Bab 31 : Pamit

12.1K 1.2K 32
                                    

Luqman, laki-laki pertama penoreh luka di hati Salwa itu tiba-tiba menghubunginya. Tepat ketika rumah tangganya mendadak dilanda gempa yang cukup kuat. Dia bahkan sempat berpikir yang tidak-tidak untuk beberapa saat sampai suara itu kembali terdengar dari seberang telepon.

"Jannah, aku mau menyampaikan sesuatu. Aku ingin menjelaskan semuanya sama kamu. Bisa kita ketemu?" ucap Luqman.

Salwa tidak habis pikir, setelah menghilang selama dua tahun, kenapa dia baru kembali sekarang? Menjelaskan apa? Menjelaskan bahwa dia memiliki anak dengan perempuan lain? Bahwa dia menyembunyikan kebusukannya dan hanya ingin mengambil kesucian Salwa? Pikiran-pikiran yang sebelumnya sudah dikubur Salwa kini kembali menyeruak dari sela-sela sel otaknya.

"Jannah, aku mohon. Ini semua salah paham." Luqman bersikeras dengan ucapannya. Hanya saja, apa yang dia bicarakan berbeda dengan apa yang ada di kepala Salwa sekarang.

***

Ternyata, Luqman sudah tahu bahwa Salwa menikah dengan seorang pilot. Seseorang yang entah kenapa bisa berkaitan dengan hidupnya pula.

Beberapa hari yang lalu, Fatih mendatangi Binar yang baru saja hendak memasuki mobil bersama Luqman, setibanya mereka di Bandung. Fatih sengaja meminta izin pada kapten yang bertugas untuk bisa menghampiri mereka. Setengah jam lagi, dia harus menerbangkan pesawat ke Batam.

"Siapa dia?" tanya Fatih dengan wajahnya yang mengeras.

Binar tidak langsung menjawab. Dia memandangi Safa yang ada dalam gendongannya, lalu menatap Luqman.

"Siapa anak ini? Siapa laki-laki itu, Binar?!" Kini, lelaki berseragam pilot itu mulai kehilangan kendali. Suaranya yang lantang menjadi perhatian orang-orang.

"Al, aku---"

"Anda siapa?" potong Luqman setelah berjalan memutar dari sisi lain mobil dan mendekati mereka.

"Anda yang siapa!" Urat-urat di leher Fatih bermunculan. Napasnya yang tersengal, jelas menandakan betapa amarahnya begitu besar.

"Kita selesaikan di tempat lain. Harap menghargai seragam yang Anda kenakan." Luqman segera membimbing Binar memasuki mobil lalu menutup pintunya. Sebelum meninggalkan Fatih, dia memberikan kartu namanya. "Silakan hubungi saya ketika Anda sudah bebas tugas," tambahnya.

Luqman tahu siapa Fatih. Tidak hanya sebatas mantan kekasih Binar, tapi juga suami dari perempuan yang dulu dicintainya.

Beberapa hari setelah menemukan Salwa di bandara yang kemudian meninggalkannya bersama seorang laki-laki, Luqman segera menyuruh orangnya untuk mencari tahu. Siapa, di mana, dan kapan mereka menikah. Mulanya, dia benar-benar ingin merebut kembali cintanya. Perempuan yang mencuri hatinya beberapa tahun silam.

Namun, setelah menyusun rencana dengan begitu baik, nyatanya semua menjadi sia-sia saat menyadari bahwa hatinya sudah tidak lagi untuk perempuan bermata bening dan bulan sabit itu. Sebaliknya, dia malah tidak bisa melihat perempuan yang sudah bersamanya selama satu tahun lebih membersamai keterpurukannya. Ya, perempuan itu adalah Binar. Perempuan yang datang kepadanya untuk meminta pekerjaan apa pun selain menjadi simpanan. Perempuan yang kabur meninggalkan kekasihnya karena kasus korupsi yang menimpa orang tuanya. Perempuan yang setiap detik berusaha keras menjaga cintanya, tapi juga berusaha merelakannya di saat bersamaan.

Bodoh. Itulah kesimpulan Luqman saat mengetahui lembar demi lembar kehidupan masa lalu pengasuh bayinya. Mana ada orang yang merelakan dan menjaga cinta di saat bersamaan. Hal mustahil macam apa yang sebenarnya dilakukan Binar? Begitulah pikirnya, dulu. Sampai akhirnya Luqman tersadar, bahwa apa yang dia rasakan selama ini hanyalah sebuah obsesi semata, akibat kecemburuannya pada sang adik, Firman.

Kilometer Cinta [Complete] ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang