CERPEN : KALEA

3K 412 84
                                    

Part 8
_____

Kalea memekik saat kakinya ditabrak oleh mobil bocah yang paling dibencinya di muka bumi ini. Bocah itu mendongak secara perlahan kemudian menangis.

Belum kena marah, tapi sudah nangis?!

Lemah!

"Heh!! Lo sengaja kan nabrak gue?!!" bentak Kalea seraya menendang mobil yang ditumpangi Kanya. Suara tangis Kanya makin menggelegar. Tante Feby yang menggendong Kanaka beringsut mendekat.

"Astaga ini kenapa?"

"Ka-kanya gak sengaja nabrak Kak Lea." Suara Desya mencicit yang tadi bermain bersama Kanya.

"Jangan panggil gue kakak! Gue bukan kakak lo!!" teriak Kalea semakin emosi membuat Desya tersentak dan matanya kini mulai berkaca-kaca.

Tante Feby menyuruh Desya untuk menggendong Kanaka yang ikut menangis. Lalu beralih menggendong Kanya yang masih senantiasa menangis.

"Kalea, Kanya gak sengaja. Dia baru belajar bawa mobil-mobilan ini. Maafin Kanya, ya?" ujar Tante Feby lembut.

"Oh mau bilang baru dibeliin mobil-mobilan ini?!" balas Kalea sengit kembali menendang mobil untuk anak kecil tersebut. Baru melihatnya, berarti masih baru.

"Kanya kenapa nangis?" tegur Ayah yang menghampiri mereka. Kanya menjulurkan kedua tangannya ingin digendong Ayah. Tangisnya semakin keras.

"Kamu apakan Kanya, Lea?" Nada suara Ayah tidak menghakimi ataupun marah. Seperti biasa tetap lembut, tapi tetap saja Kalea merasa diomeli. Ya, di mata Kalea, Ayah selalu salah!

"Dia nabrak aku, dia yang nangis sendiri!! Kok malah nyalahin aku?!"

"Gak ada yang salahin kamu, Lea. Kami cuma nanya kok," sahut Tante Feby yang membuat Kalea semakin menggeram kesal. 

"Tapi kalian seakan-akan menyudutkan aku!! Sialan!"

"Kalea!" tegur Ayah tegas. Kanya dikembalikan pada Tante Feby dan menyuruh mereka meninggalkan Ayah bersama Kalea.

Kalea masih berdiri di tempatnya, kedua tangannya tekepal kuat menatap Ayah datar.

Ayah menghela nafas kasar seraya mengusap wajahnya. Menatap lelah Kalea yang semakin hari, semakin tak ingin menerima kehadiran Tante Feby serta anak-anaknya.

"Ayah gak nyalahin kamu, apalagi Tante Feby. Kami nanya kamu baik-baik. Apa yang terjadi sampai buat Kanya menangis. Apa salahnya kamu jawab baik-baik juga," ujar Ayah lembut. "Mau sampai kapan kamu seperti ini, Nak?"

Kalea hanya diam, menatap lurus Ayah.

Ayah mendekati Kalea lalu berdiri di hadapannya. "Kalea, denger Ayah. Walaupun Ayah punya anak lagi dengan Tante Feby, bukan berarti Ayah lupain kamu, Mas Kala ataupun Kalee. Kalian tetep anak-anak Ayah. Ayah mohon sama kamu, Nak, maafin kesalahan Ayah ..."

"Ayah tau kesalahan Ayah?!" desis Kalea, menyela Ayah. Mengunci tatapan Ayah. Kini tatapan yang Kalea lemparkan, tatapan penuh kekecewaan. "Dari awal aku gak restuin hubungan Ayah dan Tante Feby! Dari awal aku protes!!! Tapi, Ayah gak denger aku sama sekali gak denger!!" teriak Kalea.

"Ayah pikir karena Mas Kala biarin Ayah nikah lagi, jadi Ayah dengan seenaknya nikah gitu aja?" Kalea menggeleng pelan. "Mas Kala kecewa, Ayah! Dia juga kecewa! Makanya dia gak tinggal di sini lagi!! Ayah tau!! Sangat tau anak Ayah itu yang pendiam dan gak banyak komentar!! Tapi di balik sikapnya itu, Mas Kala juga rasain kekecewaan yang sama dengan apa yang aku rasain! Dan Kalee pun begitu ..." Kalea berbisik di akhir kalimatnya.

"Ayah ngaku cinta!! Jatuh cinta sama perempuan itu!" Tangan Kalea menunjuk ke arah samping seakan menunjuk Tante Feby. Kedua mata Kalea mulai memerah dan berkaca-kaca. Kalea selalu mengungkapkan kekecewaannya pada Ayah, tapi kali ini berbeda.

CERPENTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang