Thirty

16.3K 1.2K 43
                                    

Part ini pendek, tapi rada warning
.
.
.
.

Jeno melangkah menuju kamarnya. Namun pintu kamar Jisung yang sedikit terbuka menyita perhatiannya. Penasaran, ia pun mendekati kamar si bungsu lantas mengintip.

Kening Jeno mengernyit menyaksikan Jisung yang duduk di sebelah ranjang dengan dua tangan terkepal di sisi kepalanya yang tertunduk. Ia tampak menggumamkan kalimat yang sama terus menerus.

Khawatir, Jeno pun mendekati sang adik. "Ji, kenapa?"

Jisung perlahan mengangkat kepalanya dan menatap Jeno.

Sang kakak terkejut mendapati bekas air mata di pipi serta mata adiknya yang berkaca-kaca.

"Kamu kenapa Ji?!" seru Jeno.

"Kak Jen.... Ji salah, hiks..."

"Salah kenapa?"

"Kak Na..."

Ekspresi Jeno berubah menjadi semakin khawatir. "Jaemin kenapa?!"

Jisung dengan takut-takut berkata. "Ji... Ji masukin obat perangsang ke minumannya kak Na..."

Jeno dibuat semakin terkejut. "Apa?! obat perangsang?! Ji yang bener aja kamu!"

Jisung kembali menunduk. "Ji cuma gak mau kalah dari kak Mark, kak Jeno, sama kak Sungchan..."

"Jadi kamu ngikutin kita?"

Jisung mengangguk pelan.

Jeno menghela napasnya dengan kasar. "Jadi.. kamu udah ngelakuin itu ke Jaemin?" tanyanya dengan nada berubah datar.

Jisung menggeleng cepat. "Nggak! Ji... Ji gak bisa gitu ke kak Na."

"Terus? jangan bilang kamu ninggalin dia disaat keadaan dia butuh sentuhan?"

Jisung lagi-lagi mengangguk.

Jeno lantas berdiri, ia dengan cepat keluar dari kamar meninggalkan Jisung yang masih larut dalam kegelisahannya.

***

Jeno dengan kasar membuka pintu kamar Jaemin. Alangkah terkejutnya ia ketika melihat tubuh polos Jaemin tanpa sehelai benang pun dengan pintu kamar yang tidak terkunci.

Jaemin menoleh ke arah pintu. Dan saat itu juga Jeno dapat melihat pipi si manis yang basah dengan air mata. Tampaknya Jaemin tidak tahu bagaimana cara menyelesaikan masalahnya sendiri kali ini.

"Jen... tolong... hiks..." Ucap Jaemin, syarat akan permohonan.

Jeno perlahan mendekati Jaemin. Ia menatap intens pada si manis. Sedangkan si manis terus berharap agar Jeno mau membantunya.

"Aku bakalan nurutin apapun keinginan kamu nanti, jadi aku mohon... bantu aku Jen..."

Jeno mengangkat satu alisnya. "Apapun?"

Jaemin mengangguk pasrah. "Aku janji."

Jeno tersenyum miring. Ia lantas membuka jaket kulitnya, lalu melepas semua kain yang melekat pada tubuhnya hingga keadaannya sama polos dengan Jaemin.

Jeno menaiki kasur. Ia memulai dengan mengusap lembut tubuh Jaemin. Dari ujung kaki hingga berakhir di leher.

Jaemin sontak mendesah. Ia ingin lebih!

Jeno mengelus pipi Jaemin dengan lembut, lalu perlahan menyatukan bibirnya dengan bibir Jaemin. Kedua bibir itu saling melumat lembut.

My Step Brothers | Nomin ft. Jaemin Harem (✓) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang