Fourteen

17.2K 1.4K 125
                                    

Mumpung libur, aku update pagi.
Maaf kalau gak ngefeel

.
.
.
.
.

Jam istirahat, Haechan dan Renjun langsung menghampiri Jaemin yang sedang membereskan buku-bukunya.

"Na, ke kantin yuk!" ajak Haechan.

Jaemin mengangguk. Setelah selesai membereskan buku-bukunya, ia langsung berdiri dan berjalan bersama Haechan dan Renjun menuju kantin.

"Btw Na, lo sebelumnya sekolah dimana?" tanya Renjun di perjalanan menuju kantin.

"Ada deh, yang pasti gak sebagus SMA Neo." Jawab Jaemin. Ia memilih tidak memberitahu yang sebenarnya, sebab Renjun dan Haechan bisa saja berpikiran buruk tentang papanya. Jaemin tidak mau hal itu terjadi. Biar begitu, Jung Jaehyun tetap ayahnya.

Haechan dan Renjun mengangguk paham. Keduanya tak memaksa Jaemin memberitahu sekolahnya yang sebelumnya. Mereka menghargai privasi Jaemin.

Sepanjang koridor bisik-bisik yang sama seperti pagi tadi kembali terdengar.

"Eh itu tuh si anak haram."

"Cih, mau-maunya temenan sama anak haram kayak dia."

"Si Jaemin nyadar gak sih kalau dia itu penghancur keluarga Jung?"

"Etdah bacot bet dah semua." Kesal Haechan mendengar ucapan-ucapan menyakitkan yang terarah pada Jaemin.

"Sok banget hina orang, berasa paling tahu, paling suci." Cibir Renjun tidak senang.

"Udahlah, abaikan aja. Mereka mau ngomong sampai mulut mereka berbusa juga aku gak perduli." Ucap Jaemin.

"Suka nih gue yang masa bodo sama orang-orang kayak gitu." Puji Haechan.

"Ya lagian mau diladenin juga percuma kan? mereka gak tahu apa-apa." Ucap Jaemin.

"Bener tuh, ngeladenin manusia kayak gitu buang-buang waktu. Gak guna." Sahut Renjun.

Tanpa terasa, ketiganya tiba di kantin. Suasana kantin tentunya ramai, tapi untungnya masih tersisa bangku yang kosong di tengah. Ketiganya terlebih dahulu mengambil nampan lalu mengisinya dengan makanan.

"Nah, mari makan!" seru Haechan kecil ketika bokongnya mendarat pada kursi.

Haechan duduk berdampingan dengan Renjun sedangkan Jaemin duduk di hadapan keduanya.

"Tumben menunya abalone, biasanya kalau gak cumi ya udang." Ucap Renjun atas menu makan siang yang disediakan hari ini.

"Ya bagus lah, bosen juga cumi mulu. Apalagi udang, gatal njir." Sahut Haechan.

"Tapi abalonenya kecil ya." Gumam Renjun.

"Syukuri aja, lagian gak mungkin ni sekolah sediain abalone yang gede. Mahal cuk." Sahut Haechan.

"Udah-udah! ayo makan." Seru Jaemin menengahi kedua temannya itu.

Haechan dan Renjun menurut. Ketiga pemuda manis itu mulai menyantap makan siang mereka.

Sementara itu di tempat duduknya, Jeno memperhatikan Jaemin yang sedang menyantap makanannya.

"Jen, itu saudara tiri lo bukan?" tanya Sunwoo, teman Jeno seraya menunjuk Jaemin dengan dagunya.

Jeno tidak menjawab, tatapannya tetap fokus pada objek yang sama, Jaemin.

"Eh Jen, lo beneran gak mau makan?" tanya Soobin. Ia heran sebab sejak memasuki kantin, Jeno tidak mengambil makanannya dan memilih duduk-duduk santai.

My Step Brothers | Nomin ft. Jaemin Harem (✓) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang