CERPEN : KALEA

3.2K 406 53
                                    

Part 13
______

Kalea tidur cukup lama hingga malam menjelang. Untuk urusan tablet, Ayah yang menyanggupi akan memperbaikinya kembali seperti semula. Kalea tidak akan ambil pusing hal tersebut. Kalau tidak bisa diperbaiki, sudah pasti ia akan memulai dari awal lagi.

Keluar dari kamar, ia mengernyit saat menemukan rumah dalam keadaan sepi. Menuruni tangga, ia melihat Kalee yang sedang makan dengan mata fokus ke layar ponsel, menonton anime.

"Makan apa lo?" Kalee menoleh sekilas ke arahnya lalu menunjuk mangkuknya. Seblak ceker.

"Wih mantap!" seru Kalea hendak ikut makan, tapi Kalea langsung meludahi mangkuknya.

"Jorok banget sih lo!"

Kalee hanya tertawa. Lalu meneguk air kemudian kembali menikmati seblaknya. Sejorok-joroknya Kalea, ia tidak akan mau memakan makanan yang ada air liurnya yang di sengaja, meski air liurnya sendiri.

"Beli aja sendiri," sahut Kalee.

"Ayah mana? Kok sepi?" tanya Kalea seraya membuka kulkas untuk mengambil minuman dingin.

"Di kamar."

"Anak-anaknya?"

Kalee berhenti mengunyah, ia mengangkat kepalanya hingga pandangannya bertemu dengan Kalea. Tapi, kemudian Kalea membuang pandangannya seraya meneguk minuman.

"Tante Feby pergi bawa anak-anaknya. Kayaknya berantem sama Ayah."

Kalea diam, ia berhenti minum lalu menutup botol tersebut.

"Ayah udah makan?" tanya Kalea pada Kalee.

"Tadi gue tawarin seblak, dia bilang gak makan malam soalnya mau diet." Kalee mengendikkan bahunya. "Mungkin gak nafsu soalnya gak ada bininya."

Kalee menatap layar ponsel sejenak. Lalu kembali menatap Kalea yang masih berdiri di depan kulkas. "Lo berantem ama Tante Feby, ya?"

"Gak usah sebut namanya, bikin gue gak mood aja," sahut Kalea ketus. Ia beranjak, memilih keluar menggunakan sepeda untuk makan sate.

Usai makan sate, ia tak langsung pulang ke rumah, melainkan singgah di taman perumahan. Duduk di ayunan seraya menggerakkannya dengan pelan.

Entah kenapa ia merasa resah.

Tapi, harusnya ia merasa senang, kan? Tante Feby pergi dari rumah serta anak-anaknya.

Atau mungkin bukan pergi untuk selamanya?

Arrrggghhh!

Kalea mengerang dalam hati, kepalanya terkulai lemas berhenti mengayunkan ayunan tersebut.

Mendengar suara sepeda mendekat membuatnya mengangkat pandangan dan melihat Zian yang melakukan atraksi, melepaa kedua tangannya lalu memegang stir kembali kemudian mengerem tepat di dekat sepeda milik Kalea.

"Gimana keren kan gue?" Zian tersenyum pongah. Kalea menatap malas Zian.

"Lo ada di mana-mana kayak setan aja."

Zian mendengus, bukannya mendapat pujian malah mendapat makian.

"Namanya juga jodoh," ujar Zian tanpa menatap Kalea karena malu, ia turun dari sepeda lalu menyanggah sepedanya seraya melirik Kalea yang tidak menatapnya. Sepertinya Kalea tidak dengar. Ia bernafas lega. Karena malu jika Kalea tau.

Duh, kenapa sih sikap malu-malu Daddy turun padanya?! Kenapa coba sikap tak tau malunya Mommy tak turun padanya?!

Tapi bukannya itu bagus. Jadi Zian tak berlakuan yang aneh seperti Mommy?

CERPENTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang