Part 37

337 20 1
                                    

Tepat di pukul dua belas aku dan atasan ku beres membahas schedule milik nya tuk satu minggu kedepan dan kini aku kembali ke meja ku tuk mengambil ponsel ku yang sepat ku tinggalkan tadi.

"Teh Shanin, ayo" ajak salah seorang pegawai di perusaan ini pada ku bernama Litta bersama beberapa gadis lainnya.

Aku mengangguk lalu menghampiri mereka, lalu kami pun pergi bersama menuju kantin.

Setelah mengambil makan masing-masing kami pun memutuskan tuk duduk di satu tempat yang sama.

Kami mulai melahap makanan kami masing-masing dengan tenang, akan tetapi salah satu diantara gadis yang duduk di meja kami mulai membuka suara.

"Pak Juna teh kasep pisan nya" seru salah seorang dengan bahasa sunda nya yang bisa di artikan 'pak Juna itu ganteng banget ya' dan tak lama ada salah seorang gadis lainnya menganggukan kepala.

"Iya bener ih, udah gitu teh baik pula" tambah gadis itu.

"Kalo teteh gak degdegan gitu sama pak Juna berduaan melulu?" tanya gadis lainnya pada ku.

Secara otomatis aku memberhentikan makan ku, menatap nya "nama kamu tuh siapa, aku lupa" seru ku.

"Euis teh" jawab nya.

"Aku si biasa aja" jawab ku.

"Seriusan teh?" tanya gadis lain yang belum aku hafal juga namanya.

"Iya serius" jawab ku enteng namun membuat mereka tak percaya "eh kenalan lagi dong, aku belum hafal nama kalian" ujar ku.

"Jadi teteh gak hafal nama kita?" tanya Litta.

"Hafal kamu aja, abis yang lain ngomong nya campur-campur aku agak pusing denger nya dan kamu beda sendiri jadi hafal nya kamu aja" jelas ku.

Salah seorang dari mereka ada yang menepuk jidat nya setelah mendengar ucapan ku.

"Si teteh ma jahat ih, pilih kasih" kata Euis.

"Tapi aku tau nama kamu, Euis kan" kata ku.

"Ya tau juga karna barusan Euis yang kasih tau" seru nya.

"Maaf atu kalo begitu" kataku.

"Yaudah ni ya teh dengerin, inget-inget. Yang ini namanya Rofiqah" gadis pertama berhijab yang di tunjuk oleh Litta.

"Yang ini Chika" menunjuk pada gadis berambut pendek.

"Ini Euis, awas kade pahili sama si Olin" seru Euis mengenalkan dirinya sendiri lalu menunjuk gadis yang rambutnya di ikat satu.

"Eh iya, kalian kok mirip" kata ku batu menyadari itu "kalian kembar?" tanya ku.

"Mana ada, beda bibit teh. Lagian cantikan Euis kemana-mana" kata Euis dengan percaya diri.

"Sok kitu ah, dimana-mana batur nu nilai lain na maneh sorangan" ujar Olin yang jika di artikan 'jangan suka begitu, dimana-mana orang lain yang nilai bukannya kamu sendiri'.

Aku tertawa melihat itu, tingkah mereka benar-benar mengingatkan ku pada dua sahabat ku.

Ponsel ku tiba-tiba begetar dan aku langsung membuka ponsel ku.

Seketika aku terdiam, menatap nomor yang sengaja tak ku simpan.

26 Februari 2023

+62 822 1336 ****:

Bisa ketemu sebentar?

1 Maret 2023

Hallo kamu, orang yang paling aku sayang.
Yah sayang banget pesan aku baru di baca pesan hari ini, padahal aku pengennya si ketemu langsung buat ucapin selamat tinggal. Lagian buru-buru banget si pergi dari rumah sakit waktu itu. Tapi gak papa, aku tau kok momen itu bakalan aneh banget buat kita yang masi ambigu dengan hubungan ini, padahal dari awal aku berharap banget jadi pacar kamu.
Sebelumnya aku mau bilang makasih dan maaf banget karna udah buat hubungan kamu sama Vina jadi kacau, jujur aku gak ada maksud apapun karna aku cuma berniat pengen ngutarain perasaan aku aja ke kamu walaupun timeing nya gak banget.
Kalo boleh jujur saat di rumah sakit aku seneng loh ketika kamu bisa jujur atas perasaan kamu ke aku di depan Vina tentunya, yang mana menurut aku itu adalah hadiah yang paling indah karna hari itu aku kebetilan ulang tahun. Ya minimal aku di nyanyiin lagu happy birthday kek!!
Ah tapi aku gak mau terlalu banyak basa basi, karna aku tau kamu orang yang gak suka basa basi. Jadi intinya gini, aku mau ucapin salamat tinggal ke kamu karna aku mau lanjutin studi aku di Us demi bisa nyaingin gelar kamu dan bangun usaha biar kamu di rumah aja gak usah kemana-mana buat jaga anak-anak kita nanti hehe. Tapi itu hanya hayalan aku, kalo mau di aaminin kayanya boleh banget supaya jadi kenyataan.
Dan yang ikhlas dong kalo nge-aamininnya.
Pokonya jaga diri kamu baik-baik, pastiin kamu gak kekurangan apapun dan kalo misal mau nelfon atau kabarin aku buat minta bantuan ya silahkan aja aku menunggu itu selagi aku bisa bantu. Aku titip ruang di hati kamu untuk aku ya, jangan biarin orang lain masuk karna aku pastiin aku bakal kembali buat kamu.
Bye kesayangan aku, Shanina Visca. Tunggu aku ya kalo boleh, gak akan lama kok dan aku pastiin ini akan cepat. Sampai ketemu nanti ya, love.

Aku terdiam membacanya, ntah aku harus menanggapinya seperti apa atas pesannya ini. Lama aku memandangi layar ponsel ku, Euis pun menyadarkan ku dengan menepuk lengan ku.

"Teh" panggil nya dan aku langsung menoleh ke padanya.

"Ya"

"Kenapa ngelamun?" Tanya nya.

"Nggak kok" ucap ku "udah pada beres makannga, yuk ke atas lagi" ajak ku.

Aku bangkit dari tempat ku namun Rofiqoh segera mencekal pergelangan tangan ku.

"Teh seriusan gak kenapa-napa" tanya nya.

"Iya gak kenapa-napa" jawab ku.

"Teteh kalo ada masalah boleh kok curhat ke kita, ya walaupun kita orang baru tapi kita bisa di percaya" ujar Olin.

Aku tersenyum menatap nya, kini aku pun menatap yang lain secara bergantian.

"Makasih karna kalian udah mau peduli sama, tapi maaf aku gak bisa kasih tau kalian masalah ini" kata ku.

"Yaudah teh, gak papa gak kasih tau tapi teteh harus bahagia terus ah. Sayang teteh teh cantik tapi mukanya di tekuk aja" ujar Litta.

Aku pun otomatis tersenyum lebar "kaya begini?"

"Itu si too much" seru Euis.

"Jiga maneh pan" seru Olin dengan bahasa sunda nya yang berarti 'Kaya kamu kan'

Aku tertawa menatap nya mereka, kini aku merasa sangat beruntung karna mendapatkan teman seperti mereka yang perhatian dan siap menghiburku di kala aku kalut seperti ini.

Yah terkadang hidup menyebalkan seperti ini ya, aku mencoba merelakan akan tetapi yang di relakan malah pergi secara mendadak, sangat tidak tertebak sekali ya. Shanina Visca.

28 Februari 2023

BerondongTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang