Part 31

546 36 1
                                    

Satu hari telah berlalu dan rasa-rasanya kemarin adalah hari yang benar-benar sangat panjang untuk ku. Pasalnya baik mama, Dio dan Vina semuanya kompak mengabaikan kehadiran ku di rumah ini, padahal ketiganya tahu betul kalau waktu ku sudah tak banyak lagi untuk bersama mereka.

Untuk mengusir rasa hampa di hari ini, aku mencoba mempersiapkan segala persiapan untuk pemberangkatan besok, yang mana semuanya sudah aku persiapkan secara matang, baik segala keperluan ku seperti baju, tas, sepatu, skincare, transport maupun tempat tinggalku di sana.

Aku membaringkan tubuhku di kasur setelah menutup koper terakhir ku seusai memasukan barang yang mapir saja terlupa untuk aku bawa besok dan jika di itung-itung, total koper yang aku bawa besok berjumlah 3 buah. Btw, itu berlebihan banget gak sih kalo untuk sekerdar ngekost di luar kota, kalo iya bilang karna aku benar-benar awam sekali dengan hal begini.

Ku hembuskan nafas berat ku, membaringkan badan di kasur, mencoba mengistirahatkan badan serta pikiran ku yang anehnya semakin ku coba untuk mengistirahatkan diri, semakin keras juga otak ku berjalan tuk memecahkan masalah ini. Dan lagi-lagi aku sangat benci di saat situasi ini, dimana semuanya terasa buntu bagi ku, pasalnya ini adalah hal baru yang menimpa ku.

Jika saja aku bermasalah hanya dengan Dio atau Vina, maka kegelisahan dan hal-hal yang kini sedang memenuhi pikiran ku gak akan kejadian. Tanpa terasa memikirkan cara agar mama mau berbicara dengan ku kembali, membuat perut ku lapar sehingga aku memutuskan tuk keluar dari kamar menuju lantai bawah yakni dapur.

Sesampainya di sana, alangkah terkejutnya aku mengetahui di rumah ini sudah tak tersedia bahan-bahan makanan baik itu beras, daging sayur mayur dan lain nya.

Aku termatung sejenak, lagi-lagi menghembuskan nafas serasa mengingat hari dan sepertinya aku melupakan sesuatu kemarin, yakni jadwal belanja mingguan ku.

Pantas saja dapur ini terasa janggal sekali.

Entah mengapa setelah mengingat jadwal belanja ku yang terlewat, otak ku terasa muncul sebuah ide.

Kenapa aku gak buat makan malam spesial aja ya buat ambil hati mama, itung itung makan malam terakhir ku di rumah ini sebelum aku pergi ngekost. Lagian mereka pastinya gak akan nolak kalo aku yang masak, kan biasanya masakan ku tuh adalah bahan pemersatu bangsa kalo di rumah ini. Toh sambil ngerayain pesta syukuran yang kemarin yang gagal di buat oleh mama dan kedua adik ku. Kalo urusan makanan yang aku buat keluarga ku pasti gak bisa menolak.

Memikirkan hal itu membuat ku sangat semangat, akhirnya masalah yang berkecamuk sedari kemarin akhirnya menemukan jalan keluarnya.

Lagian kalo semisal aku pergi dan belum dapet izin atau restu dari mama, mana berani aku pergi meski itu adalah tanggung jawab ku. Kalaupun aku nekat pergi yang ada aku malah jadi kepikiran terus sama keluarga ku.

Yaudah lah dari pada aku diam di dapur terus dan gak bakal dapet apa-apa mending aku siap-siap lalu pergi cus ke supermarket yang bisa aku datangi.

Aku pun kembali ke kamar ku, berganti baju, mengambil dompet serta kunci mobil yang sebenarnya sudah ku hibahkan kepada Dio dan Vina, akan tetapi berhubung aku masih di sini ya aku meminjam nya dulu sebagai kendaraan ku tuk kesana kemari dikarenakan aku belum punya kendaraan pengganti hehe.

"Okey" Gumam ku dalam hati sesaat menatap pantulan diriku di cermin yang sebetulnya gak ada yang berubah sedikit pun hanya saja aku memakai cardigan rajut abis itu turun turun deh ke lantai bawah untuk pamit kepada mama.

Ku ketuk beberapa kali pintu kamar mama dan di dalam sana tak kunjung terdengar suara yang menyahuti ketukan ku, disisi lain aku gak bisa saja langsung masuk ke sana tanpa persetujuan mama akan tetapi jika dipikir-pikir itu sangat tidak sopan dan pada akhirnya aku lebih memilih pergi setelah menunggu sahutan selama 10 menit yang masi saja tak ku dengar sahutannya. Btw sebelumnya aku berkata seperti ini di balik pintu kamar mama "ma, kakak berangkat. Kalo mau nitip sesuatu di wa aja ya. Assalamualaikum" aku pun pergi setelahnya meninggalkan tempat itu menuju parkiran lalu pergi dari kawasan rumah ini.

BerondongTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang