Twenty Nine

15.6K 1.2K 183
                                    

"Sungchan, kamu pikir apa yang kamu lakuin?"

Sebuah suara yang sangat dikenali Sungchan membuatnya menghentikan langkah. Ia menoleh ke belakang. Kakak sulungnya, Mark berdiri tak jauh darinya dengan tatapan tajam.

"Maksud kakak apa? kalau gak ada yang penting aku mau masuk." Ucap Sungchan dengan maksud masuk ke kamarnya.

Mark perlahan mendekat, ia lantas menarik tangan Sungchan dan menyeretnya masuk ke kamar adiknya itu.

Mark kemudian melepas tarikannya dengan kasar. "Apa yang kamu pikirin hah? gimana bisa kamu lakuin itu ke Jaemin?"

Sungchan terdiam, sekejap kemudian ia tersenyum miring dan mendengus. "Oh, jadi kak Mark udah tahu? dari kak Jeno kan pasti?"

"Kamu ngapain gitu ke Jaemin? dulu kamu sendiri yang bilang kalau kakak dan Jeno keterlaluan. Tapi kenapa kamu malah melakukan hal yang sama?"

Sungchan kembali mendengus. "Ya pikiran orang bisa berubah. Dan aku rasa gak masalah kan nidurin dia? lagian kak Mark sama kak Jeno pun udah ngelakuin itu lebih dari sekali."

"Kamu juga ninggalin kamera dalam kamar Jaemin?"

"Ya. Dan aku udah lama banget gak mantau dia lagi sejak dia boleh keluar kamar. Dan baru-baru ini aku ngecek kameranya dan wah! kak Mark sama kak Jeno emang luar biasa!" Ucap Sungchan dengan ekspresi takjub, namun lebih tampak seperti mengejek.

Mark mengeratkan rahangnya. "Kamu seharusnya gak ngelakuin itu."

Sungchan mengangkat sebelah alisnya. "Kenapa? kenapa disaat kak Mark sama kak Jeno bisa dengan bebas perkosa Jaemin sementara aku gak?"

"Kita udah gak ngelakuin itu lagi."

"Tapi tetap aja pernah kan? dan gak menutup kemungkinan kakak bakalan lakuin lagi."

"Sungchan-"

"Udahlah kak, aku mau mandi. Kalau gak ada yang mau kakak bicarain lagi, silahkan keluar." Ucap Sungchan sebelum melepas jaketnya dengan santai.

Mark menghela napas berat. Ia sadar bahwa dirinya benar-benar membawa pengaruh buruk untuk adik-adiknya. Dan sedikitnya ia merasa bersalah pada Jaemin yang seakan-akan menjadi pemuas nafsu mereka.

"Oh, jadi gue ketinggalan sejauh itu?"

***

Jaemin menatap Jeno yang duduk berjarak tiga bangku darinya di kantin. Ia sesekali bergidik geli menyaksikan Jeno yang menghabiskan 6 kotak susu strawberry.

"Gitu banget lo liatin Jeno Na, suka ya? lo pada saudara loh." Celetuk Somi.

Jaemin beralih pada Somi. "Gak kok, cuman gimana gitu ya ngeliat dia ngabisin banyak susu strawberry. Iih." Ucapnya diakhiri gidikkan jijik.

"Ya kali aja lagi demen Na." Ucap Somi.

"Tapi serius deh, baru kali ini gue ngeliat Jeno keliatan rakus banget, apalagi karena susu strawberry." Ucap Haechan.

"Hooh, biasanya kan tuh anak jaim banget." Sahut Renjun.

"Palanya ketabok pipa kali." Sahut Ryujin.

"Ya kali. Lu mah aneh aja pikiran lo." Respon Somi atas sahutan Ryujin.

Sementara itu, Jaemin kembali mengarahkan tatapannya pada Jeno yang terlihat lemas. Ia sejujurnya heran, bagaiman bisa seorang Jung Jeno terlihat lemah dan rakus di saat yang bersamaan? kemana citra dingin dan menyeramkannya?

My Step Brothers | Nomin ft. Jaemin Harem (✓) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang