CERPEN : KALEA

2.9K 381 13
                                    

Part 9
_____

Kalea langsung ke kamar mandi setelah matanya terbuka. Muntah. Memuntahkan isi perutnya. Karena efek alkohol ia muntah, juga ...... mungkin masuk angin?

Kalea merasa meriang. Mungkin karena semalam berada di taman cukup lama. Tapi, ia merasa heran. Kalea bukanlah orang yang mudah sakit, apalagi jika terkena angin malam. Fisiknya kuat. Dalam beberapa tahun ini, ia belum pernah jatuh sakit. Ya ... kecuali kena pilek. Kalau kelelahan, ia akan terkena pilek, tapi hanya bertahan lima hari atau sampai seminggu.

Keluar dari kamar mandi, ia kembali merebahkan tubuhnya dan menyelimuti dirinya. Setelah melepas baju kaos hingga menyisakan bra sport yang ia pakaia. Tidur dengan nyaman, tak menghiraukan pukul berapa sekarang.

Hingga ia merasakan pundaknya ditepuk pelan, lalu keningnya diraba. Refleks ia hendak menangkap tangan itu, tapi lebih dulu tangan itu menangkapnya. Matanya terbuka lebar dan mendapati Kalandra yang menatapnya datar. "Argh!!! Mas Kala!!" Kalea berteriak saat Kalandra memelintir pergelangan tangannya.

"Oh. Gue kira lo sakit," sahut Kalandra datar dan tanpa rasa bersalah. Kalea mendengus kesal seraya menggerakkan pergelangan tangannya. Ia beringsut duduk seraya mengacak-acak rambutnya yang terasa gatal.

"Kayaknya gur beneran mau sakit, Mas," ujar Kalea seraya menggerakkan lehernya. Melakukan peregangan.

"Ya udah minum obat." Kemudian Kalandra berlalu keluar dari kamar tersebut. Kalea bangkit dari ranjang. Ia mengikuti Kalandra.

"Mas, gue pinjem baju lo, ya?" Mengikuti Kalandra hingga masuk ke kamar kakaknya itu. Tanpa mendengar persetujuan dari Kalandra, ia masuk ke ruang pakaian Kalandra dan memilih pakaian santai Kalandra. Merupakan kaos berwarna hitam dan celana pendek berkaret. Memilih mandi di kamar mandi Kalandra karena tau jika kamar mandi sebelah tidak ada peralatan mandinya. "Mas Kala!! Sikat gigi baru ada di mana?!"

"Di laci!" balas Kalandra teriak.

Tidak berapa lama Kalea selesai, keluar dari kamar seraya mengacak rambutnya yang sudah ia keringkan menggunakan hair dryer. Meski tidak sepenuhnya kering karena Kalea malas berlama-lama di dalam kamar mandi. Kamar kakaknya sepi. Ia pun memutuskan untuk turun ke lantai bawah.

Seperti halnya saat ia tinggal beberapa bulan yang lalu di rumah kakaknya tersebut, ia merasakan kedamaian. Sangat sunyi.

Di siang hari saja, ia jarang mendengar suara yang ribut, apalagi malam hari.

Malam?

Wow! Kalea tidur sangat lama bahkan seharian ini tidak makan.

Kalea terkejut luar biasa saat masuk ke area dapur dan menemukan sosok jangkung yang wajahnya begitu putih.

"Bocah kupret!!" Kalea memukul punggung Zian membuat Zian mengaduh sakit.

"Aaarrgghhh!! Apasih Le?!" teriak Zian kesal. Masker di seluruh wajahnya retak. Membuatnya semakin kesal.

"Ngapain lo di sini?!" Kalea berkacak pinggang menatap Zian.

"Gak ada ucapan terima kasih nih?" Ekspresi Zian kesal.

"Buat apa?!" tanya Kalea sengit.

"Soal semalam?" Zian kini tersenyum yang membuat Kalea jengkel.

Ya, tadi malam Zian membawanya pulang, tidak lupa mengajak Kalee. Tapi, Kalea tidak ingin pulang ke rumah Ayah, melainkan mengantarnya ke rumah Kalandra.

Kalea hanya diam, Zian pun memutuskan untuk membasuh wajahnya.

Kalea ke arah kulkas untuk mencari sesuatu untuk menjanggal perutnya. Menemukan apel. Matanya berbinar menatap kaleng bir di kulkas tersebut. Ia pun mengambilnya. Kemudian duduk di stool bar. Membuka tutup kaleng tersebut, hendak meneguknya, tapi seseorang merampasnya. Membuatnya melotot menatap Zian. Ia mengambil kembali, tapi Zian kembali merampasnya.

CERPENTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang