

"Maaf Tuan Jung, maaf atas kelalaian saya selama ini." Sana berlutut di hadapan Jaehyun dengan air matanya. Ia baru saja tiba di panti asuhan lalu dikejutkan dengan berita suaminya yang dibawa ke kantor polisi. "Maaf pula atas tindakan bejat suami saya." Sana sudah mendengar semua cerita dari Jaemin. Ia menyesal dan meruntuki dirinya yang tak sadar akan apa yang dilakukan Jun.

"Berdirilah, ini tidak sepenuhnya salah anda." Pinta Jaehyun.

Jaemin menatap iba pada Sana. Jika dengan Sana, jelas ia tidak akan tega melihat wanita itu menangis. Sana itu orang baik, ialah yang membuat Jaemin dan anak-anak panti bisa merasakan kehangatan seorang ibu.

Jaemin menghampiri Sana dan membantu wanita itu berdiri. "Ibu, ibu gak salah. Kita yang salah karena selama ini tutup mulut." Ia juga merasa menyesal karena walau mengetahui segala tentang Jun, ia tetap tidak membuka suaranya.

My Step Brothers | Nomin ft. Jaemin Harem (✓) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang