"Teteh, kenapa si? Baru pulang udah manyun aja?" Goda mama saat aku baru saja masuk kedalam rumah, menghampirinya dan mencium punggung tangan nya.
"Kakak capek mah" ucapku yang membuat mama mengerutkan kening.
"Capek kenapa? Perasaan teteh gak pernah tuh sama mamah di suruh buat bantuin mama beres-beres rumah!" Seru mama yang ku ketahui kalo itu bukanlah seruan biasa, melainkan sebuah sindiran secara tidak langsung.
Ku hembuskan nafas berat ku dengan sekali hentakan, menggaruk kepala yang tak gatal dengan bingung untuk menanggapi mama dan bimbang secara bersamaan karena separuh ragaku meminta agar aku bercerita kepada mama tentang kejadian beberapa waktu lalu, namun aku juga mikir lagi takutnya mama bocor sama Vina yang bakalan nimbulin masalah di mana-mana.
"Aaaah" jerit ku frustasi dan tanpa sadar karena jeritan ku mama pun terperanjat kaget dan langsung mencubit lengan ku.
"Sakit ma" ringis ku.
"Kamu teh kenapa si teh? Lamun aya masalah teh carita sama mama, teu kudu di pendem sorangan iyeh!" Ucap mama dengan bahasa Sunda nya yang sedikit-sedikit aku mengerti.
Ya kalo di terjemahin mah 'kalo ada masalah itu cerita sama mamah, jangan di simpen sendiri'. Ah pinter gak aku terjemahin nya. Btw, ini kok rada melenceng si? Eh-eh ini mah harus di luruskan kalo udah begini. Aku bergeleng kepala saat mama menatap ku dengan tatapan intimidasi nya di mana ini sungguh membuat ku karna ujung bibir mama pun berkedut. Ah, apa maksudnya? Emang ada yang lucu ya?
"Cik atuh teh, carita sama mama. What happened, aya naon sama kamu teh?" Ucap mamah dramatis layaknya pelakon di film India yang sedang meminta penjelasan dari seseorang yang mereka cintai.
Aku melepaskan cekalan mama di pergelangan tangan ku "apaan si ma, udah ah kakak ngantuk!" Pamit ku lalu pergi meninggalkan mama yang sedang memanggil nama ku di tempatnya tadi. Maaf mah, untuk kali durhaka sedikit gak apa kali ya.
Nyaman sekali ketika aku sudah berada di dalam kamarku, merebahkan tubuh ini yang memiliki banyak sekali masalah dan merileksasikan kepalaku dengan menyium bau ruangan yang sangat aku senangi.
Mata ini sedikit demi sedikit mulai terpejam dan tak terasa dengan cepatnya aku sudah masuk kedalam labuan mimpi yang begitu manis dimana aku baru saja di ajak diner romantis oleh seseorang yang wajahnya tak bisa ku lihat karena di tutupi oleh topeng dan sepertinya bisa ku tebak kalo pria itu adalah pangeran ku. Mungkin, kan apa salah nya si jika kita berharap.
Suasana yang romantis dengan jamuan yang begitu sempurna membuat diriku mengulum senyuman dan tepat di saat kami berciuman entah mengapa ini terasa begitu beda, seperti sangat nyata hingga membuat mataku terbuka secara seketika.
Shit!
What the..
Bagaimana dia bisa masuk!
Sialan kau bocah...
AKAN KU BUNUH KAU!!
Tak henti-hentinya aku mengumpat dalam hati karena bocah ingusan yang sedang melumat bibir ku dengan memberikan gigitan-gigitan kecil setelah itu mencoba ingin menerobos masuk dalam mulut ku hingga kesadaran ku pun kembali dan ku dorong sekuat mungkin hingga dirinya terjatuh di lantai.
"Apa yang-" ucap aku terhenti karena sikap sigapnya yang langsung menarik tubuhku ke dalam pelukannya dengan mendaratkan ciuman lagi-lagi untuk menyumpal mulut ku.
Tatapannya begitu menusuk pada mataku, seolah-olah berbicara kepadaku untuk menurut kepadanya hingga aku terdiam dalam pikiran dan hati yang memiliki dua keputusan yang berbeda.
Egoku bersikukuh untuk melepaskan ciuman kami namun berbeda dengan hatiku yang berkata jangan dan nikmati saja. Ah, persetan dengan dosa-dosa, Shanin! Lagi-lagi aku pun mendorong tubuhnya hingga terjatuh di lantai.
"Lo apa-apaan si!" Sentak ku dengan emosi yang membuncah kepadanya.
"Jangan terlalu berisik!" Ucapnya menginterupsi ku agar tidak terlalu kencang saat berbicara.
"Ngapain Lo di sini?!" Tanya ku tegas saat dirinya lagi-lagi berjalan mendekatiku "jangan deket-deket, gue semprot mata Lo pake minyak wangi!" Ancam ku saat menyodorkan dua botol minyak yang ku taruh di atas meja rias untuk senjataku.
"Tenang, aku bisa jelasin" ucapnya lembut membuat aku semangkin takut dan tak percaya lagi pada dirinya.
"Jelasin apa? Lo mending pergi dari hadapan gue" sentak ku lagi.
"Aku bisa jelasin, kamu tenang dulu dan jangan berisik" ucap Elzan lagi-lagi dengan nada lembutnya.
"Oke, mau jelasin apa dan waktu Lo cuman lima menit dari sekarang"
"Sepuluh ya" tawarnya dan aku pun menggelengkan kepalaku cepat.
"Ya udah tiga menit" ancam ku yang membuat dirinya mengacak-acak rambut dengan frustasi.
"Oke, lima menit" pilihnya.
"Kedatangan aku di sini hanya untuk minta maaf sama kamu dan maaf barusan. Aku melakukan hal yang gak sopan kepada kamu lagi dan belum bisa menepati janji ku untuk tidak tergiur oleh bibir kamu yang begitu ma-"
"Intinya!" Ucapku, memotong perkataan nya yang belum beres.
"Jadi kedatangan ku hanya ingin meminta maaf sama kamu dan aku harap kamu ngasih kesempatan buat aku untuk ngewujudkan apa yang kamu katakan tadi. Tapi please, kamu mau ya jadi pacar aku?"
"Gak bisa, waktu Lo udah abis dan silahkan pergi!" Usir ku meski ini belum tepat lima menit dia berbicara.
Mataku menjelajah ke seisi ruangan dan di sanalah mungkin tempat munculnya bocah ingusan ini masuk, tapi masa ia dia masuk lewat balkon? Ah sabodo amat aku gak mau pikirin. Aku dorong aja dia dengan sekuat tenaga hingga ia sudah berada di balkon dan dengan cepat aku kunci pintu yang nyambungin antara kamar dan balkon.
"Meski kamu nolak aku dengan cara apapun, tetep aja aku gak akan gentar untuk mencoba naklukin kamu dan buat diri kamu jadi permaisuri di dalam hati aku! Kamu harus tau itu" ucapnya yang membuat hatiku menghangat.
Astaga, perasaan ini muncul lagi. Entah mengapa aku membalikan tubuh ku dan menatapnya seraya berkata "Emang gue pikirin!" Menutupi kaca dengan gorden dan kembali merebahkan tubuhku di atas kasur dengan perasaan yang tak karuan dan jantung yang sedang berdebar-debar.
Ya Tuhan, apa harus aku cek up ke dokter buat periksa kalo aku ini punya riwayat jantung atau bukan? Apa jangan-jangan ini yang di namakan jatuh cinta? Ah, apa kali! Masa ia suka sama bocil! NGAKK BANGET SHANIN!!!!
Bogor, 28 November 2018
Note: maaf-maaf untuk part gak jelas dan membuat kalian lama menunggu, pokoe hampura badag ya all😘
KAMU SEDANG MEMBACA
Berondong
RomanceTAMAT # R E V I S I # "Ada apa dengan jantungku ini. Kenapa yah setiap aku berada didekat dengan bocah ingusan itu, jantung ini seperti kehilangan ritmenya? Apa ini yang dinamakan cinta? Ahhh, buanglah pikiran burukmu itu Shanin. Ingat dia itu pange...