Nine

19.1K 1.4K 109
                                    

Seorang pemuda tampan duduk termenung di luar minimarket. Tampaknya, kejadian di rumahnya tadi masih memenuhi pikirannya.

"Ck, kenapa juga gue harus mikirin tu anak? kurang kerjaan banget." Decaknya, kesal.

Sejak hari dimana Jaemin menolongnya, pikiran Sungchan terus tertuju pada pemuda manis itu. Entah karena pertolongannya atau karena kebencian yang dirinya miliki untuk Jaemin.

Menghela napas sejenak, Sungchan beranjak pergi. Sudah larut malam, ia harus pulang.

***

Sungchan memasuki mansionnya. Ia langsung berjalan menuju kamarnya di lantai dua. Ngomong-ngomong, kamar seluruh putera Jung terletak di lantai dua. Lantai satu dan lantai lainnya hanya kamar santai, ruang olahraga, studio musik, dan masih banyak lagi.

Srett

Saat akan menaiki tangga, Sungchan dikejutkan dengan sepasang tangan yang mencengkram belakang hoodie miliknya.

"Tolong... biarin aku pe... pegang kamu..."

Rupanya Jaemin.

Pemuda manis itu mencengkram belakang hoodie Sungchan. Ia terlihat teler. Bisa ditebak bahwa keadaannya itu disebabkan oleh alkohol bercampur cafein yang diminumnya.

"Apa-apaan?" sentak Sungchan tidak terima, lantas mendorong Jaemin hingga tersungkur. Lalu, ia kembali hendak menaiki tangga.

Jaemin dengan cepat- walau linglung kembali meraih bagian belakang hoodie Sungchan. "Biarkan aku... aku mohon..."

Sungchan mendengus, ia akhirnya membiarkan Jaemin berpegang padanya.

Seluruh putera Jung sangat membenci Jaemin, termasuk Sungchan. Tapi, lihatlah bagaimana ia yang menaiki tangga dengan hati-hati, bahkan tangannya beberapa kali diulurkan untuk menyanggah tubuh Jaemin yang sesekali oleng.

"Huh, menyebalkan." Bisik Sungchan.

Sesampainya di lantai dua, pemuda tampan itu langsung menarik hoodienya dengan paksa hingga Jaemin kembali tersungkur.

Tanpa memperdulikan Jaemin lagi, Sungchan berjalan begitu saja menuju kamarnya.

Jaemin hanya menatap kepergian adiknya itu dengan nanar. Ia berusaha untuk berdiri. Kepalanya pusing bukan main. Dirinya benar-benar tidak cocok dengan alkohol. Tapi Jeno dengan brengseknya memberinya kopi bercampur alkohol. Tentu itu sangat bahaya karena efek pusingnya benar-benar menyakitkan.

Pemuda manis itu terus berusaha menahan kesadarannya, setidaknya sampai ia tiba di kamarnya.

"Akhirnya, nyampe juga." Ucap Jaemin lega. Langsung saja ia berjalan menuju kasur dan merebahkan diri. Tak lama kemudian, mata itu terpejam.

Jaemin lupa satu hal.

Menutup pintu kamarnya.

***

Pagi hari yang menyebalkan bagi Mark. Pasalnya jam telah menunjukkan pukul 8 pagi, namun Jaemin belum menyelesaikan satupun pekerjaan rumah. Tentu hal ini mengundang murka Mark.

"Jisung, mau kemana?" tanya Mark ketika Jisung melewatinya dengan hoodie putih serta celana jeans miliknya. Penampilan yang bisa dikatakan rapi.

"Ah, itu kak, Ji mau keluar sama temen." Jawab Jisung.

My Step Brothers | Nomin ft. Jaemin Harem (✓) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang