Thirty Four

18.5K 1.5K 277
                                    

Jujur aku sebenarnya lagi gak mood ngetik. Tapi karena udah janji, aku up. Maaf kalau gak ngefeel dan terkesan kacau.

Kalau ada typo ingetin ya
.
.
.

"Apa-apaan kamu? pakai baju kamu cepat!" Perintah Jaehyun, tak habis pikir dengan kelakuan putranya itu.

Bukannya menurut, Jaemin malah semakin mendekat pada Jaehyun bahkan menempelkan tubuhnya. Tangannya bergerak mengelus dada Jaehyun dengan tatapan kosongnya. "Yakin gak mau Nana layanin? Nana enak lo sampai dipakai berkali-kali."

Jaehyun seketika emosi.

Plakk

Ditamparnya wajah Jaemin dengan keras hingga pemuda manis itu tersungkur dengan sudut bibirnya yang berdarah.

"Ternyata begini kelakuanmu yang sebenarnya. Memalukan! kurang apalagi uang yang papa kasih ke kamu sehingga kamu jadi kayak jalang gini, Jaemin?"

Jaemin menggeleng ribut. "Nggak, papa jangan salah paham. Uang yang papa kasih banyak banget. Lagian Nana kan udah bilang, Nana gratis. Nih liat bekas ini buktinya." Tunjuknya pada tanda merah di bahunya. "Tadi Nana abis layanin teman sekolah Nana, tiga orang pah. Mereka senang banget Nana layanin, hehe."

Emosi Jaehyun memuncak, ditariknya tangan Jaemin, lalu diseretnya keluar kamar.

Jeno yang melihat itu panik seketika dan lekas menyusul langkah Jaehyun.

"Pah! papa mau bawa Jaemin kemana pah?!"

"Papa mau kasih pelajaran sama jalang kecil ini, Jeno." Ucap Jaehyun dengan emosi tertahan.

Jaehyun menyeret Jaemin dengan kasar. Tak perduli bahwa anaknya itu dalam keadaan hampir telanjang bulat dan menjadi perhatian semua pelayan maupun penjaga di mansion.

Jaemin sendiri tidak perduli. Tatapannya benar-benar kosong. Perduli pun baginya percuma, toh tubuh miliknya itu bukan hal yang berharga.

Jaehyun menyeret Jaemin ke dalam gudang lantai satu yang kotor, dan gelap. Jaehyun melempar tubuh Jaemin ke lantai gudang yang dingin. Ia lantas keluar dan mengunci pemuda manis itu sendirian di dalam sana dalam kondisi hanya memakai celana dalam.

"Pah! papa apa-apaan?! keluarin Nana pah, papa salah paham!" seru Jeno pada sang papa. Ia sangat khawatir dengan kondisi Jaemin saat ini.

"Apanya yang salah paham Jeno?! jelas-jelas dia lagi nunjukin sifat aslinya di depan papa. Ada buktinya juga, lalu apanya yang salah paham?!" Ucap Jaehyun dengan nada tinggi bercampur emosi.

"Pah, papa gak ngerti! ini salah Jeno pah, Nana sama sekali gak salah!"

"Oh, mau ngorbanin diri kamu buat ngebelain anak itu? nggak Jeno, papa gak bakal percaya! udah, biarin aja anak itu semalaman di sana. Biar kapok!" Ucap Jaehyun dengan tegas sebelum pergi dari depan gudang.

"Pah! papa!" Jeno awalnya berniat menyusul Jaehyun. Namun, ia urung dan memilih mendekati pintu gudang. Ia memikirkan cara bagaimana Jaemin keluar dengan cepat tanpa mendobrak pintu. Ia yakin jika dirinya melakukannya, pasti hukuman Jaemin akan lebih parah.

Nama seseorang muncul dipikirannya. Ia lantas mengeluarkan ponselnya. Jeno awalnya ragu, namun akhirnya dengan berani mengirim pesan kepada seseorang yang ia yakini bisa melawan kerasnya Jaehyun.

Sesudah mengirim pesan, Jeno menyimpan ponselnya lalu mencoba mengajak Jaemin bicara. Hal ini bertujuan untuk menenangkan pemuda itu selagi waktu terulur.

"Na, Nana! kamu denger aku kan?"

Di dalam gudang, Jaemin menidurkan dirinya dengan posisi menyamping menghadap pintu. Bagian bawahnya masih sakit untuk duduk. Lantai gudang benar-benar dingin, dan gudang itu benar-benar gelap. Ditambah lagi, malam telah datang.

My Step Brothers | Nomin ft. Jaemin Harem (✓) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang