CERPEN : KALEA

4.4K 442 26
                                    

Part 2
_____

Kalea hanya tiga hari berada di Jakarta saat itu, kemudian kembali pulang. Pulang untuk mengurus pekerjaan yang belum selesai setelah itu mengajukan resign. Kurang lebih lima bulan lamanya Kalea mengurus hal tersebut. Setelahnya, ia kembali pulang.

Tidak ada yang tau rencananya tersebut, bahkan Kalandra pun tak mengetahuinya. Jadi, saat tiba di bandara tak ada batang hidung dari salah satu keluarganya yang menjemput. Sempat melirik salah satu penumpang yang satu pesawat dengannya, disambut oleh keluarga besarnya dengan penuh suka cita.

Ia mengaktifkan ponselnya, lalu menghubungi sosok yang ia suruh untuk menjemputnya.

Ya, hanya sosok ini yang tau kepulangannya. Sebenarnya Kalea malas berurusan dengan sosok tersebut, tapi ia butuh kendaraan. Apalagi mobil milik pria itu yang membuat Kalea jatuh hati. Mungkin untuk sementara waktu Kalea akan tinggal di rumah Ayah, agar Ayah membelikannya mobil sejenis milik pria tersebut kalau bisa yang lebih bagus.

"Lo dimana, njing?" Kalea hanya mendengus mendengar pria di seberang sana menggerutu. "Ya udah cepat! Jangan sampai bikin Yang Mulia lo ngamuk."

Tidak berapa lama setelah ia memutus sambungan sosok pria jangkung berlari mendekat ke arahnya kemudian berhenti tepat di hadapannya dengan nafas yang tersengal-sengal. Mengatur nafasnya dengan posisi membungkuk.

"Le ..." Kalea melempar tas ranselnya dan langsung ditangkap El dengan raut terkejut.

"Bawain tas dan kopernya Yang Mulia, ya budak." Kalea menepuk pelan pundak El yang melongo lalu melangkah lebih dulu.

Ingat El?

Dia adalah pria yang bertemu dengan Kalea saat Kalea kabur. Pria yang selalu menganggu Kalea dan perlahan mereka dekat kemudian berteman. Sesekali El juga mengunjungi Kalea di negeri Paman Sam tersebut.

Bicara soal teman, lebih tepatnya El bisa disebut pesuruh Kalea. Meski menggerutu, tapi El tetap melakukan titah wanita itu.

El masuk ke balik kemudi setelah memasukkan tas juga koper Kalea ke dalam bagasi. Ia menatap sejenak Kalea yang kini posisi kursi joknya sedikit rebah. Wanita itu memejamkan mata. Tentu lelah usai melakukan perjalanan yang jauh.

"Le, mau ke mana?"

"Rumah bokap gue. Seperti yang gue bilang." Kalea membuka matanya lalu menyeringai senang. Bukan karena sebentar lagi kembali tinggal bersama Ayah, tapi ia akan membuat istri serta anak-anak Ayah tak tenang tinggal di sana. Hal yang seharusnya ia lakukan dulu. Tapi, karena diliputi emosi membuatnya tak memikirkan hal tersebut.

"Segitu maunya lo dibeliin mobil sama bokap lo?" ejek El, Kalea memang memberitahunya jika wanita itu sangat menginginkan mobil seperti miliknya. Ia menyalakan mesin mobil, memasang sabuk pengaman, ia menatap Kalea yang kembali memejamkan mata. "Kalau lo mau mobil gue. Lo bisa ambil ..."

"Serius lo?!" Kalea membuka mata, menatap memicing El yang berdecak pelan.

"Gue belum selesai ngomong." El tersenyum lebih dulu. "Nikah sama gue. Mobil ini jadi milik lo juga." El menepuk kemudia di hadapannya.

Kaki Kalea yang mengenakan sepatu boots melayang, hampir saja mengenai wajah El kalau saja El tak menghindar. "Kalea!"

Kalea tertawa puas, ia segera menyuruh agar El ngebut.

"Gue gak diajak masuk nih?" tanya El dengan cengiran lebar usai menurunkan koper juga tas Kalea.

"Dah, sana lo balik." Kalea menepuk pundak El lalu berjalan masuk ke pekarangan rumahnya.

CERPENTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang