CERPEN : ODIT

8K 797 18
                                    

Part 6

_____

Langkah Odit berhenti saat melihat kedatangan Ares. Keningnya mengernyit heran pada pria itu yang saat ini menghampirinya. Bukannya pria itu tidak ingin lagi berteman dengannya?

Kini pria itu berdiri di hadapannya, melirik koper pakaian yang berdiri di sebelahnya, kemudian mengamati penampilannya.

"Apa?" tegur Odit menghentikan Ares mengamati penampilannya. Tatapan pria itu kini terpusat pada wajahnya.

"Gue minta maaf soal sikap gue beberapa hari yang lalu."

"It's okay. Orang-orang yang gak kenal gue emang langsung percaya sama berita itu." Odit mengulas senyum tipis. Tidak masalah dengan sikap Ares yang mengira jika berita yang sempat beredar adalah benar. Ares tidak terlalu mengenal dan tau masa lalunya, tentunya akan mudah percaya dengan berita yang beredar. Pun Odit beranggapan jika itu hak Ares yang ingin percaya atau tidak. Meski ia menjelaskannya, tapi kalau Ares ingin percaya, tetap sia-sia, bukan?

"Em ... oke." Ares mengangguk pelan. Sebenarnya merasa malu harus bertemu dengan Odit karena terbawa suasana dan percaya begitu saja dengan berita tersebut. "Bye the way, lo mau ke mana?"

Odit hendak menjawab, tapi ia menoleh saat mendengar suara Zidny dari dalam rumah yang bercengkerama dengan salah seorang ART yang membawa koper milik Zidny. Putri kecilnya itu langsung menghampirinya dan memeluk pinggangnya.

"Mau pergi liburan." Odit menjawab pertanyaan Ares, seraya mengulas senyum.

Ares hendak bertanya lagi, k emana tujuan liburan Odit dan Zidny, tapi mobil yang baru masuk ke pekarangan rumah Odit membuatnya mengalihkan perhatian. Sosok Akram turun dari mobil tersebut. Zidny memekik riang melihat kehadiran Papinya dan mengungkapkan tidak sabar untuk tiba ke destinasi liburan mereka. Gadis kecil itu langsung berlari dan naik ke mobil.

Akram pun membantu ART menaikkan koper ke bagasi mobil.

"Res, gue pergi dulu  ya?" Ares pun kembali menatap Odit lalu mengangguk. Wanita itu melangkah menunju mobil, ke arah kursi depan penumpang. Pintu sudah di buka Akram. Kemudian di tutup setelah Odit masuk.

Sebelum Akram masuk ke balik kemudi, pria itu menyempatkan menatap Ares, kemudian tersenyum kecil. Lalu masuk. Mengemudi meninggalkan Ares yang hanya bisa berdiri mematung.

Dalam perjalanan menuju bandara, hanya suara Zidny yang terdengar. Sibuk memaparkan apa-apa saja yang ingin di lakukannya nanti saat tiba di tempat tujuan. Padahal, Odit bisa tebak jika putrinya itu nanti langsung tepar.

Ini adalah kali pertama mereka liburan bersama. Bertiga.

Adanya pertanyaan Zidny tentang 'berpisah' antara dirinya dan Akram juga berita yang sempat memperburuk namanya, serta kegiatannya yang sibuk selama peluncuran novel terbarunya. Odit mengajak Zidny berlibur saat Zidny libur sekolah. Awalnya hanya ada mereka berdua.

Padahal sudah jauh hari Akram meminta izin padanya akan mengajak Zidny liburan saat Zidny libur sekolah, tapi karena ia butuh refreshing, jadi ia mengungkapkan pada Akram biar liburan selanjutnya saja Zidny bersama Akram.

Yang pada akhirnya Akram mengusulkan jika mereka lebih baik liburan bersama.

"Zidny pernah nanya kan kenapa Papi dan Maminya gak pernah nginap bersama? Kamu gak mau Zidny makin curiga dan menarik kesimpulan sendiri, kan? Nanti dia kembali sedih." Apalagi Zidny pernah melihat mereka bertengkar. Meski Zidny tidak pernah menyinggung hal itu lagi, tapi tetap saja momen tersebut terpatri di kepala Zidny. Tidak ingin membuat Zidny berpikiran dan menyimpulkan jika hubungan orang tuanya tidak baik. Itu bisa saja membuat psikis Zidny tidak baik.

CERPENTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang