CERPEN : ODIT

17.1K 896 35
                                    

Part 1
_____

Odit tersentak saat kepalanya terbentur tepi meja, ia pun sepenuhnya tersadar jika tadi sempat tidur dengan posisi duduk. Menutup mulutnya dengan telapak tangan, ia menguap hingga kedua matanya yang memakai kacamata anti radiasi, berair.

Segera ia menjalankan jari-jari tangannya untuk menyimpan bab empat puluh satu untuk novel terbarunya. Meski dikejar deadline, tapi ia tidak bisa memaksakan diri untuk begadang. Tenaganya benar-benar tidak bisa dipaksa lagi untuk beraktivitas juga berpikir.

Selama dua tahun terakhir ini, ia memang menjadi penulis novel genre romantis. Mencurahkan imajinasinya dan juga ada sedikit selipan tentang yang ia alami, hanya saja tidak pernah menggunakan tokoh cerita tentang dirinya.

Banyak yang penasaran akan dirinya sejak ia dikenal sebagai selebgram, memiliki lima juta pengikut di media sosial tersebut karena postingannya yang selalu memperlihatkan kekayaan alam di Indonesia, travelling sejak ia menjanda.

Awalnya ia menikmati hal tersebut, bahkan menjadi blogger, menulis rekomendasi tempat-tempat yang ia pernah kunjungi. Hingga statusnya yang menjanda diketahui banyak orang.

Odit sama sekali tidak malu jika orang-orang tau dirinya janda dan tidak menutupi hal tersebut. Karena memang ia tidak terlalu terbuka di media sosial miliknya. Menurutnya itu privasi.

Namanya juga manusia, ada yang suka dan ada yang tidak.

Mulailah bermunculan berbagai hujatan untuk dirinya saat mereka tau jika ia memiliki seorang anak yang masih kecil saat itu. Meski masih banyak yang mengagumi dirinya dan memberi pujian.

'Kok bisa sih travelling mulu, padahal punya anak lho'

'Katanya anaknya masih kecil. Kasihan banget ga diurusin emaknya. Soalnya sibuk liburan mulu'

'Pantes aja janda, pasti suaminya gedeg liat kelakuannya yang keluyuran mulu'

Setiap celaan pada dirinya diingat jelas oleh Odit bahkan sampai saat ini. Bahkan orang-orang di sekitarnya pun mulai menegur dirinya.

Padahal tidak setiap bulan Odit meninggalkan Zidny. Jika dua bulan ia pergi menjelajahi tempat, maka tiga bulan Odit berada di rumah bersama Zidny. Tujuan awalnya pun travelling karena ide Nana, takut ia depresi usai perceraiannya.

Dan yang membuat Odit berhenti menjadi blogger dan tidak lagi ke mana-mana saat Akram mengutarakan untuk mengambil hak asuh Zidny.

"Kalau kamu pergi-pergi terus, mending Zidny sama aku."

Tatapan Odit menajam, tertuju pada pria bermata sayu tersebut. Pria yang mirip dengan putri semata wayangnya. Padahal baru setahun ini Akram dekat dengan Zidny. Ke mana Akram setahun sebelumnya? Pria itu tidak pernah menampakkan diri untuk bertemu Zidny setelah perceraian mereka. Lalu sekarang dengan seenak jidat minta hak asuh Zidny.

"Kamu bilang apa?" Odit menatap sinis Akram. "Mau ambil Zidny? Of course not, Akram. Zidny anakku!" Padahal ini adalah pertemuan pertama mereka setelah bercerai. Jika Akram ke rumah untuk bertemu Zidny atau membawa Zidny menginap bersama pria itu, maka Odit tidak pernah menampakkan diri. Hanya Nana atau Baba yang bertemu dengan pria itu.

Seandainya saja Akram tidak mengatakan ingin berbicara sesuatu yang penting dengannya---tentunya di sampaikan oleh Nana, ia tidak akan berada di sini. Duduk di hadapan pria itu. Kalau tau begini, ia pun tidak sudi datang.

"Kamu kan juga sibuk? Setiap hari di rumah sakit ..."

"Gak setiap hari aku di rumah sakit. Gak kayak kamu yang berhari-hari ninggalin Zidny. Kalau aku, paling lama lima hari aku gak pulang ke rumah."

CERPENTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang