CERPEN : AURORA

4.5K 494 31
                                    

Part 4
_____

Megumi mengangguk-angguk mendengar cerita Aurora yang tiada hentinya tentang kehidupan berumah tangga. Meski baru dua hari, tapi cerita Aurora cukup panjang, apalagi saat Ardan marah karena Aurora membeli ranjang, lemari serta AC tanpa sepengetahuan pria itu. Pun kartu ATM Aurora yang diblokir Papi.

Sungguh malang nasib temannya itu.

Papi benar-benar ingin Aurora hidup melarat.

"Jadi, lo mau balikin uangnya Mas Erik?"

Aurora mengangguk, masih setia menatap Megumi yang menyetir. Mereka akan menjemput Aca di sekolah lalu mengajak Aca makan siang bersama.

"Gak usah, Ra. Lagian Mas Erik punya banyak duit. Dia pasti ikhlas kok beliin lo itu semua."

"Nanti Ardan marah."

"Ya kalau dia nanya, apa lo udah bayar Mas Erik, lo jawab aja udah. Mas Erik kan waktu itu ngomong ke elo kalau lo gak usah balikin duitnya dia." Dari cerita Aurora, Megumi menangkap jika Erik ikhlas membeli semua itu untuk Aurora, jadi Aurora tidak perlu membalikkan uang Erik.

Aurora berpikir sejenak, lalu mengangguk pelan. "Mas Erik baik," ujarnya dengan senyum polos.

Mendengar respon temannya membuat Megumi menggeleng pelan. Ya tentu Erik baik karena cinta sama lo! Ingin rasanya Megumi meneriakkan hal tersebut. Tapi, ia menahan diri. Karena tau pikiran Aurora tak sampai di sana.

Di hati serta pikiran temannya itu hanya ada Ardan.

"Nih anak sebelas duabelas sama kakaknya, bucin banget," gumam Megumi tertawa geli.

Aurora menatap Megumi heran, tidak jelas mendengar Megumi. "Kenapa Gumi?"

"Oh gak pa-pa kok." Megumi menoleh sekilas masih dengan tawanya yang pelan.

Mereka tiba di sekolah Aca. Karena masuk gang, jadi mobil mewah milik Megumi tidak bisa masuk ke dalam. Aurora turun, berjalan kaki hingga tiba di sekolah Aca. Ia hendak bertanya pada satpam sekolah, tapi telah melihat Aca yang keluar seorang diri, tidak seperti anak sekolah lainnya yang berbondong-bondong dengan temannya yang lain.

Aurora diam sejenak mengamati gadis kecil tersebut. Lalu melangkah mendekat dan meraih lengan Aca. Aca tersentak, berhenti melangkah kemudian mendongak menatapnya. Aurora memasang senyum lebar yang langsung tertular oleh Aca.

"Kak Rora jemput Aca?"

"Iya dong. Ayo," ajak Aurora seraya mengenggam erat tangan Aca. Mereka berjalan menuju ke mobil Megumi.

"Wah mobilnya Kak Rora bagus!" seru Aca antusias menatap mobil berwarna merah mengkilap tersebut.

Aurora tersenyum, ia membuka pintu mobil di bagian belakang. "Bukan punyanya Kakak." Aca pun naik, ia menatap seorang wanita berwajah judes menoleh ke arahnya. Mengingat jika wanita itu datang ke pernikahan Aurora dan Ardan. Merupakan teman Aurora.

Aca kikuk duduk di belakang seraya memangku tas ranselnya. Aurora pun naik ke bagian depan.

"Kita ke rumah dulu ya, Gum. Aca ganti baju dulu." Megumi mengangguk patuh. Daripada Aurora nanti mengadu pada Orion jika ia tidak mematuhi keinginan wanita itu. Sekarang Megumi berperan layaknya kakak ipar yang baik. Kalau berperan jadi teman, sudah pasti Megumi tidak akan menyetir seperti ini dan mematuhi segala keinginan Aurora.

Usai Aca mengganti pakaian mereka meluncur ke tempat makan.

Kening Aurora mengernyit saat memasuki area restoran yang cukup familiar baginya. Ia menatap Megumi setelah mobil terpakir di antara mobil mewah lainnya.

CERPENTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang