Part 10
______Ada ayunan kayu di kolam renang tersebut. Kolam renang yang airnya hangat jadi tidak membuat Freya kepanasan saat merendam dua kakinya. Sosok Nevan berada di tepi lain, tapi saat melihat kehadirannya pria itu berenang mendekat membuatnya berdebar tidak karuan.
Bahkan saat Nevan kini berada di hadapannya membuatnya sedikit gemetar, ia membuang pandangannya. Seraya mencengkeram erat tali ayunan.
"Kamu gak mau berenang?"
Freya dengan berani kembali menatap Nevan. Lalu menggeleng pelan. "Udah malem," alasannya saja. Padahal ia sangat ingin, tapi entah kenapa merasa malu karena berenang bersama Nevam.
"Airnya hangat kok," bujuk Nevan.
Freya menatap ragu Nevan, tapi kemudian melepaskan pegangannya dari tali ayunan kemudian langsung menceburkan badannya ke kolam sehingga dress berwarna putih yang ia gunakan basah dan tersingkap hingga ke perutnya membuatnya buru-buru menurunkannya. Wajahnya memanas. Bukan karena efek airnya yang hangat.
"Yakin, mau berenang pake dress?" tanya Nevan dengan senyum geli.
"Nanti masuk angin." Freya mencebikkan bibirnya seraya menyilangkan tangannya di depan dada agar branya tak nampak.
Nevan hanya tertawa pelan lalu membalik badan kemudian kembali berenang ke tepi lain, tepatnya ke arah pemandangan laut dan pegunungan. Banyaknya bintang bertebaran membuat langit begitu indah di malam hari tersebut.
Nevan bertopang di tepi kolam, ia menoleh saat Freya kini berada di sebelahnya, menegakkan kepala seraya mengusap rambutnya yang kini basah. Nafas wanita itu tersengal-sengal karena berenang, padahal baru saja melakukannya.
"Kamu jarang berenang makanya ngos-ngosan."
"Gimana mau berenang kalau tiap hari di rumah sakit mulu," balas Freya agak sinis. Kalau ada waktu istirahat, tentunya ia gunakan untuk tidur daripada berenang.
Nevan memandangnya lekat membuatnya merona malu.
"Ah ... kayaknya berenang pakai dress bukan pilihan yang tepat," ujar Freya tanpa membalas tatapan Nevan segera melepas dress yang melekat di tubuhnya sehingga menyisakan pakaian dalam saja. Menaruh dress tersebut di tepi kolam. Ia segera berenang ke lain arah. Lalu menumpukan lengannya di tepi kolam dan mengatur nafasnya.
Ia tersentak saat tubuhnya diputar hingga menghadap ke Nevan. Pria itu memeluk pinggangnya hingga ia mengalunkan tangannya di leher pria itu.
Bibir mereka pun bertemu.
Ciuman Nevan masih sama seperti dulu. Pelan dan begitu lembut.
Dulu, ketika pertama kali Nevan menciumnya, ia begitu marah dan mendiamkan Nevan selama beberapa hari.
Kemudian setelah itu jika Nevan ingin menciumnya, pria itu akan meminta izin lebih dulu yang entah kenapa membuat Freya malu sendiri. Dulu Freya selalu terpaksa karena belum menyadari perasaannya.
Sekarang, ia dengan senang hati membalas ciuman Nevan yang membuat pria itu tentunya agak heran, tapi menikmati.
Bahkan Freya agak agresif. Kini memanjat di tubuh Nevan. Melingkarkan kakinya di pinggang Nevan dan beralih memeluk pundak Nevan.
Ciuman mereka terlepas setelah butuh pasokan udara. Tatapan keduanya bertemu, tapi kemudian Freya menyembunyikan wajahnya di pundak Nevan membuat Nevan tersenyum geli.
"Biasanya kalau dicium, diam doang," sindiran Nevan membuat Freya mencebikkan bibirnya dan tidak lupa mencubit pundak pria itu. Nevan kini tergelak dan membawa Freya ke tepian.
KAMU SEDANG MEMBACA
CERPEN
Short StoryKumpulan beberapa cerita..... LIST : ⬇️ 1. CERPEN : CITRA✔️ 2. CERPEN : ODIT✔️ 3. CERPEN : AURORA✔️ 4. CERPEN : FREYA✔️ 5. CERPEN : KALEA✔️ 6. CERPEN : UNA✔️ 7. CERPEN : SHARMA✔️ Copyright ©2021 NanasManis