Eight

19K 1.5K 87
                                    

Jaemin tertegun, apalagi yang direncanakan saudaranya itu?

Jisung tersenyum, "ide bagus kak! bentar ya." Si bungsu berbalik dengan senyum lebar. Akan sangat menyenangkan baginya membuat Jaemin kesusahan.

Mark bersiul pada Jaemin. "Woi bicth, lo udah denger apa yang gue bilang kan?" ia melangkah semakin dekat pada Jaemin. "Seminggu ke depan, lo harus ngerjain semua pekerjaan di rumah ini."

Jaemin sedikit mendongak, "se- semuanya?" tanyanya memastikan.

"Yaiyalah! lo ngerti bahasa kan?" bentak Mark dengan kesal.

Jaemin tersentak. Ia menghela napas berat sebelum menatap Mark. "Kak Mark maaf, tapi kalau yang kakak maksud itu masak, nyapu sama ngepel seluruh mansion, dan semua pekerjaan, aku gak sanggup kak. Oke aku tahu kak Mark benci aku, tapi aku manusia, bukan rob- "

Prangg

Jaemin terkejut ketika Mark membanting piring ke lantai hingga pecah.

"Lo bacot sekali lagi, gue pastiin lemparan selanjutnya ke arah lo." Ucap Mark dengan dingin.

Jaemin tak berani bicara lagi, suasana di sekitarnya semakin suram.

"Udah kak, mereka semua udah pulang lewat pintu belakang." Jisung yang tiba-tiba kembali ke ruang makan, bersuara.

"Nah, lo dengerin kan? jadi silahkan dimulai pekerjaannya." Ucap Mark yang artiannya mampu ditangkap oleh Jaemin.

"Balik ke kamar aja lah gue." Ucap Sungchan. Ia menatap pada Jisung. "Ji, mabar gak nih? gue baru beli skin baru."

"Gas lah! Ji juga baru beli skin baru, pengen nyobain." Jisung merangkul Sungchan. Kedua pemuda itu beranjak meninggalkan ruang makan sembari membicarakan tentang game favorit mereka.

"Woy! ngelamun terus, udah sana kerja! jangan lupa pecahannya dibersihin!" Mark menendang pecahan gelas. Ia menatap Jeno, "gue mau keluar, lo diam di rumah. Awasin tuh anak haram, kali aja dia pengen nyantai."

"Santai kak, gue bakalan stay di sini kok." Sahut Jeno.

Mark mengangguk sebelum pergi meninggalkan kedua adiknya itu.

Jeno duduk dengan bersandar di kursi dengan tatapan dinginnya pada Jaemin. "Lo dari tadi duduk mulu, gak denger ucapan kak Mark?" sindirnya pada Jaemin.

Jaemin menghela sekali lagi, tampaknya ia tidak memiliki pilihan lain selain menurut. Ia bangkit lalu hendak mengambil sapu dan sekop sampah.

"Heh, lo mau kemana?" tegur Jeno.

Jaemin berbalik sedikit, "mau ambil sapu sama sekop sampah."

"Pake tangan." Ucap Jeno dengan mutlak.

"Hah? Jen, tapi itu pecahan kaca."

"Ya tapi kan bisa pake kedua tangan lo. Gak usah manja." Sahut Jeno.

Jaemin lagi-lagi menghela, ia pasrah memungut pecahan beling dengan kedua tangannya. Setelah mengumpulkan pecahan yang besar, ia bangkit untuk membuang pecahan-pecahan tersebut ke tempat sampah. Ia kembali ingin mengambil sapu dan sekop sampah.

Kali ini Jeno tidak berkomentar dan hanya memperhatikan.

Usai membersihkan pecahan gelas, Jaemin lanjut membereskan meja makan, lalu mencuci semua peralatan makan yang kotor. Beruntung peralatan masak tadi sudah dibersihkan oleh para pelayan.

Melelahkan.

Namun, tidak terlalu bagi Jaemin yang sudah sering bekerja.

"Woy, udah selesai gak?" seru Jeno yang setia memperhatikannya dari ruang makan.

My Step Brothers | Nomin ft. Jaemin Harem (✓) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang