CERPEN : SHARMA

3.1K 374 35
                                    

Part 13
______

Sejak dari liburan, Sharma tak lagi tinggal di rumahnya, Ayah dan Bunda melarangnya. Jadi, saat ini Sharma tinggal di rumah orang tuanya tersebut. Ada hal yang sedikit tak disukai Sharma ketika tinggal di rumah orang tuanya, yaitu bangun pagi.

Seperti pagi ini, Bunda memaksanya bangun pagi-pagi untuk melakukan yoga. Meski Sharma mengerang malas, Bunda tidak mengacuhkan. Setelah satu jam lamanya melakukan yoga, Sharma dan Bunda berhenti. Sharma segera mandi. Mengenakan pakaian santai, ia menemani Bunda yang sedang memasak. Hanya memgamati tanpa ada niat membantu karena sudah ada dua ART.

"Benja sama Remy mau makan siang di sini, gak?"

"Kayaknya enggak, Bun. Benja mau ngajak Remy ke rumah Mamanya." Bunda mengangguk. Mulai pagi tadi Remy sudah dijemput Benja, mengajak putranya itu jalan-jalan di akhir pekan.

"Kelihatan seger banget anak Ayah." Sahutan tersebut membuat Sharma menoleh, kini Ayah berdiri di sebelahnya dan merangkul pundaknya. Sharma tersenyum.

"Makanya Bunda ajakin yoga biar aura negatifnya hilang."

"Jadi, selama ini auraku negatif?" ujar Sharma kesal membuat Ayah dan Bunda tertawa.

"Kenapa gak ikut jalan-jalan bareng Remy dan Benja?" tanya Ayah, kini duduk di kursi sebelah Sharma.

"Benja mau berduaan sama anaknya."

"Sesekali kalau kamu gak sibuk, kamu dan Benja pergi jalan-jalan bareng Remy, biar Remy rasain jalan-jalan berdua sama orang tuanya. Akhir-akhir ini kalian gak pernah pergi bertiga, kan?" sahut Bunda.

"Hubunganmu dengan Benja gak pa-pa, kan?" tanya Ayah.

"Kami emang sempat marahan."

"Yang penting kalau kalian marahan, jangan di depan Remy!" Peringat Ayah dengan lembut. Tau jika Sharma dan Benja bertengkar maka tidak ada yang ingin mengalah, sama-sama membentak. Hal yang Ayah membuatnya sedikit lega karena Benja tak pernah main tangan pada Sharma ataupun pada Remy.

"Enggak kok." Sharma tersenyum tipis.

"Ekhm. Kalau hubunganmu dengan Regan?" Sharma memicing menatap Ayah, ia melirik Bunda yang juga menatapnya penasaran.

"Kami baik-baik aja."

Ayah kembali merangkul pundaknya dan menepuk lengannya dengan lembut. "Apapun pilihan kamu, Ayah dan Bunda akan selalu dukung. Yang penting kamu bahagia, begitupun Remy."

Sharma kembali tersenyum, merebahkan kepalanya di pundak Ayah. Ia pikir setelah kematian Bunda Randa, ia akan kehilangan kasih sayang seorang ayah. Tapi, Ayah Andra benar-benar memberikan kasih sayang dan perhatian layaknya seorang ayah, dari ia kecil hingga sampai ia memiliki seorang anak. Begitupun dengan Bunda Laras, mengisi posisi Bunda Randa.

"Lagi ngomongin apa nih?" Sean bergabung dengan mereka, memisahkan Ayah dan Sharma, berdiri di tengah-tengah merasak seraya merangul pundak mereka.

"Lagi ngomongin, kapan tuh anak sulung Ayah dan Bunda move on?!" Bunda yang menyahut. Sharma dan Ayah tertawa.

"Iya nih. Keburu Abang dilangkahin Adek lagi nih," ujar Ayah dengan senyum menggoda menatap Sharma yang melotot.

CERPENTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang