Part 40

497 22 0
                                    

Sudah lewat tiga bulan semejak pertemuan ku kembali dengan nya dan selepas hari itu hingga kini aku terus saja memikirkan sosok nya meski aku sendiri yang sudah mempertegas dengan tak memberinya kesempatan.

"Kak" panggil Shavina.

Aku terbangun dari lamunan ku yang entah menfapa akhir-akhir ini aku kerap kali melamun memukirkan apa yang tak sepantas nya aku pikirkan.

"Ya"

"Mikirin apa si?" Tanya nya.

"Mikirin kerjaan" jawab ku.

"Yah curhat" katanya mengejek ku.

"Oke jatah bulanan di cabut" kata ku mengancam.

"Jangan gitu lah kak, belum kerja kan aku. Nanti nongki gimana?" Katanya.

"Itu si dl" jawab ku enteng lalu memunggungi nya sambil memainkan ponsel ku.

"Teh" panggil Shavina lagi dan aku hanya berdehem.

"Dia kembali" katanya.

"Maksud kamu?" Tanya ku bingung mengenai siapa yang dia maksdu.

"Dia" katanya.

"Siapa?"

"Elzan" katanya.

Aku terdiam, apa bocah itu baru bertemu dengan adik ku akhir-akhir ini.

"Terus?"

"Yaudah si gitu aja"

"Yaudah" balas ku masa bodo, padahal aku udah lama ketemu sama dia.

"Ih kesel deh sama kakak, cuma gini doang reaksinya" kata Shavina.

"Terus kakak harus gimana?" Tanya ku balik padanya.

"Ya gimana kek kak" jawab nya ambigu.

"Apa nya yang mesti gimana Shavina?"

"Kepo kek gimana kek, tanya tentang dia gitu"

"Kepo gimana? Kakak gak ngerti deh, mau begimana pun dia kakak gak peduli" ujar ku.

"Yakin?" Tanya nya dan aku hanya mengangguk.

"Oke, hari ini kebetulan aku udah janjian sama dia. Dia mau kesini nemuin aku" ucap nya.

"Yaudah" balas ku acuh tak acuh.

Aku bangkit dari tempat ku lalu pergi dari sana menuju kamar. Sesampai nya di sana aku merasakan jantungku yang berdetak kencang saat Shavina berkata bahwa bocah itu akan berkunjung ke rumah kami hari ini.

Jujur aku uring-uringan, ini pertama kali dalam hidup ku sepanjang aku kembali ke rumah ini dari satu tahun lalu.

Apakah nanti aku harus keluar kamar? Atau lebih baik diam di kamar terus? Ah aku pusing saat ini.

Kenapa Shavina harus mengatakannya dengan mendadak!

Stop Shanin, jangan kegeeran, inget dia janjian nya sama Shavina dan bukan lo.

Oke, kini aku mencoba menenangkan diri, aku kembali memainkan ponsel ku. Membuka aplikasi chatting tuk memeriksa ponsel ku yang bergetar dan benar saja sebuah pesan masuk kedalam ponsel ku dari nomor yang tak ku kenal.

0851-5789-1011

Halo

Aku membaca pesan tersebut lalu aku mendesah saat melihat nomor asinh tanpa foto profil itu.

Palingan orang iseng. Batin ku.

Tak lama dari itu ponsel ku kembali berdering, menampilkan nomor Calvin-pacar Shavina dan aku mengangkat nya.

BerondongTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang