Masalah ku beres akan tetapi aku merasa egois karna pergi begitu saja tanpa mendengarkan cerita dari sudut pandang bocah itu dan tanggapan Shavina.
Dua hari pun berselang, aku kembali pada kehidupan baru ku sebagai karyawan kembali.
Kini aku sedang bersama atasan ku, membahas tentang schedule nya untuk minggu ini beserta bertukarpikiran tuk merancang strategi apa yanh baik untuk proyek yang kami ambil. Akan tetapi fokus ku entah kemana hingga atasan ku pun mulai menggiliki bebeberapa kali.
"Shanin"
"Shanin, are you okay?"
"Eh, iya pak. Maaf, tadi sampai man-"
"Melamun" katanya.
Aku terdiam hanya bisa merundukan kepala ku.
"C'mon Shanin, what wrong with you" seru nya.
"Saya benar-benar minta maaf pak" kata ku tak enak.
"Ada apa? Apa kamu mau cerita pada saya?" tanya nya dan aku masi diam di tempat menimbang-nimbang "ya barang kali saya bisa bantu masalah kamu, apa itu hal yang serius" sambung nya.
Aku masih terdiam, lalu menatap nya "tidak ada hal serius pak, hanya saja adik saya sedang sakit dan saya sedikit kepikiran dengan kondisinya" ungkap ku.
Dia mengangguk-anggukan kepala nyamengerti sambil memainkan jarinya lalu setelah itu menjentikan jarinya di hadapan ku yang membuat ku kaget.
"Apa kamu perlu cuti?" tanya nya.
Aku mata ku langsung membulat mendengar nya, lalu menatap nya sambil bergeleng kepala "tidak perlu pak, bapak gak lagi mau pecat saya kan?" tanya ku spontan.
Jelas, bagaimana tidak aku kerja di kantor ini belum satu bulan dan ia tiba-tiba saja menawarkan cuti kepada ku karna aku baru saja melakukan kesalahan, apa ini adalah cara pengusiran secara halus di dunia kerja.
Akan tetapi dia justru malah tertawa saat mendengar ucapan ku.
"Saya tidak akan pecat kamu kok Shanin, hanya saja saya takut jika kamu tak pulang dan melihat kondisi adik kamu nanti kamu akan terus bekerja seperti ini dan saya tidak akan membiarkan pekerjaan ini molor akibat kamu yang tak fokus" jelas nya "so, bagaimana dengan dua hari. Apa itu cukup?"
Aku buru-buru menolak ucapannya "tidak pak, terimakasih. Saya betul-betul meminta maaf karna hari ini saya kurang fokus dan mengenai cuti saya tidak akan ambil untuk saat ini karna kondisi adik saya pun tak mendesak" jelas ku.
"Oke kalo begitu, tapi saya ingin kita istirahat dulu sebentar ya tiga puluh menit lah untuk kamu bisa menjernihkan pikiran mu" katanya "silahkan kembali ke tempat" sambung nya menitah ku tuk keluar dari ruangan nya.
"Baik pak, terimakasih" jawab ku. Aku bangkit dari tempat ku, pergi keluar dari ruangannya menuju meja ku kembali tuk mencoba menjernihkan pikiran ku.
Ah, kenapa dengan dirimu Shanin. Batin ku dengan kedua tangan menggaruk kulit rambut ku yang tak gatal.
Ya, perhal sifat ku yang egois lagi-lagi aku jadi seperti ini.
Setelah itu aku meraih ponsel ku, mencari kontak mama tuk melakulan panggilan telepon dan tak berselang lama mama menjawab panggilan ku.
"Halo" katanya dari sebrang sana dan suara inilah yang bisa menengkan hatiku yang kacau seperti saat ini.
"Assalamualaikum ma" kata ku.
"Waalaikum salam, ada apa teh?" Tanya nya.
"Nggak ada apa-apa, kangen aja" jawab ku.
"Memang teteh gak kerja?"
KAMU SEDANG MEMBACA
Berondong
RomanceTAMAT # R E V I S I # "Ada apa dengan jantungku ini. Kenapa yah setiap aku berada didekat dengan bocah ingusan itu, jantung ini seperti kehilangan ritmenya? Apa ini yang dinamakan cinta? Ahhh, buanglah pikiran burukmu itu Shanin. Ingat dia itu pange...