CERPEN : ODIT

8.2K 807 41
                                    

Part 8
_____

"Oma!!"

Zidny berseru setelah masuk ke dalam rumah, menyadari sosok Omanya yang menunggunya. Akhirnya setelah seminggu berlibur, Zidny pulang. Memeluk Omanya, ia kemudian beralih pada Opanya dan beceloteh, menceritakan liburannya bersama dengan orang tuanya.

Juga menceritakan jika melihat banyak monyet saat mengunjungi Monkey Forest Ubud.

"Di sana banyak temennya Uncle G." Zidny tergelak saat melihat pelototan adik Maminya tersebut. Gaga hendak balas mengejek Zidny, tapi orang tua bocah itu telah masuk. Pun, merasa segan pada Akram jika harus membalas Zidny.

"Ada oleh-oleh gak, Kak?" tanya Gaga pada Odit.

"Dih, emang kamu pesen oleh-oleh?" balas Odit seraya tertawa pelan membuat Gaga memutar bola mata malas.

Akram sendiri hendak pamit pada orang tua Odit, tapi Nana menahannya untuk makan malam.

Akram menatap Odit lebih dulu, tapi wanita itu hanya mengendikkan bahu tak acuh. Akhirnya Akram mengangguk mengiyakan. Nana menyuruhnya untuk beristirahat di dalam kamar tamu, tapi ia menolak. Memilih berbincang dengan Baba.

Sementara itu Zidny tengah sibuk mengeluarkan semua barang-barang yang ia beli dan pamer pada Gaga, di dalam kamar. Di sana juga ada Odit dan Nana.

"Selama liburan kamu sama Akram gak bertantem, kan?" Mendengar pertanyaan Nana membuat Odit menekuk wajahnya. Cemberut.

"Enggak. Kan udah janji."

"Siapa tau aja." Nana mengulum senyum, ia beralih mengamati Zidny yang dengan ceria duduk berhadapan dengan Gaga yang memasang gestur malas menanggapi celotehnya. Lalu kembali menatap Odit yang terpekur dengan ponsel dengan posisi terlentang di atas ranjang.

Melihat bagaimana tadi Akram dan Odit berinteraksi membuat Nana menduga ada hal yang baik terjadi di antara mereka. Akram yang menatap Odit saat ia menawarkan pada Akram agar tinggal untuk makan malam. Seolah Akram memberikan keputusan pada Odit, apakah pria itu harus tinggal atau tidak.

"Sesuatu yang baik terjadi selama liburan?" tanya Nana lembut. Membuat Odit mengalihka tatapan padanya.

"Iya. Namanya juga liburan, pastinya baik-baik dong." Lalu Odit berdehem saat menyadari senyum kecil Nana.

"Nana ikut seneng dengernya." Nana menepuk pelan pundaknya. "Apapun yang akan terjadi ke depannya, semua itu keputusan dari kamu. Nana maupun Baba gak akan ikut campur, seperti halnya saat kamu memutuskan berpisah dengan Akram."

"Kenapa Nana ngomong begitu?"

Nana mengendikkan bahu pelan. "Siapa tau aja dalam waktu dekat ini ada kabar gembira."

Sementara itu di ruang tengah Akram menikmati teh hangat bersama dengan Baba. Membagi cerita tentang Zidny yang begitu menikmati liburan seminggu ini. Juga keinginan Zidny untuk masuk kelas renang indah. Baba tentu mengangguk setuju, apapun yang terbaik untuk Zidny akan Baba dukung.

"Baba lihat hubungan kamu sama Canti sudah membaik." Baba berkomentar seperti halnya Nana menyadari sikap Akram dan Odit yang tidak seperti kemarin-kemarin.

Akram mengangguk pelan seraya tersenyum tipis. "Semua karena Nini."

"Dan kalau kamu ada rencana ajak Canti rujuk jangan cuma karena Nini, ya?"

Dada Akram berdentum tidak karuan. Baba memang mengucapkan dengan lembut, tapi sarat akan ketegasan.

"Baba restuin kalau Akram dan Cantika kembali bersama?" tanya Akram pelan-pelan.

CERPENTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang